webnovel

Kenangan Lama

"May..... Mayang!!! Buka pintunya mayang!! Mayang... Buka pintunya!!" teriak ayah Dita sambil menggendong seorang bayi dimalam itu. "Kau gila ya... ngapain kau bawa anak bayi ini kesini? ini kau culik dari mana? "tanya mama dita yang bernama mayang itu. "ini anakku may... mulai hari ini anak ini akan tinggal disini juga dan kamu yang akan merawat dan membesarkan dia. jadi mau atau gak mau, kamu harus sayang dengan dia." kata Charles sambil memberikan bayi itu ke dalam pelukan mayang. " Ooh. jadi selama ini kau selingkuh? dan kau bawa anak hasil selingkuhanmu secara terang-tarangan ke sini? kau gila ya? kita bisa dianggap penculik sama tetangga!!" teriak mayang yang dibalas sebuah tamparan oleh suaminya itu. " jangan pernah sekali-kalinya kau anggap dia itu sebagai anak hasil dari perselingkuhan. selama ini aku udah sangat sabar dengan teriakanmu yang seakan kau lebih kuat dariku! jangan pancing aku untuk mengungkit masa lalu!! Kamu harus sadar siapa ka..."

"Dit... sayang.. bangun nak.. Sekolah..." teriakan Mama kesayangan dita membangunkan dita dari tidurnya. "iya maakk..." teriak dita yang ingin kembali tidur karena penasaran dengan lanjutan mimpinya. "udah jam setengah tujuh ini..."teriak mama dita kembali.

Dita segera bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi dan bersiap-siap.

" kenapa aku tiba- tiba mimpiin bapak ya? kenapa bapak bawa bayi? itu bayi siapa? apa maksud dari mimpi itu sebenarnya? apa aku harus ceritakan mengenai mimpi itu ke mamak? apa mamak sembunyiin sesuatu selama ini dari aku? bapak dimana ya sekarang?" begitu banyak pertanyaan muncul ke dalam benak dita. rasa bimbang dan khawatir memberikan keresahan dalam hati dita.

"Kamu gak apa-apa dit?" tanya mama memecahkan lamunan dita disaat sedang makan. "mmm, gak apa-apa mak, cuma gak enak badan aja. mungkin karena terlalu lama tidur." jawab dita sambil melanjutkan sarapan.

Suasana hening di dalam kelas membuat dita kembali teringat dengan kenangannya bersama ayahnya. Rasa rindu yang sangat dalam dan selama ini terpendam membuat dia semakin tidak bersemangat untuk melakukan apapun. sudah sepuluh tahun dita terpisah dari ayahnya. demi kebahagiaan ibunya, dita tidak pernah sekalipun untuk mengungkit sosok ayahnya kepada ibunya. memang benar kata kebanyakan orang, bagi seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertama mereka. begitupun bagi dita. walaupun ayahnya memiliki perlakuan buruk kepada ibunya, namun ayahnya sangatlah perhatian dan menyayangi dita. kasih sayang dari seorang ayah lah yang membuat dita tidak bisa menghilangkan rasa rindunya. namun perlakuan ayahnya ke mamanya membuat dita berpegang teguh untuk melupakan sosok ayah yang sangat dia sayangi itu.

..

Suara katak yang bersahut-sahutan malam itu menandakan bahwa hujan sudah berhenti.

Ketukan pintu kamar dan nada panggilan mamanya yang sangat khas saat memanggil namanya memecahkan lamunan dita atas kerinduan dirinya terhadap ayahnya. Mamanya pun membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

"PR kamu banyak dit?" tanya mama. "nggak kok mak. udah selesai juga."jawab dita sambil menoleh ke arah mamanya yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting. "gimana disekolah kamu yang sekarang dit?" tanya mama mencoba membuka percakapan dengan putrinya. "udah semakin membaik kok mak. mamak tenang aja, untuk kali ini aku gak akan buat masalah. aku janji sama mamak." jawab dita sambil meletakkan kepalanya diatas kepala mamanya.

