webnovel

41.) Pilihan Sulit

"Oh sudah ada pengamanan rupanya" Kata ku

"Yaps"

Ringg

"Haruka kun ponsel mu apa berbunyi?" Tanya Saki

"Entahlah aku meninggalkannya di dapur untuk di Chas"

"Kurasa ponsel mu berbunyi ambil sana mungkin telepon dari seseorang"

Aku mencoba memfokuskan pendengaran.

"Tolong ambilkan Saki chan"

"Ish malah nyuruh balik" Saki ngomel tapi tetap berangkat mengambilkan

Saki datang lagi padaku.

"Ini telepon dari nomor tidak di kenal" serah Saki

"Oh ok ok biar ku angkat dulu"

Telepon tersambung

"Halo apa benar ini dengan pemilik Channel Haruka Saki"

"Benar dengan Haruka di sini"

"Baguslah, begini Haruka san saya Tatsumi dari perusahan pembuat anime Workdream ingin membeli hak lagu anda untuk di tanyangkan di anime yang akan kami buat"

"Sebentar sebentar anda tau nomor hp saya dari siapa?"

"Saya mengetahuinya dari Nonaka san"

"Ohhh jadi anda pihak pembuat anime dari manga yang di buat Nonaka san, apa aku benar?"

"Benar Haruka san"

"Kami ingin membeli hak cipta tayang lagu anda apa bisa Haruka san?"

"Tentu bisa"

"Baguslah untuk kepengurusan dokumen bisa di lakukan besok pukul 8 pagi apa anda bisa datang ke kantor kami?"

"Bisa pak, tapi berapa lagu yang ingin anda beli?" Tanya ku

"Hanya White album"

"Oh, tapi jika anda berkenan kami juga masih ada lagu lain pak"

"Urusan itu silahkan bawa dulu ke perusahaan, kami akan meninjau lagu lainnya"

"Yah urusan itu belum bisa pak, saya belum men take vokalnya untuk lagu yang lain tapi saya sudah punya lirik"

"Jika seperti itu begini saja kami akan memberikan batas waktu pengumpulan yaitu 15 juni, itu juga batas akhir pengumpulan lagu anime bagi kami editor"

"Berapa slot lagu untuk anime anda pak?"

"Kata produser utama ada 5 slot lagu, 1 opening 1 ending 1 backsong 2 lagu pendukung, 1 slot pada backsong sudah di amankan oleh lagu white album anda jika anda setuju"

"Baik pak terimakasih infonya saya mungkin akan berjuang dalam 2 op dan ed" kata ku

"Kami tunggu kabar baik dari anda dan besok ku tunggu kedatangan anda"

"Baik pak" balas ku

Ku telepon Nonoka san, ku tanya dimana letak perusahaan Workdream itu, dia menjawab perusahaan itu ada di dekat SMA Date ko, artinya 20 km dari sini.

"Bagimana Haruka kun?"

"Bagaimana apanya"

"Ku dengar kamu berjuang untuk lagu op dn ed maksudnya apa?"

"Oh itu, aku sedang berjuang mendapatkan slot untuk lagu di anime"

"Lagu kita?"

"Iya, untuk saat ini sudah ada yang di aman kan yaitu White album"

"Hak cipta penuh?"

"Bukan, cuma hak cipta tayang"

"Oh jika seperti itu aku setuju jika mereka ingin hak cipta penuh jangan berikan ok"

"Siap madame"

"Saki chan kita juga ada job"

"Pekerjaan?" Tanya Saki

"Buat lagu tentunya"

"Kamu yang buat atau aku?"

"Kita berdua aku sudah ada lirik aku membuat instrumen dan kamu menyanyi"

"Bukan lagu bahasa Inggris lagi kan?" Tanya Saki

"Bukan, ini lagu Jepang kok"

"Ada liriknya?"

"Ada, sudah ku tulis, ini lihat saja"

"Mana lihat" kata Saki

"Todokanai koi?" Tanya Saki

"Yups tapi itu hanya vokal ku saja"

"Lalu bagian ku?"

