webnovel

Akankah Kakak Bercerai Dengannya?

Editor: Wave Literature

"Setelah membaca begitu banyak naskah, apakah kamu akan bergabung menjadi pemeran dalam drama tanpa bantuan dariku?"

Huo Zixing turun dari lantai dua dengan puntung rokok di mulutnya.

"Pergi habiskan waktu luangmu sana. Lebih baik kamu mengisi kebosanan dengan bermain-main perempuan. Sungguh menjengkelkan melihat kamu di sini."

Sudut mata Yan Jinyi bahkan terlalu malas untuk melirik Huo Zixing. Dia masih tetap membaca naskahnya dengan sangat serius.

Semua naskah yang diajukan padanya memang sangat bagus, apalagi sutradara dan tim produksinya sudah berpengalaman menggarap banyak drama dan film. Tapi, dia sekarang tidak cocok untuk menerima tawaran sejenis ini. 

Yan Jinyi dapat memilih naskah mana yang cocok untuk dirinya sendiri. Yang paling utama, dari semua naskah ini, tidak ada satu pun yang dia sukai meskipun memiliki jalan cerita yang cukup bagus.

Dia menutup naskah dan mengaitkan jarinya ke Huo Zixing.

Huo Zixing tanpa sadar melirik kemoceng yang diletakkan di atas meja kopi dan melangkah mundur. "Apa yang akan kamu lakukan?"

Yan Jinyi mengangkat alisnya saat melihat Huo Zixing ketakutan, seperti wanita muda yang sudah menikah dan sangat ketakutan disentuh laki-laki lain. "Ayo duduk, tidak bisakah aku memakanmu?'

Entah dia bisa dimakan atau tidak, yang pasti iblis seperti Yan Jinyi bisa membunuhnya.

Sejak kepribadian Yan Jinyi ini berubah akhir-akhir ini, Huo Zixing seketika merasa tersiksa karena menderita psikastenia (jenis penyakit mental di mana pasien sering merasa tidak aman, kurang percaya diri, ragu-ragu, memiliki ketakutan khusus terhadap hal-hal tertentu, dan tidak dapat mengendalikan diri).

Beberapa hari ini, Huo Zixing sangat berharap semua keluarga dan saudara-saudaranya dapat secepatnya kembali. Dia sudah tidak tahan lagi menghadapi kakak ipar keduanya ini. 

Mulut wanita itu memang menyuruhnya pergi bermain-main dengan perempuan, tapi jika dia sungguhan melakukannya…

Huo Zixing bergidik ngeri. "Ada... ada apa kamu bilang begitu? Aku memang punya janji dengan seorang teman untuk bermain bersama."

Yan Jinyi saat ini sedang dalam suasana hati yang bagus dan sangat bersemangat dalam mendalami naskah. Dia juga tidak mau repot-repot membuat Huo Zixing dalam kesulitan. "Menurutmu, jika ingin memainkan drama yang kita suka, tidak ada cara selain mencari naskah mana yang cocok dengan diri kita agar kemampuan akting kita tidak dipandang rendah oleh orang lain."

Seorang Yan Jinyi ternyata juga takut dipandang rendah? Ya Tuhan, orang-orang yang tidak dipandang rendah oleh wanita ini harus bersyukur!

"Apa kamu tuli? Aku melihat anjing husky bagus yang dibesarkan oleh penjaga keamanan di area vila depan rumah kita. Anjing jenis itu memiliki telinga yang sensitif. Bagaimana kalau aku potong saja telinganya dan memasangkannya ke telingamu?"

Huo Zixing tanpa sadar langsung gemetar saat membayangkan dirinya memiliki dua telinga anjing.

"Kamu harus menginvestasikan sendiri. Ketika kamu berinvestasi sendiri pada proyek pembuatan drama, kamu akan menjadi bos besar, dan semua orang akan menuruti apapun yang kamu katakan selama proses syuting. Tapi…" Huo Zixing tersenyum mengejek, dengan tangan bersedekap di depan dada. "Apakah kamu punya uang untuk diinvestasikan? Bahkan, meskipun kamu juga bisa meminta bantuanku, seluruh tabunganku masih belum bisa memadai untuk berinvestasi pada proyek pembuatan sebuah drama atau film.

"Aku tidak punya uang, bukankah kakak keduamu memiliki banyak uang?" Yan Jinyi bertanya sambil tersenyum.

Yang benar saja!

Apakah Yan Jinyi sungguhan berencana melakukan investasi sendiri?

Apalagi menggunakan uang Kakak Kedua?

"Bukankah kamu dulu pernah bersumpah dengan bersungguh-sungguh bahwa kamu tidak akan pernah menggunakan uang Kakak? Yah, bagaimana bisa kamu melupakan kata-kata yang sudah kamu ucapkan secepat ini?"

Yan Jinyi tidak kesal, dia justru menatap langsung ke mata Huo Zixing. Mereka saling memandang satu sama lain.

Setelah waktu yang lama, dia menjawab dengan ekspresi yang benar-benar sadar, "Berani-beraninya kamu menganggap serius kata-kata yang pernah diucapkan seorang wanita. Apa kamu tidak takut mati?"

"..."

Kenapa jadi dia yang disalahkan…

"Tidak ada gunanya kamu ada di sini. Pergi sana, jangan merusak pemandangan."

Huo Zixing berlagak begitu sombong dan menganggap bahwa hanya dirinya yang bisa membantu Yan Jinyi. Dia mengambil dompetnya dan mengeluarkan black card, kemudian dia menarik sudut bibirnya dengan angkuh. "Sebenarnya, kamu bisa menggunakan uangku. Aku tidak akan memintamu untuk mengembalikannya."

Dari awal, kakak keduanya memang sudah tidak menyukai Yan Jinyi. Kalau saja Yan Jinyi sungguh menghabiskan begitu banyak uang kakaknya untuk berinvestasi pada proyek pembuatan film, dan pada akhirnya film itu gagal hingga membuat semua uangnya hilang, bukankah kakak Huo Zixing akan semakin membencinya? 

Akankah Kakak menceraikan Yan Jinyi karena hal ini?

Saat memikirkan perceraian Yan Jinyi dari Huo Xishen, lalu Yan Jinyi akan meninggalkan Keluarga Huo, Huo Zixing tiba-tiba merasa gelisah di dalam hatinya.

Selesai sudah, dia pasti akan dianiaya oleh Yan Jinyi seperti biasanya. Wanita penuh kebencian seperti Yan Jinyi tidak akan mau melepaskannya begitu saja.

Begitu keluar dari rumah, Huo Zixing segera mengeluarkan ponselnya.

Di aula yang megah, seorang pria berwajah Asia sedang berjalan di antara kerumunan.

Dia mengenakan setelan jas hitam yang dirancang dengan baik dan berjalan dengan tangan dimasukkan ke saku celana. Dia memiliki sepasang kaki ramping, dan setiap langkah yang dia ambil akan menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Cahaya menyilaukan menyinari rambut hitamnya yang dipotong pendek, dan tulang hidungnya yang mancung membuat bayangan samar di wajahnya.

"Pria Asia ini sangat tampan!"

"Ya Tuhan! Dia sangat tampan, aku rela mengubah kewarganegaraanku demi dia!"

Huo Er Shao sekarang tampak seperti aktor figuran yang hanya mendapat peran kecil.

Próximo capítulo