webnovel

169.) Mc sesat

Setibanya di rumah ku lihat lukanya Rin chan, lukanya terbungkus perban jadi ku lepas dulu perbanya.

"Aw kak sakit!" teriak Rin

"Katanya tidak perlu khawatir" ucap ku

"Aku bilang sensei terlalu khawatir, bukan tidak perlu khawatir" balas Rin

"Hmm" balas ku

.

Ku lihat sejenak, lalu ku kembalikan perbanya.

"Parah kah?" tanya Rin chan

"Kamu ini, sebenarnya tau tidak sih luka mu itu" kata ku

Rin chan menggelang.

"Luka mu parah, besok mungkin akan terjadi pembusukan lalu besoknya mungkin kaki mu akan di potong jika tidak di bawa ke rumah sakit" ucap ku menakut nakutinya

Rin chan kaget.

"Segera bawa aku ke rumah sakit kak ayo!" teriak Rin chan

"Jam segini dokternya sedang istirahat" balas ku

"Cari yang sedang tidak istirahat ayo kak, aku takut kaki ku di potong" ucap Rin chan sambil menteskan air mata

"Haha... Hmmm aku jadi merasa bersalah padanya" ucap ku

"Kaki mu tidak akan di potong, kan guru mu bilang ini luka luar jadi cepat sembuhnya, aku hanya bercanda tadi" ucap ku padanya

"Tidak akan membusuk?" tanyanya lagi

"Tidak selama tidak terkena air, jadi jangan kenakan air dulu" ucap ku

"Lah tapi besok ada kegiatan berenang kak" ucap Rin

"Ya izin dulu, kamu berjalan saja masih kesakitan begitu, nanti biar ibu yang memijat mu, sekarang ganti pakain dulu" suruh ku

"Aku naik ke atas?" tanya Rin

"Iyalah, ayo kakak bantu"

"Um"

.

Sampai di atas ku bantu Rin chan ganti pakaian, termasuk pakain dalamnya juga.

"Ayo ikut aku ke apotek" ajak ku

"Beli obat?" tanya Rin

"Iya beli obat, obat oles tepatnya agar luka mu cepat mengering"

"Baiklah"

..

Ku beli obat salep dan yogurt, sebab Rin chan mau itu.

Selanjutnya ke supermarket, Rin chan ku masukan ke keranjang sebab berat rin chan tidak sampai 30 kg sekarang.

"Mau beli apa?" tanya Rin chan

"Beli bahan bbq, mungkin daging sapi, sosis dan beberapa sayuran" balas ku

"Kita yang bbq?" tanya Rin

"Teman sekelas kakak, kamu tolong ambilkan daging itu 10 bungkus yang kemasan 1 kg, yang paha ya" suruh ku

"Oke"

Rin chan mengambilkan sementara aku memegangi troli agar tidak jatuh.

.

Beli 20 bungkus sosis tiap bungkus berisi 45 biji, ku beli yang rasa ayam dan sapi.

Selanjutnya ke sayuran, membeli paprika, daun selada, tomat, jagung manis dan pare jika ada yang suka.

.

"Totalnya 99,400 yen tuan"

Ku bayarkankan dengan uang 100 rb yen.

Kembalian 600 yen ku berikan pada Rin chan.

.

Sampai di rumah jam 1 siang.

Ibu sudah pulang duluan dari kami.

"Ibu" ucap Rin chan sambil berjalan dengan kesusahan

"Kamu kenapa sayang?" tanya ibu mendekat

"Jatuh di sekolah" balas Rin chan

"Tidak apa kan?"

"Tidak masalah ibu, paling hanya sedikit memar, ini ku belikan salep agar lukanya bisa mengering cepat" ucap ku lalu menyerahkan salep

"Kamu kenapa tidak sekolah juga" kata ibu sambil menerima salepnya

"Aku pusing tadi pagi, lalu tadi aku juga menserviskan mobil dan motor"

"Punya ibu juga kamu serviskan?" tanya ibu

"Iya bu" balas ku

"Habis berapa, biar ibu ganti"

"Habis cuma 10 rb yen" balas ku

Ibu menyerahkan uang 10 rb yen padaku.

