webnovel

4

***

Kakak terlihat semakin pucat, dan lebih sering mengurung diri di kamar.

bahkan tidak keluar seharian penuh.

Hikaru hanya diam di kamarnya dengan gelisah, bagaimanapun hanya kakaknya yang selalu menyayanginya.

hingga suatu waktu Hikaru beranjak ke kamarnya, dan kakaknya yang tengah membuka tasnya. tas yang membuat Hikaru bergidik setiap kali melihatnya.

"Hikaru?" sapa kakaknya.

kakaknya semakin memucat.

matanya memiliki kantung mata, dan tubuh kakak terlihat sangatlah kurus.

seperti orang sakit. terlihat lebih pucat, ketika malam hari. dan di sinari rembulan, mungkin bahkan lebih pucat daripada rembulan malam hari.

Hikaru mendekat, tidak mengerti.

"Kakak baik baik saja?" tanya Hikaru kecil, memiringkan kepalanya.

Kakaknya hanya terkekeh.

tertawa sendiri, untungnya malam itu, ibu dan ayah sudah tertidur pulas.

tidak ada suara apapun selain kakak.

kakak merasa sangat bebas.

"Semua gara gara mu Hikaru! jika jika saja kau tidak berusaha, maka aku tidak akan seperti ini. ini semua salahmu!" seru kakaknya merasa kacau.

memegangi kedua sisi kepalanya, dengan luka luka pukulan yang dapat terlihat jelas di sekujur tubuhnya.

Membekas. luka mengerikan.

"Kakak...terluka!" seru Hikaru khawatir, memegangi luka di kakinya.

Kakaknya tersenyum, menghempaskan Hikaru hingga terjatuh di lantai.

"Apa urusanmu? kau yang membuatku seperti ini, aku tidak bisa keluar dari sini, apa yang harus kulakukan?!" seru kakak nya, Hikaru menatap bingung.

hingga kakaknya mengeluarkan siletan, dengan wajahnya yang seperti menahan rasa sakit yang begitu menyiksanya.

Namun, Hikaru kecil tidak tau itu.

Menganggap kalau kakaknya menakutkan, menganggap kalau kakak nya terlihat seperti mayat hidup yang begitu mengerikan.

"Kau harus dihukum juga Hikaru.." seru kakaknya seraya tersenyum.

Hikaru segera bersembunyi di dalam lemari, dengan ketakutan, dan menutup mulutnya berusaha bersembunyi.

hingga tubuh kecilnya ditarik begitu saja dan dihempaskan di dekat jendela.

Hikaru meringis merasakan tubuh mungilnya menyentuh dinding, dan saat Hikaru membuka matanya.

di terangi oleh cahaya putih rembulan, Hikaru bisa melihatnya.

hanya kertas dan penghargaan kakak.

dengan cairan berwarna merah di atasnya, dan beberapa sudah hancur, dan bahkan berwarna merah darah.

Hikaru terdiam.

Apa yang sebenarnya terjadi-?

Kenapa kakaknya terlihat menderita-?

kenapa hanya darah yang selalu di lihatnya-?

Selalu warna merah anyir yang membuatnya muntah, membuat Hikaru tidak dapat menghirup udara segar.

Hikaru bahkan tidak mengerti, Kenapa Hikaru harus melihat semuanya-?

Kenapa Hikaru harus melihat kebohongan yang membuat kakaknya begitu menderita-?

Kenapa Hikaru harus merasakan semuanya, dan merasakan bahwa dirinya mulai berbohong sejak saat itu-?

***

Hikaru mulai berbohong.

bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa, padahal setiap malam Hikaru selalu ditarik kakaknya di dalam kamar, tepat saat rembulan penuh dan Hikaru bisa melihat kamar kakak yang lama kelamaan semakin berantakan, dan terlihat semakin berbau amis dimana mana, darah yang mengering dan baru memenuhi tempat dan ruangannya.

bahkan saat Hikaru berdiri diatas lantainya, Hikaru merasa mual, seolah seluruh darah memenuhi tempat ini.

Hikaru hanya selalu diam.

luka kecil yang akan selalu sembuh.

tidak akan membekas. tidak sama seperti luka kakaknya, yang kian hari semakin bertambah banyak.

Hikaru tidak mengetahui alasan di baliknya, Hikaru tidak mau tau. entah sejak kapan Hikaru takut pada kakaknya, takut pada kebenaran yang terasa akan sangat menyakitinya.

***

Hikaru merasakan hari-hari yang seolah seperti neraka.

setiap harinya.

Hikaru pulang sekolah, dan hanya diam dengan ekspresi wajah yang tanpa sedikitpun ekspresi, memegangi tas sekolahnya tanpa sedikitpun hasrat.

melihat kearah foto keluarga yang terpampang rapi di ruangan tamu, foto yang terlihat seperti mengejeknya.

Hikaru mengeleng lagi.

foto yang membuat Hikaru sadar, kalau kehidupan mereka penuh kebohongan.

Semakin lama Hikaru mengetahuinya.

semakin mengetahui dunia tempat Hikaru tinggali, tempat Hikaru hidup selama ini. dan Hikaru mulai terbiasa, dan bahkan membuat kebohongan.

Hikaru berbohong pada dirinya sendiri.

***

Próximo capítulo