Melihat pamannya yang terbalut perban di kakinya, tidak tega dengan pria paruh baya itu. Sementara anaknya yang sibuk bermain game itu berlari ke kamar. Ia tentu akan menyimpan uang yang diberikan oleh sepupunya.
"Aku kerja ke kota, Paman. Maafkan aku yang pergi tidak ngasih kabar sebelumnya. Aku tahu aku sudah salah." Usman hanya bisa menunduk sambil meringis. Sudah siap jika pamannya memukulnya lagi.
Namun Kardi tidak memukul Usman seperti yang ia lakukan dulu. Karena keponakannya telah kembali, ia juga sudah merasa cukup senang. Tapi ia tidak mengutarakan kesenangannya dengan cara tersenyum atau memeluk pemuda di hadapannya. Ia lebih kepada bersikap dingin dan duduk kembali. Semua telah terjadi dan dirinya tidak tahu harus melakukan apa, pada keponakannya itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com