"Tidak usah bu" ucap ku

"Ambil saja, ibu tidak mau kamu tolak terus jika ibu mau mengeluarkan uang"

"Hmm baiklah terimakasih jika begitu" ku terima uang itu

.

Jam 3 tepat paket ponsel baru Saki datang.

Ku tanda tangai penerima paketnya lalu ku buka di kamar ponselnya.

"Disainnya keren tapi kenapa coba ponsel sekarang kameranya banyak, kenapa tidak di buat satu tapi di maksimalkan, seperti kamera biasa contohnya" ucap ku

Ku telepon Saki.

"Saki kamu sudah sampai mana?" tanya ku

"Otw ke tempat servis, kamu mau bumbunya bbq nanti biar aku dan Akira yang buat, jangan suruh ibu" ucap Saki

"Kamu langsung pulang saja, servisnya bareng aku saja, sekalian beli motornya Akira"

"Ya sudah, aku pulang ini jadinya?"

"Yups"

.

Jam 3.20 Saki dan Akira sampai rumah.

Sebelum di parkir langsung ku ajak kembali keluar rumah, namun Akira di tinggal di rumah.

.

Di Daeler motor honda.

"Kamu bisa naik ini Haruka kun?" tanya Saki sambil menunjuk honda Gold wings

"Itu moge, aku bisa juga kayaknya" balas ku

"Beli juga yang ini" suruh Saki

"Kamu saja yang beli, no identitas ku sudah tercantum 3 kendaraan, jika ku tambah nanti pajak semuanya akan naik" balas ku

"Baiklah, pak aku beli motor yang ini, bisa langsung di bawa pulang" tanya Saki

"Jika mau beli ini anda harus menunggu paling tidak 2 bulan" balas salesnya

"Tenang tenang aku sudah terbiasa dengan ini" ucap Saki padaku karena ia tau, aku mau bergerak menyuapnya

"Pak anda tau siapa Haruka itu?" tanya Saki

"Saya tidak tau"

"Dia anaknya owner Honda, Haruka Shinomiya, jadi apa tidak bisa di berikan sekarang?" tanya Saki

Sales tadi terkejut.

"Sebentar akan saya panggilkan manager saya saja"

Sales itu pergi memanggil managernya.

"Anda mau beli Vario dan Gold Wings ini ya Haruka sama, silahkan langsung bawa pulang saja, saya menghubungi ke pusat, katanya anda punya wewenang kok untuk restock cepat saat beli di Daeler manapun, asal anda mendatangani dokumen ini, ah termasuk Saki sama juga" ucap manager menunjukan dokumen pembelian atas nama ku atau Saki

Ku tanda tangani, tapi Saki yang bayar.

12,3 juta yen habis untuk satu motor.

Ku suruh mereka mengantarkan ke rumah kami, tidak ada tambahan biaya sebab aturan Daeler ini jika pembelian di atas 1 juta yen mereka akan bersedia mengantar ke daerah sini sampai raidius 20 km dengan gratis.

.

Jam 3.45 ke tempat servis.

Jam 3,45 juga yang di rumah menerima motor yang baru datang, ibu yang menerimanya

Jam 4.20 kembali ke rumah.

Jam 4.30 teman teman sudah datang bersamaan.

Ku minta yang laki laki menyiapkan peralatan bbq sebanyak 2 tong itu, lalu arang yang masih ada sisa liburan kemarin saat keluarga ku bbq juga kami siapkan.

"Hinata tidak datang beneran?" tanya ku

"Tidak, adiknya belum sadar katanya, jadi ia harus stand by dengan ibunya terus" balas Ayumu

"Sudah doakan saja yang terbaik untuknya, nanti antarkan saja ke sana pakai ojek online" ucap Tadano

Ya sudah jika begitu, waktunya bbq saja.

Ku hidupkan speaker musik, lalu putar musik yang jedag jedug.

.

10 menit kemudian bakaran pertama matang, yaitu sosis dan beberapa sate sapi campur sayur.

"Biar ku antar untuk yang di dalam dulu" ucap Saki sambil membawa 1 piring penuh

"Oke" balas Tadakuni sambil terus mengipasi

.

Saki memberikannya pada ibu Akira dan Rin chan yang sedang duduk bersama di ruang keluarga.

