***
"aku ingin bertemu dengannya" seru Hikaru tiba-tiba membuat Kazuya dengan tegas mengeleng, menolaknya.
"tidak!" seru Kazuya. Hikaru menatapnya dengan wajahnya yang datar. Mata yang mengharapkan sebuah kebenaran, kebenaran menyakitkan.
"kenapa-?", Kazuya lagi lagi diam.
"kau tidak boleh mengetahuinya!" tegas Kazuya lagi. membuat kemarahan muncul pada Hikaru, kenapa, kenapa harus dia yang tidak mengetahuinya-?
Hikaru seperti orang Bodoh yang tidak mengetahui apapun tentang dirinya.
Hikaru mengeratkan tangannya membuat Kazuya dengan cepat menahan tangannya, namun Hikaru dengan kasar menepisnya. Kazuya terdiam, melihat wajah Hikaru yang kini memandangnya dengan marah.
"kenapa? kenapa kau melakukan semuanya?! apa aku memang tidak pantas untuk mengetahui semuanya?!" seru Hikaru tersengal-sengal.
kemarahan yang menumpuk didalamnya. mendadak keluar, Kazuya balik menatapnya dengan kesal.
"lebih baik kau tidak tau apapun!", Hikaru mengenggam erat tangannya tidak mempedulikan darah yang perlahan keluar dari tangannya yang tertusuk infus. berdiri dari kasurnya, Hikaru sudah terlalu lelah hanya bisa berdiam diri. Hikaru bisa melakukannya, Hikaru juga bisa marah. Kazuya mendekat berusaha menahannya agar tidak beranjak dari kasurnya.
"kau harus duduk bodoh!" tegas Kazuya, sifat aslinya mendadak keluar.
membuat Hikaru tertawa. "Bodoh?, kau yang bodoh!". perempatan muncul di kepala Kazuya, wajahnya yang tanpa sebuah senyuman ramah yang biasanya selalu ditunjukkannya. entah kenapa, Hikaru lebih mengenalinya. Ingatan yang membayanginya yang perlahan mulai bermunculan, membuat rasa sakit namun Hikaru mengabaikannya.
"kau benar benar! selalu saja seperti ini!, kau tidak boleh bergerak bodoh!" seru Kazuya berusaha menahan tangannya Hikaru yang mulai berdarah, Hikaru tau kalau Kazuya menyayanginya. terlihat jelas Kazuya mengkhawatirkannya.
Brak!
Hikaru mendorong Kazuya hingga ke dinding dan menahannya dengan satu tangannya, Kazuya balik menatapnya tajam. Hikaru menatapnya dengan tatapan tajamnya, semuanya mendadak hening. hanya ada suara tetesan darah yang perlahan mengalir dari tangannya.
"Kenapa.. kau menyembunyikan semuanya Kazuya?" seru Hikaru.
Kazuya mengalihkan tatapannya dengan enggan ke arah lainnya.
"kau tidak perlu tau.." sifat cuek Kazuya, entah kenapa Hikaru mengenalinya.
"aku perlu tau!" seru Hikaru tegas.
Kazuya balik menatapnya dengan tatapan tajamnya, dan mendorong bahu Hikaru dengan kasar hingga sedikit mundur. menatapnya dengan wajah pemarah, dan beberapa kali tangannya yang mendorong kasar Hikaru.
"kau sudah baikan bodoh!, kau jangan coba-coba membuatku khawatir!" seru Kazuya. dengan cepat mengarahkan tangannya, Hikaru menyangka kalau Kazuya akan memukulinya namun Kazuya malah mengambil tangannya yang terluka dan mengobatinya seraya terus menerus mengoceh degan kasar.
"kau seharusnya tau kalau kau akan terluka dasar bodoh!" seru Kazuya, Hikaru hanya diam. tidak mengerti, tentang Kazuya. Kazuya yang terlihat begitu kasar, namun juga sangat baik.
Hikaru tidak mengerti apa yang harus dia percayai, apa yang harus di lakukan nya. semuanya terasa abu-abu.
Hikaru memukul bahu Kazuya. dan menunduk seraya mengusap kasar rambutnya merasa pusing dengan segala hal yang terjadi dan dipikirkannya, Hikaru tidak mengerti apa yang sebenarnya dilakukannya.
mendadak marah. tidak bisa mengendalikan kemarahannya seperti biasa, dan melimpahkan semuanya pada Kazuya yang hanya berusaha untuk membuatnya lebih baik. Astaga, Hikaru hampir kehilangan dirinya.
