Suasana di sana mendadak hening. Keadaan sekitar seketika diliputi oleh aura pembunuhan yang sangat kental. Lima orang bertopeng merasakan telapak kakinya sudah dingin. Dingin seperti direndam di dalam air.
Tubuh mereka pun segera bergetar ketika memandang bola mata Pendekar Pedang Awan Kelabu. Kelima orang itu merasa bahwa dibalik bola mata tersebut ada suatu ancaman tersendiri.
"Apakah kalian menginginkan semua peti mati ini?" tanyanya dengan dingin.
"Y-ya …" jawab salah satu orang bertopeng dengan gugup.
"Hemm, boleh saja. Asalkan kalian bisa bertahan dari semua seranganku!"
Pendekar Pedang Awan Kelabu ternyata langsung bicara ke inti. Rupanya ke orang lain pun, dia tidak suka basa-basi. Dan pada saat berkata demikian, nada suaranya menjadi semakin dingin. Hawa pembunuh yang terpancar keluar dari tubuhnya juga bertambah kental.
"Ka-kau … apakah … apakah kau Pendekar Pedang Awan Kelabu?" tanya orang itu dengan bibir sedikit bergetar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com