"Ini ibu di makan, Rin chan jika mau tambah keluar saja bawa piringnya ya" ucap Saki

"Oke" balas Rin chan

"Akira, di makan juga ini" suruh Saki

"Baik Saki sama"

.

"Ini apa perlu nasi?" tanya ku

"Tidak usah, kamu beli sosis saja sampai 45 tumpuk begitu, orang makan sebungkus saja sudah kenyang kok" balas Chika

"Benar Haruka kun, ini sudah cukup" kata Akane

"Ya sudah jika begitu" balas ku

Jadinya aku tidak perlu pesan nasi di resto ku.

.

Jam 6.30 makan bersama dengan seorang dapat sepiring penuh sosis dan 4 tusuk daging dengan sayur.

"Baru pertama kali aku makan sosis sebanyak ini" ucap Tadakuni

"Habiskan saja, jika kurang ku belikan lagi" balas ku sambil makan

"Tidak kurang, tapi jika mau mendingan acara begini di rutinkan di rumah mu Haruka kun" ucap Tadakuni

"Asal yang keluar uang bukan aku terus aku tidak masalah sih"

"Jika yang keluar uang kami pasti jadi masalah, suer gak bohong" ucap Yoshitake

"Hahahaha" tertawa bersama sama

.

Jam 7.30 acara selesai, semuanya bantu bersih bersih dulu, lalu jam 8 malam semuanya baru pulang.

.

.

Kami berdua masuk ke rumah setelah teman kami pergi.

Mengerjakan pr adalah kegiatan berikutnya.

"Huh ini membuat ku bosan" ucap ku menidurkan kepala ku di meja belajar

Saki melihat hasil kerja ku.

"Sudah selesai baru bilang bosan" Saki berkomentar

"Rin chan apa sudah selesai?" tanya Akira, sebab ibu istirahat duluan

"Belum"

"Segera selesaikan sebelum jam 8 30 ya"

"Hm"

.

"Saki chan, pinjam ponsel mu" ucap ku

"Mau untuk apa?" tanya Saki

"Pijam yang Samsungnya"

"Oh ku kira yang satunya, ini pinjam saja, toh hanya ku gunakan untuk balas balasan pesan bisnis saja" ucap Saki

"Ku instal game ya?" tanya ku

"Instal saja, toh itu ponsel bersama"

"Oke"

Ku instal game pou untuk ku mainkan sekarang.

"Eh benar juga Saki chan berapa view video music Elfen lied?" tanya ku sambil memberi makan tai pou

"Ku lihat terkahir sih di angka 45 juta view, liriknya yang seram dan nadanya yang unik serta penikmatnya tidak dari Jepang saja membuat lagu ini viral sepertinya" balas Saki

"Berapa Subs kita?" tanya ku lagi

Sebentar ku lihat.

Saki melihat di akun yt kami di ponselnya.

"54 Juta subs, pertama di Jepang dan nomo 34 di dunia" balas Saki

"Bukannya lagu mu Mirai nikki itu bisa kamu uplod juga sekarang?" tanya Saki padaku

"Ah benar juga, nanti akan ku uplod langsung mv nya, ku buat hanya versi kartun sebabnya" balas ku

"Tidak ada versi 3d?" tanya Saki

"Jika view dan like bagus kita buat mv 3d nya" balas ku

.

Jam 9 masuk ke kamar, aku masih mainan pou.

"Haruka kun, sudah hentikan main pounya, aku yang usap usap ganti dong jangan ponselnya terus" ucap Saki

Ku taruh ponselnya.

"Kamu mau ku usap di mana?" tanya ku

"Jangan mesum begitu, aku hanya ingin kamu mengelus kepala ku saja, bukan tempat lain" ucap Saki

"Owh ku kira di tempat anu"

"Tidak ada anu anuan, kemarin sudah" Saki marah

"Kan siapa tau masih mau"

.