"kenapa?!"
"kau sudah gila?" ejek Kazuya kasar.
Hikaru hanya tertawa pelan, menunduk melihat ke arah tangannya yang berdarah akibat ulahnya sendiri. dia hampir menyakiti dirinya sendiri.
"Maaf Kazuya...tapi...aku ingin mengetahuinya tentang diriku sendiri" gumam Hikaru. Kazuya menghela nafas, melepaskan tangan Hikaru dan pergi dari sana. Hikaru hanya tersenyum tipis, lagi-lagi semuanya seperti ini.
sebelum perkataan Kazuya yang membuatnya terkejut, Hikaru melihat ke depan. Kazuya yang menunggunya.
dengan botol infus yang dibawakannya.
"bukankah kau mau menemuinya?"
Hikaru terdiam sejenak sebelum mengangguk, ternyata Kazuya mendengarkannya. Hikaru bangkit dari tempat tidur terburu-buru dan hampir terjatuh jika tidak dirangkul oleh Kazuya.
"kau seharusnya hati-hati bodoh!" seru Kazuya dengan nada kasarnya. Hikaru hanya tertawa, menertawakan dirinya yang terlihat begitu Bodoh karena terlalu senang. akhirnya Kazuya dapat mendengarkannya, Hikaru tersenyum lebar ke arah Kazuya disebelahnya.
"terimakasih Kazuya.." seru Hikaru dengan nada tulus. Hikaru bersyukur, Kazuya ada disisinya sebagai sahabat nya, Mungkin hanyalah kebohongan.
namun Hikaru tetap bersyukur. ada orang yang masih mempedulikannya.
"ck, menjijikan bodoh!" seru Kazuya yang dengan kasar mengeser Hikaru hingga hampir terjatuh jika tidak segera mengendalikan dirinya. Hikaru hanya menggerutu, setidaknya kami berdua nampak sebagai sepasang sahabat.
dan itu bukanlah kebohongan.
***
Kazuya mengurus rumah sakit, dan memamerkan sebuah kartu rumah sakit pada Hikaru dengan senyuman sinisnya.
"kau beruntung bodoh!" seru Kazuya membuat Hikaru tersenyum lebar.
"kau selalu saja memanggilku bodoh ya, dimana sifat ramah mu itu?" ejek Hikaru langsung pada Kazuya yang berjalan di sebelahnya. kami berdua berjalan ke rumah sakit yang tidak begitu jauh.
"kau kan memang Bodoh, dan lagi. aku sudah muak bersikap seperti itu, rasanya menjijikan sekali.." seru Kazuya dengan nada cuek, Hikaru hanya terkekeh. Kazuya menatapnya dalam diam, dengan wajah datarnya. Hikaru baru mengetahui sisi lain dari Kazuya, yang ternyata tidak suka tersenyum.
"kenapa?" sinis Kazuya tidak mengerti. Hikaru hanya terkekeh, mengusap kepalanya yang diperban, menatap ke arah kakinya yang melangkah.
"aku senang sekali... akhirnya aku bisa keluar, dan lagi... kita berdua terlihat sebagai sahabat bukan?" seru Hikaru seraya tersenyum lebar. Kazuya hanya diam, menampar wajah Hikaru hingga Hikaru memegangi wajahnya dengan kasihan. Kazuya menatap ke arah lain, menatap ke arah bunga yang perlahan mulai berguguran. meninggalkan pohonnya, dan terbawa oleh angin yang perlahan berhembus kencang.
"kau akhirnya tersenyum" gumam Kazuya yang dapat di dengarnya, Hikaru hanya tersenyum. mungkin karena akhirnya Hikaru menyadarinya kalau dia tidak sendirian lagi. ada Kazuya yang akan selalu bersama dengannya.
itulah yang membuatnya bahagia.
kebahagiaan kecil baginya. Hikaru hanya terkekeh, tanpa perkataan, mungkin Kazuya tidak menyadarinya.
betapa berharganya keberadaan seseorang. hingga seseorang itu selalu bersama dengannya. seseorang yang tanpa sadar ingin membuatmu bahagia.
"itu Karena kau Kazuya.., terimakasih" seru Hikaru seraya tersenyum tipis. dan angin yang perlahan berhembus membuat rambut Hikaru bergoyang pelan, rasanya begitu nyaman. sangat berbeda dengan hembusan yang biasanya yang terasa begitu sepi.
dan ini bukanlah sebuah kebohongan.
***