"mak, aku waktu kecil gimana sih? aku nakal gak?" tanya Dita sambil meletakkan tangan ibunya keatas kepalanya seolah mengisyaratkan untuk dielus. "kamu itu dulu sangat manis dan lucu. kamu lembut, gampang ketawa, trus gak nangis pas digendong sama tetangga atau orang lain." kata mama yang mengerti isyarat dita yang ingin kelapanya dielus seperti dulu.

"udah lama ya mak, mamak gak elus kepalaku kayak gini." kata dita yang mengingatkan masa lalunya ke ibunya. "kamu tau nggak dit, mama itu dulu takut banget kalau kamu diculik orang atau ninggalin mama." kata ibunya menjawab perkataan dita.

dita terpaku melihat ibunya yang melanjutkan bernostalgia. dita kembal teringat dengan mimpinya. dia penasaran dengan bayi yang digendong dan diberikan oleh ayahnya kepada ibunya. Dita ingin memberitahu ibunya mengenai mimpinya itu, tapi dia takut ibunya terluka karena dia menyebut kembali kata ayah yang sudah sepuluh tahun tidak pernah terucap darinya.

..

"Pa, aku mau beli yang itu dong..."kata seorang gadis yang sepertinya lebih tua darinya. perlahan dita memperhatikan lelaki yang bersama gadis itu. Suara tawa ayah gadis itu seakan tidak asing bagi dita. Walau sudah lama tidak dia dengar, dia masih mengingat suara ayahnya.

"bapak... paaaakk..... bbaaaappaaaakkk....." teriak dita yang berusaha mengejar ayahnya. Tapi ayah dita tidak menghiraukan panggilan dita. Melihat dan mendengar tawa ayahnya yang sangat bahagia dengan gadis yang memanggil bapaknya dengan panggilan ayah itu, membuat dita merasa bahwa ayahnya sudah tidak peduli lagi dengannya dan bahkan sudah melupakannya.

"Pakkkk.... Baappaakkk..." teriak dita berharap ayahnya bisa mendengar teriakannya. Tetapi dita menyadari bahwa semakin dia mencoba mengejar dan menghampiri mereka, jarak mereka malah semakin menjauh.

"Kamu pikir aku tahan dengan omelan kamu setiap hari? kamu gak ada kerjaan lain selain menuntut, hah? aku diluar juga kerja, untuk kebutuhan keluarga ini.." Bentak ayah dita terhadap mamanya. "mana buktinya? kau bilang untuk keluarga ini? kau kerja untuk foya-foya dengan kawan-kawanmu dan selingkuhanmu. kau gak pernah kasih uangmu sepeserpun untukku ataupun keluarga ini." ucap mama dita sambil menangis berusaha melawan dan menyadarkan ayahnya dita. tapi tak disangka pukulan ayah dita kembali melayang ke mata sebelah kiri mayang. dita dengan samar mendengar pertengkarang kedua orang tuanya tapi pukulan ayahnya terhadap mamanya itu sangat terdengar jelas di telinganya. dita mencoba menutup rapat telinganya sambil menangis karena tidak ingin mendengar pertengkaran mereka. Dita merasa semua semakin gelap dan tersudut karena dia tidak bisa melakukan apapun selain menangis dan meringkuk.

"dit.. sayang.. bangun sanyang... ditaa.. banggun.." teriak ibunya sambil berusaha membangunkan dita. Tapi dita tidak kunjung sadar dan dia masih terhisak dan airnya masih mengalir dengan deras. ibu dita berusaha membangunkan dita sambil memeluk dan membaca doa kepada putri kesayangannya itu..

"dita.. banguunn..." kata ibunya sambil menggoncangkan badan dita dan berusaha terus membangunkan dita. dita pun tersadar dan bingung melihat ibunya yang terlihat sangat khawatir dengannya. dia juga merasa sesak seakan sudah menangis sepanjang malam.

"aku kok nangis mak?"tanya dita bingung karena dia tidak tahu alasan mengapa dia menangis. "kamu mimpi apa sayang, sampai kamu nangis terhisak begitu?" tanya ibunya menjelaskan keadaan dita dan penasaran dengan mimpi yang membuat dita bisa nangis seperti itu. Melihat reaksi dita yang kebingungan, mamanya paham bahwa dita tidak mengingat sama sekali tentang mimpinya. mamanya hanya bisa memeluk kembali dita.

Próximo capítulo