"Kamu nanti rekrut karyawan perusahaan baru mu secara masal atau kamu pilah satu stau Haruka kun?" tanya Saki

"Ku pilah satu satu dulu, tapi aku akan memilih pengurus inti dulu" balas ku

"Oh seperti di toko pakaian ya"

"Iya, lagian aku masih lama rekrut karyawan juga, menunggu bulan depan sekalian pas apartemen baru jadi juga"

"Lalu universitasnya apa sudah mulai di bangun?" Saki bertanya lagi

"Baru mulai bulan depan juga, uang sudah banyak keluar untuk izin mendirikan fakultas dengan prodi lengkap"

"Ya namanya juga swasta, toh katamu juga sudah banyak uang, keluar sedikit pasti datang 10 kali lipat kan" ucap Saki

"Uang dari mana 10 kali lipat itu"

"Ya dari trading atau coin cripto mungkin" Saki menjawab

"Itu beda jalan, aku sebenarnya tidak mau jadi kaya, maksudku dalam artian sangat kaya, sebab apa? sebab, orang sangat kaya itu bisa terancam nyawanya oleh penjahat"

"Pasang BG(body guard) saja"

"Hmm mungkin saran mu ada bagusnya, besok aku akan minta ibuku memberikan beberapa anteknya saja"

"Antek ibumu di bayar berapa per bulan?" tanya Saki

"500 rb yen sampai 5 juta yen, tergantung tugasnya apa, jika hanya menjaga Hiyori kurasa yang 500 yen, lalu yang menjaga ibu juga sama, sebab ibu jarang keluar rumah, yang 5 juta yen paling untuk menjaga ayah ku, sebab ia sering bepergian"

"Ada berapa anteknya?" tanya Saki ingin memastikan sesuatu

"12 biasa, 8 normal, 5 professional, dan 1 antek kepercayaan"

"Berapa totalnya?"

"Gaji perbulan mereka?" tanya ku

"Iya"

"Mungkin 50 - 60 juta yen"

"Wow, orang kaya mah bebas ya" ucap Saki

"Ya namanya juga untuk keamanan keluarga, jika aku tau dimana pesannya pun aku akan menyewanya, tapi sayangnya mereka itu seperti orang kepercayaan yang tunduk ke pimpinan atas kehendaknya, jadi kamu belum tentu bisa jadi atasan mereka"

"Mereka mau mengerjakan hal hal kotor?" tanya Saki

"Tergantung tapi kebanyakan mau sih"

"Keluarga mu sepertinya menyeramkan Haruka kun"

"Tidak menyeramkan, mereka baik baik kan padamu"

"Sudah ah jangan katakan lagi, lebih baik tidur, berikan aku ciuman Haruka kun"

Cuph

Ku cium bibirnya.

"Selamat malam" ucap Saki sambil memeluk ku

"Selamat malam sayang"

.

.

Jam 11 malam aku terbangun karena memimpikan Hiyori.

"Huh huh, aku hanya insan kenapa juga di beri cobaan seperti ini" ucap ku dengan air mata yang masih membasahi pipi

"Itulah hukuman untuk mu Haruka" ucap seseorang lagi

"Kenapa kamu tidak hapus saja memori ku dari dunia paralel itu, aku tidak ingin terbebani oleh tanggung jawab yang belum ku selesaikan" ucap ku padanya

"Akan ada tiba saatnya, mereka akan ku bawa ke mari datang ke rumah mu untuk memintai kamu tanggung jawab, jadi persiapkan mental mu ketika itu terjadi"

"Mantap kamu yang memebrikan aku misi, kamu juga yang menghancurkan ku, terima kasih loh ya" balas ku

"Sama sama"

"Masih di jawab lagi bangke"

.

Jam 6 pagi, ku buka mata ku.

Terbaring seorang laki-laki di atas batu besar di sungai dekat lembah kematian.

"Itu aku bangke!!!" teriak ku

Ku coba mengeluarkan chakra.

"Anjing gak bisa keluar!!!"

"Jurus ku apa saja ya" pikir ku

5 menit

.

10 menit

.

"Astaga tuhan menghapus ingatan ku soal jurusnya" ucap ku panik

"Tidak tidak, optimis Haruka mungkin ini mimpi seperti mimpi Hiyori tadi" ucap ku pada diriku sendiri

Ku coba mencubit kakiku.

"Hah percuma saja, aku terdampar lagi di dunia shinobi"

Aku jalan kaki namun entah kemana aku juga tidak tau sebab tidak tau arah juga.

