Eunbi's POV
Tak terasa ini sudah akhir pekan dan hari ini aku tidak pergi latihan. Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya bahwa hari ini kami mendapatkan jatah libur. Biasanya kami hanya diberikan libur sekali dalam seminggu, namun karena mulai minggu depan kami akan pindah ke dorm, mereka memberikan kami libur selama 2 hari. Mungkin perusahaan ingin memberikan kami waktu untuk berkemas dan menikmati waktu bersama dengan keluarga.
Sebenarnya aku tidak mempunyai rencana untuk menghabiskan hari liburku. Aku juga tidak bisa mengajak Mingyu untuk pergi bermain karna ia harus latihan hari ini. Terlebih lagi besok adalah hari penilaian bulanannya.
Sepertinya aku hanya akan pergi berkeliling untuk mencari barang kebutuhan pribadiku yang perlu aku bawa ke dorm.
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Guru pun sudah keluar dari kelas kami. Aku bergegas menrapihkan buku-buku yang ada di mejaku.
"Yuna-yaaa" aku mencoba memanggil yuna yang berada di seberangku.
"Ooohh why" jawab Yuna yang sedang merapihkan barang-barangnya.
"Kau ingin makan bingsoo?" tanyaku
"Eunbi-ya, apakah kamu baru saja membaca pikiranku?" tanyanya balik padaku
"Tidak, why?"
"Aku baru saja ingin mengajakmu makan bingsoo dan tteokbokki" ujarnya
Aku terkekeh, "Baiklah, kalau begitu aku akan mengajak Yerin unnie, Eunbi dan juga Yewon"
Kami berdua berjalan menuju lorong sekolah sebelum akhirnya ada sebuah suara yang menginterupsi. Sebuah pesan masuk di handphoneku.
~Mingyu
Kau dimana?
~Eunbi
Aku di lorong sekolah.
Aku akan pergi makan bingsoo dengan Yuna dan yang lainnya.
Ada apa?
~Mingyu
Ah begitu. Tidak, tak apa. Selamat menikmati hari liburmu.
~Eunbi
Yap yap, semangat untuk latihan hari ini :)
~Mingyu
Yaps :)
~
Mingyu's POV
Tetesan keringat terasa di seluruh tubuhku. Entah sudah berapa lama aku berlatih hari ini. Kakiku sudah terasa sangat berat tapi aku masih belum ingin berhenti. Hingga akhirnya seseorang masuk ke ruangan dan mematikan suara musik.
"Mingyu-ya, berhentilah. Tubuhmu sudah terlalu lelah. Segeralah pulang, ini sudah larut malam" ucap seseorang.
"Oh Jeonghan hyung, pulanglah dulu. Aku akan berlatih sedikit lagi" jawabku sambil mengatur nafas dan menyeka keringat yang berkucuran di wajahku.
"Tidak, kau harus pulang sekarang. Kau harus beristirahat. Jika kau ingin berlatih lagi datanglah lebih pagi besok" ujarnya.
"Cepat kemasi barangmu. Aku tunggu kau di luar" ucapnya lagi sambil menutup pintu ruangan.
"Baiklah hyung" jawabku sambil menyandarkan diriku pada salah satu dinding ruangan.
Aku masih mengatur nafasku agar kembali normal dan menyeka seluruh keringat yang ada di tubuhku. Kulihat kakiku yang terlihat memar. Ku coba meluruskan kakiku dengan perlahan.
"Aish, kenapa nyerinya baru terasa sekarang" sesalku. Ya memang tadi beberapa kali aku sempat terjatuh, tapi aku tetap memaksakan diri untuk berlatih.
Setelah kurasa nyerinya sedikit berkurang, aku segera berkemas dan bergegas keluar sebelum dimarahi lagi oleh Jeonghan hyung.
~
Eunbi's POV
Hari ini setelah makan malam bersama keluarga aku mengepack barang-barang yang akan aku bawa ke dorm. Tak terasa kini sudah pukul 11 malam tapi aku masih berkutat dengan koper dan baju dan barang-barang yang harus aku bawa ke dorm. Aku melipat satu persatu baju yang akan kubawa dan memasukkannya ke dalam koper. Lalu aku beralih menata barang pribadiku seperti skincare, alat make up, peralatan mandi, buku, beberapa pasang sepatu dan tak lupa boneka kesayanganku.