"Bagian mu yang Sayonara Saki chan"

"Oh yang di bawahnya"

Aku mulai men take suara instrumen, suara instrumen tidak terlalu menekan instrumental asli seperti white album sebelumnya artinya dengan software pembuat suara pun bisa.

Jam 9 aku sudah menyelesaikan instrumen lagu kedua dan Saki sudah siap menyanyi.

"Oke Saki 3 2 1 mulai" omong ku dari sampingnya lalu diam mendengarkan lagu yang Saki nyanyikan

"Sayonara by Uehara Rena"

Saki dalam sekali take berhasil membuat lagunya hidup.

"Bagus Saki chan perfect" kataku

"Terima kasih"

"Ok kamu bisa tidur duluan aku akan membuat instrumen untuk musik ku dulu"

"Eh apa masih sempat? Ini sudah jam 9.20 loh"

"Ya lembur paling"

"Jangan lembur, besok saja dilanjutkannya"

"Ummm baiklah tapi akan ku edit saja dulu video ini"

"Mau ku buatkan teh?"

"Kopi saja" kata ku

"Jangan kopi Haruka kun, apa kamu tidak ingat tadi kamu pusing, pasti itu karena kamu kurang tidur"

"Eh itu bukan"

"Teh saja pokoknya ya"

"Ya sudah ya sudah lakukan semamu mu, eh besok aku juga akan izin dulu sampai istirahat pertama"

"Mau kemana?"

"Ke Perusahaan pembuat anime untuk tanda tangan kontrak lagu White album"

"Dimana itu?"

"Dekat SMA Dateko"

"Sejauh itu kah?"

"Ya kata Nonaka san disana dan saat ku lihat di map jaraknya 23 km jika sampai di kantornya"

"Hmmm aku tidak akan ikut" kata Saki

"Lha siapa yang mengajak mu"

"Mouuu dasar tidak peka"

"Heh ya aku berniat pergi dengan motor kesana agar cepat sampai"

"Hey itu terlalu berbahaya apalagi berkendara dengan kecepatan tinggi"

"Aku tau tapi juga untuk mengejar waktu"

"Tidak ku izinkan jika pakai motor, pakai saja mobilnya"

"Macet di jalan nanti"

"Kamu pilih keselamatan atau kecepatan?"

"Ya keduanya lah"

"Makanya pakai mobil"

Ringg

Ponsel ku berdering.

"Angkat telepon itu dulu" perintah Saki

"Iya iya"

Ku lihat layar di hp namanya ada Tsukasa.

"Halo Tsukasa san ada apa?" Tanya ku

"Haruka kun tolong antar aku ke rumah sakit perut ku sakit sekali ini"

"Huh dimana Nasa san?"

"Dia keluar pergi ke luar kota"

"Astaga tunggu sebentar aku akan menjemput mu"

Lalu ku matikan teleponnya

"Tsukasa san kenapa Haruka?"

"Perutnya Sakit"

"Huh bukankah dia sedang hamil trimester pertama ini"

"Entahlah dia menyuruh ku untuk segera mengantarnya ke rumah sakit"

"Aku ikut" kata Saki

"Jangan kamu besok sekolah"

"Pokoknya ikut"

"Ish cepat ganti baju mu dengan yang lebih sopan"

"Baik"

Semenit berlalu kami sudah sampai di depan apartemen Tsukasa.

Ku ketuk pintunya.

"Tidak ada jawaban Saki chan" kata ku pada Saki

"Buka langsung pintunya"

"Terkunci"

"Dobrak Haruka kun"

"Umm mundur dulu" printah ku

Dorr

Pintu ku dobrak dengan kaki ku namun gagal terbuka.

"Astaga ini menyakitkan, keras pula" kata ku

"Bagaimana ini Haruka kun"

Para tetangga yang mendengar suara lantas keluar apartemen.

"Ada apa Haruka san?" Tanya Masahiro tetangga sebelah apartemen Tsukasa

"Bantu aku mendobrak pintu ini Masahiro san Tsukasa pingsan di dalam"

"Astaga bukankah Tsukasa sedang hamil muda, cepat atau janinya dalam bahaya" kata Mashiro

"Makanya kemari cepat aku butuh dorongan lebih kuat"

"Tetangga yang lain juga ikut datang membantu mendobrak"

Dorr

Bruk

Pintu akhirnya terbuka bukan dari tempat kunci tapi engselnya yang jebol.