"Semoga kembali ke masa dimana Mei belum mengenal ku, agar aku bebas bercinta dengan wanita di sini" pikir ku sambil berjalan

"Eh tapi tubuh Mei yang terbaik ke dua setelah tsunade sih, jadi istri ku tetap Mei tidak masalah juga"

Setelah berjalan dan hidup sendiri selama 4 hari.

"Paman awas!!!" teriak Himawari

Ku tangkap tubuhnya.

"Ah selamat" ucap ku

"Tunggu Himawari? 10 tahun dari cerita Naruto menikah, 12 tahun dari aku punya anak" pikir ku kaget

Aku mencoba tenang.

Ku turunkan dulu Himawari.

"Terima kasih paman, tunggu sebentar wajah mu sepeti hokage ke 5 paman, siapa namamu?" tanya Himawari

"Haruka Shinomiya" balas ku

Himawari memasang posisi menyerang.

"Hey hey kenapa mau menyerang ku, kan sudah ku katakan siapa diriku" ucap ku padanya

"Paman pasti berbohong, sudah ada banyak kasus penipuan yang mengatasnamakan Haruka sama, jadi sekarang katakan siapa dirimu paman" ucap Himawari

Kedua temannya datang.

"Oh hokage ke 5 palsu lagi ya" ucap Ehou

"Kita berantas lalu selesaikan misi" kata Yuina

"Dasar anak anak tidak punya sopan santun, duduk kalian!" teriak ku

Krik krik

.

"Aaa!!!!" teriak ku sambil lari

"Berhenti atau aku akan menembak mu paman!" teriak Hima sambil mengejar ku

"Saat aku diam saja kamu serang kok" balas ku

"Aku tidak menyerang mu, yang menyerang itu Ehou jadi diam dan ikuti kami" ucap Hima

Aku berhenti.

"Bagaimana jika aku membuktikan pada kalian bahwa aku ini memang benar benar mantan Godaime" ucap ku

"Baiklah, buktikan dengan full domain andalannya" ucap Hima

"Waduh kenapa juga jutsu yang paling susah" pikir ku

"Aku mana bisa seperti itu lagi, katakan saja pada ayah mu untuk menemui ku" suruh ku

"Serang dia pasti mau membahayakan hokage sekarang!" teriak Yuina

"Bukan begitu, Naruto itu murid ku dulu, jadi suruh ia kemari, aku berani menjamin ia pasti kenal diriku" ucap ku pada mereka

"Ehou Yuina kalian tunggu di sini biar aku memberitahu ayahku dulu" ucap Hima

"Kamu memepercayainya Hima?" tanya Ehou

"Ia sebenarnya mirip dengan foto yang di pajang ayah ku, tunggu saja oke"

"Hey tunggu sebentar Hima, jangan lupa sebutkan kode nya, ke sini sebentar" ucap ku

Hima mendatangi ku dengan hati hati.

Ku mendekat ke kupingnya.

"Paman mau apa!" teriak Hima

"Mau ku bisiki, ini kode rahasia soalnya"

"Oh baiklah lanjutkan paman"

.

Katakan pada ayahmu, wahai si kuning kolor kodok, sensei berwibawa mu sudah datang.

"Paham?" tanya ku

"Paman yakin aku harus mengatakan itu?" tanya Hima

"Katakan saja, tidak masalah" balas ku

.

Hima datang ke kantor Hokage.

"Mau ketemu siapa Hima?" tanya Shikamaru

"Ayah, ada kode yang perlu ku sampaikan" balas Hima

"Penting atau hanya sekedar mainan?" tanya Shika

"Sangat penting"

"Baiklah tunggu sebentar akan ku telepon ayah mu dulu"

.

Setelah di telepon Hima di perbolehkan masuk.

"Hima ada apa?" tanya Naruto yang sedang kelelahan padahal ini baru jam 1 siang

"Wahai si kuning kolor kodok, sensei berwibawa mu sudah datang" ucap Hima

"Huh apa maksud mu Hima?" tanya Naruto

"Ayah tidak paham, itu katanya kode" balas Hima

"Kode apa?" tanya Naruto balik

Note : sebenarnya itu kode panggilan, cuma Narutonya saja yang lupa.

