Raka tidak tahu. Dia benar-benar asing dengan tempat yang sekarang dipijaknya itu. Selain karena baru pertama, pemuda itu juga merasakan bahwa tempat tersebut mempunyai hawa tersendiri.
Entah itu dikarenakan di sana adalah tempat keramat, ataukah karena ada alasan lain lagi.
Yang pasti, dirinya benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda.
Kepalanya mendadak menengadah ke atas. Bukan sabit yang tadi muncul, sekarang hanya terlihat separuhnya saja. Bintang-bintang masih berkelip. Tetapi sesaat kemudian awan kelabu mulai menggulung angkasa.
Koakk!!! Koakk!!!
Burung gagak tiba-tiba berbunyi nyaring. Suaranya memecahkan kesunyian di kegelapan malam. Disusul kemudian dengan suara jangkrik di balik semak-semak.
Jika berada di tempat lain, suara-suara binatang itu pasti terdengar merdu dan menambah hangat suasana.
Namun di tempat ini beda lagi.
Semua suara yang terdengar bukan menambah kehangatan. Melainkan menambah keseraman. Bulu kuduk Raka terasa berdiri sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com