Siapapun mungkin akan terkecoh dengan sikap Elia. Dia seperti tak punya luka dalam. Elia sekarang sedang mengiris buah pir dan Theria mengamati ekspresinya, "Jarang pakai pisau?" tanyanya dengan nada mengevaluasi tapi tidak sampai menghakimi.
Elia meringis, lalu menyahut, "Hanya ketika aku ingin membelah buah saja."
Dia berkonsentrasi penuh pada buah pir dan gerakan pisau di tangannya.
"Kau harus berlatih," kata Theria sengaja mengatakannya dengan tekanan sumbang. Hal itu membuat Elia mengeryit, dia mengira salah dengar.
"Berlatih apa? mengiris buah?"
Elia sempat berpikir Theria memberinya sinyal untuk melatih kemampuan bela diri atau semacamnya untuk menghadapi monster yang disebutkannya. Siapa yang bisa melupakan tekad membunuh orang dalam waktu singkat? dan mungkin saja Theria melihat aku tidak akan mampu melakukannya saat ini dan bisa melakukannya kalau berlatih.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com