"Lah aku di tipu dong, Ayah!!!! Ehou dan Yuina sedang dalam bahaya!" teriak Hima

"Bahaya bagaimana, coba jelaskan secara rinci dulu"

"Tadi aku bertemu dengan seseorang mirip Godaime sama, kami mengejarnya karena sudah banyak kan penipuan mengatasnamakan Godaime sama, nah aku di suruh memanggil mu sebagai tanda pembuktian bahwa ia orang yang asli, tapi ayah malah tidak tau kode itu, sekarang Ehou dan Yuina sedang bersamanya" ucap Hima

"Sekarang di mana dia?" tanya Naruto langsung mamakai jubahnya

"Di hutan kematian, ikuti aku yah" suruh Hima

Naruto mengikuti Hima sampai ke tempat ku lagi.

.

Aku masih dalam kondisi di tali sebenarnya, aku tidak punya kekuatan untuk melepaskannya, aku berharap semoga Naruto paham siapa diriku ini.

"Syukurlah kalian baik baik saja" ucap Hima pada Ehou dan Yuina

Naruto maju mendekati ku.

"Hey murid tak tau diri lepaskan sensei mu dari tali ini sekarang juga" suruh ku

"Kamu siapa, pasti kamu ninja dengan jutsu perubah bentuk sangat bagus, penampilan mu seperti sensei ku waktu 20 tahun" ucap Naruto

"Perkenalkan, aku adalah Haruka Shinomiya, gurumu, selesai" balas ku

"Jangan mengada ada, guru ku itu orangnya kuat, forntal, dan mesum, anak kecil saja di embat" ucap Naruto tidak panik karena aku tidak punya chakra sedikitpun di sini

"Hey anak kecil tidak termasuk lah" balas ku

"Oh lalu bagaimana kamu menjelaskan cara pelatihan mu pada Hinata istriku" ucap Naruto

"Ceritanya aku menyentuh tanpa memegang, kamu kan tau aku punya kekuatan lapisan angin, nah yang memegang itu hanya lapisan ku saja" balas ku

"Kapan terjadinya coba" tanya Naruto

"Saat kamu pergi keluar desa pokoknya" balas ku

"Baiklah, lalu ku tanya hal yang paling memungkinkan bahwa kamu adalah sensei ku, sebutkan warna celana dalam ku waktu kecil"

"Hey dedek kecebong, mana aku tau warna celana dalam mu, kamu kira aku bapak mu, jadi guru saja aku kamu manfaatkan minta makan tiap hari, menumpang di apartemen ku, minta saran cinta agar Hinata menerima mu, lalu saat kamu sakit siapa juga yang merawat mu Huh!" aku marah

"Lepaskan dia Hima, mungkin ia sudah balajar jadi sensei ku, selama dia tidak bisa membuktikan lebih baik, ia sama saja berbohong, serta jangan panik ia hanya penduduk sipil tanpa chakra" ucap Naruto

"Oh baiklah akan ku buktikan, akan ku katakan rahasia terbesar mu" ucap ku

"Katakan saja" ucap Naruto menunggu

"Penis mu normal hanya seukuran 14 cm waktu di umur 15 tahun" teriak ku

Naruto melotot padaku.

"Jangan di dengarkan Hima" ucap Naruto menutupi kuping Hima

"Nah mau ku sebutkan juga panjang titid mu saat tidur huh!" ancam ku

"Jangan sensei, aku mengakui bahwa itu dirimu, Ehou lepaskan dia sekarang" suruh Naruto

"Baik Nanadaime sama"

Ikatan ku terlepas.

"Bersujud kalian" suruh ku

Naruto sujud duluan lalu tiga anak lainnya ikut duduk.

"Mentang mentang sudah jadi Hokage tapi lupa senseinya, katakan siapa yang mengajari mu seperti ini" ucap ku

"Maaf Haruka sensei aku yang salah" ucap Naruto

"Dia beneran Godaime ayah?" tanya Hima

"Iya Hima, minta maaf segera" ucap Naruto

"Kami minta maaf Godaime sama" ucap Hima lalu di susul dua anak lainnya

.

Ku suruh mereka duduk.

"Baiklah ku maafkan, tapi antar aku ke desa dulu, aku tidak punya chakra sekarang" ucap ku

"Baik sensei" ucap Naruto langsung berdiri

Aku di gendong di belakang sementara Hima dan lainnya mengikut di belakang.