Semua barang ini harus aku kirim besok ke dormku, agar aku tidak perlu membawa banyak barang minggu depan.
Sebuah notifikasi menginterupsi kegiatanku. Aku membuka aplikasi kakaotalk di ponselku. Dan benar saja, ada sebuah pesan dari Mingyu.
~Mingyu
Kau sudah tidur?
~Eunbi
Belum
Ada apa?
~Mingyu
Kau tidak sibuk?
~Eunbi
Tidak terlalu, aku hanya sedang memasukkan barang-barangku ke dalam koper.
Sedikit lagi selesai
~Mingyu
Bisakah kau keluar sebentar?
Aku ada di depan rumahmu.
(Aku mengernyit. Tidak biasanya dia seperti ini.)
~Eunbi
Okay, tunggu sebentar.
Aku segera mengambil hoodie lalu memakai sepatu dan bergegas menemuinya. Terlihat laki-laki itu sedang membelakangiku.
"Mingyu-ya" panggilku. Kulihat wajahnya yang lelah tapi dia tetap menunjukkan senyumannya.
"Ada apa? Kau baru pulang latihan? Kau terlihat lelah, kenapa kau tidak segera pulang ke rumah?" tanyaku dengan nada khawatir.
"Tak apa, aku hanya ingin bertemu denganmu saja" jawabnya dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya yang terlihat lelah.
"Kau ingin pergi ke taman?" tanyanya. Masih dengan senyum yang ada di wajahnya.
"Eungg" ucapku sambil menganggukkan kepalaku.
Kami berjalan menuju taman yang tidak jauh dari rumahku. Perlahan, aku memasukkan kedua tanganku ke dalam hoodie. Udara malam ini tidak terlalu dingin. Angin berhembus dengan santai. Ah, tidak terasa sebentar lagi akan memasuki musim gugur.
"Bagaimana latihanmu hari ini?" tanyaku sambil melihat ke arahnya.
"Tidak buruk. Hari ini aku melatih vokalku dan aku mendapat sedikit pujian dari vocal coach. Setelah itu aku melatih gerakan danceku, aku merasa akhir-akhir ini danceku semakin buruk" jawabnya dengan nada yang sedikit lesu.
"Berapa lama kau latihan dance?" tanyaku sambil menatapnya tajam. Aku yakin dia pasti berlatih tanpa henti selama berjam-jam.
"Entahlah, aku tidak ingat" ucapnya sambil mengangkat bahunya. Mencoba membuatku tidak khawatir.
Aku memperhatikannya ketika dia sedang berjalan. Dia terlihat seperti sedang menahan nyeri. Aku yakin dia sedang tidak baik-baik saja. Mataku kini terfokus pada kakinya yang terlihat tidak nyaman saat berjalan. Aku segera mengajaknya untuk duduk dikursi yang ada di taman. Mingyu duduk di sebelahku sambil menahan perih.
"Mingyu-ya, cepat buka sepatumu" ucapku sambil menatapnya tajam.
"Kakiku tak apa, ini hanya memar sedikit" elaknya .
Tanpa aba-aba, aku membuka kedua sepatunya "Aish, kau keras kepala sekali. Cepat luruskan kakimu"
Ia menuruti perintahku, meluruskan kakinya dengan perlahan. Tanganku mendekati pergelangan kakinya dan mencoba memegang bagian yang memar. "Apakah sakit?"
"Eumm, tidak terlalu" jawabnya sambil menahan perih
"Aish bukannya sudah kubilang jangan terlalu memaksakan dirimu. Jika kau terluka, kau kan jadi tidak bisa mengikuti tes besok. Akan sia-sia semua latihan yang telah kau lakukan"Aku berkata dengan kesal.
Dia terkekeh mendengar ocehanku. "Aku tak apa, beneran. Jika kau mengomel seperti itu memarku tidak akan sembuh."
Aku berdiri dan menatap Mingyu dengan kesal. "Tunggu disini"
"Kau mau kemana?" Tanyanya sambil mencegah tanganku.
"Kau tunggu disini, aku akan pergi membeli es dulu" jawabku
"Udahlah tidak usah, kau disini saja. Aku tidak apa-apa kok, kau tenang saja." Ucapnya sambil tetap menahanku.
"Aish, kau ini susah sekali dibilangi. Kau tunggu sini saja, jangan kemana-mana" ujarku sambil melepaskan tangannya dan segera berlari menuju minimarket terdekat untuk membeli es.