.

"Sekarang Konoha sudah bagus ya" ucap ku

"Tentu saja sensei, ini berkat bantuan mu selama jadi Hokage" balas Naruto

"Aturan ku apa masih berlaku di sini?" tanya ku

"Masih sensei, walaupun ada diskriminasi untuk orang sipil, tapi setelah diskusi panjang pihak sipil bisa paham atas peraturan orang sipil dilarang polisi" balas Naruto

"Aku mau di antar kemana ini?" tanya ku

"Sensei maunya ke mana?" tanya Naruto

"Makan dulu" ucap ku

"Ke Ichiraku ramen mau?"

"Mau mau saja" balas ku

.

"Hima dan yang lain duluan saja, aku ingin makan dulu" ucap Naruto meninggalkan mereka bertiga

.

Di Ichiraku ramen sambil duduk.

"Bagaimana sensei bisa kembali?" tanya Naruto langsung

"Makan dulu baru ajak bicara" ucap ku

"Baik sensei maaf"

.

Sebenarnya orang orang terfokus padaku, mereka sebenarnya kenal diriku, namun mereka juga sudah tau sebenarnya aku sudah meninggal, jadi mereka masih terus mengamati termasuk si paman Teuchi

15 menit setelah makan.

"Ini kamu yang bayar ya" ucap ku

"Iya itu tidak masalah, tolong ceritakan bagaimana sensei bisa kembali saja" ucap Naruto

"Aku di takdirkan tuhan untuk jalan jalan di antara ruang dan waktu dulu, aku kembali seperti ini sebagai orang tanpa chakra sebab penggunaan jutsu ku waktu itu" balas ku

"Sensei menggunakan 100% chakra?" tanya Naruto

Note : jika ninja menggunakan 100% chakra dalam tubuhnya tidak masalah asal penggunaan secara berkala 5% 5% 5% sampai seratus, namun jika sekali penggunaan langsung 100% kemungkinan kerusakan akan terjadi, teorinya seperti ini.

Orang punya 100 poin kekuatan

Tapi ia hanya bisa menggunakan maksimal 30 poin kekuatan dalam sekali serang, nah bila melampaui 30 poin, tubuhnya akan membuat respon seperti imun tubuh, jika di contoh Haruka ia sudah mengalami kerusakan pada inti Chakra, jadi ia tidak bisa menghasilkan chakra lagi.

Lalu senjutsu bagaimana? Jawabannya juga tidak mungkin, sebab senjutsu itu chakra yang di tarik dari alam lalu di simpan di tubuh, kasus Haruka adalah kerusakan inti chakra jadi ia tidak bisa menyimpan chakra ataupun merasakan chakra lagi.

.

.

Ku ceritakan teori ngatur author ke Naruto, uniknya ia bisa percaya padaku.

"Bagaimana kabar istri ku dan anak anak ku?" tanya ku

"Istrimu sudah pensiun jadi Mizukage, lalu kedua anak mu di umur yang ke 14 jika tidak salah, mereka sudah jounin elite" balas Naruto

"Hah, lihat anak ku lebih baik dari anak mu bukan" hina ku padanya

"Aku sibuk, tidak ada waktu mengajari Boruto dan Hima"

"Itu bukan alasan, lalu sekarang istriku ada di mana?" tanya ku

"Di Kirigakure tentunya"

"Umurnya jadi sudah 39 tahun ya, hahaha apa dia masih cantik ya" pikir ku

Note : Haruka dan Mei berjarak 5 tahun, ketika Haruka lepas jabatan hokage umurnya 21 tahun, lalu menikah dengan Mei di umur 22 tahun, sekarang sudah lewat 12 tahun, jadi umur Haruka harusnya 34 tahun.

"Jangan meremehkan mantan pemimpin desa sensei, Istrimu itu masih kuat loh" ucap Naruto

"Baiklah baik, aku mau cari istri baru saja, tolong kamu berikan aku rumah untuk ku tinggali" ucap ku

"Tinggal di tempat ku saja sensei" saran Naruto

"Kamu mau Istrimu ku grepe grepe lalu ia hamil lagi?" tanya ku

"Ya jangan di sentuh juga Hinatanya sensei!" ucap Naruto

Next...

Próximo capítulo