"Astaga makanya susah anjir" pikir ku

Kami masuk ke dalam dan terlihat Tsukasa yang sudah pingsan di dekat meja telepon.

"Terima kasih bagi kalian, tolong jaga apartemen Nasa san dulu saat ku tinggal paling tidak bantu benarkan pintu, Tsukasa akan ku bawa ke rumah sakit"

"Cepat bawa dia Haruka, disini biar kami yang urus"

"Umm"

Ku bawa Tsukasa ke mobil ku yang sudah ku parkir kan di depan apartemen.

"Saki belakang jaga Tsukasa"

"Umm" balas Saki

Kulihat darah membekas di tangan ku selepas mengotong Tsukasa tadi.

Ku kemudikan dengan cepat ke rumah sakit terdekat dulu agar mendapatkan perawatan pertama.

"Cepat Haruka kun"

"Ya sabar orang itu lampu merah"

"Trabas saja jika tidak ada mobil yang melintas" teriak Saki memarahi ku

"Aku langsung tancap gas saja, sialnya polisi mengikuti ku"

"Pak segera menepi"

"Aku menepi dulu"

"Kenapa berhenti?"

"Polisi" kata ku

Sebelum polisi datang menghampiri mobil ku aku sudah menghampiri mobilnya dulu.

"Pak kamu boleh menghukum ku nanti tapi tolong kawal kami sampai rumah sakit terdekat, di mobil ku ada ibu yang sedang hamil dan kondisi nya parah"

"Boleh ku cek dulu"

"Kelamaan pak, ini sim ku langsung kawal saja ini genting, lihat saja darah di lengan ku ini"

"Baik kamu masuk lagi ke mobil akan kami kawal kalian, sim simpan kembali"

"Sip pak"

Aku kembali masuk ke mobil dan polisi mengawal kami di depan dengan kecepatan yang cepat sambil membunyikan sirine, mobil yang mneghalangi lantas minggir memberikan kami jalan.

Kami sampai di rumah sakit 6 menit setelah perjalanan yang cepat dan mengerikan.

Ku bawa Tsukasa ke unit gawat darurat, dokter dan suster segera melakukan penanganan.

"Pak pelayanan terbaik tidak peduli berapapun biayanya akan ku bayarkan"

"Tenang pak kami akan berusaha semaksimal mungkin"

Lalu mereka membawa Tsukasa masuk.

"Bagaimana ini Haruka kun?"

"Kamu tunggu di sini dulu, aku akan mengurus polisi yang menunggu di depan"

"Umm"

Aku kembali ke mobil polisi.

"Pak terima kasih atas pengawalan anda jika anda ingin memberikan hukuman pada saya ini kartu pengenal ku dan sim ku" serah ku padanya

"Tidak perlu anak muda, tindakan mu sudah baik menemenuhi moral yang ada, untuk sekarang kami tidak akan memberimu hukuman tapi kedepannya jika ada kondisi serupa telepon dulu kami, atau telepon ambulan biar kamu di berikan pengawalan dan sampai ke rumah sakit dengan cepat dan selamat"

"Terima kasih pak atas pengertiannya, tidak akan ku ulangi lagi di masa depan" kata ku sambil menunduk

"Sudahlah segera tunggu ibu yang hamil itu, kami akan pamit dulu kembali bertugas"

"Baik pak"

Lalu pak polisi itu pergi dengan mobilnya.

Aku kembali ke depan ugd untuk memakirkan mobil ku dulu di parkiran.

Setelah ku parkir barulah aku masuk ke dalam.

"Masih belum ada info?" Tanya ku

"Masih belum"

Ceklek

Pintu operasi ugd terbuka.

"Keluarga ada di sini" tanya dokter

"Saya dok" kata ku

"Mari ikuti saya ke ruangan"

Sampai di apartemen.

"Begini bapak dan ibu, keadaan korban sedang tidak sadarkan diri dan kami pastikan bahwa janin di dalam kandungan tidak dapat kami selamatkan, entah apa yang membuatnya tidak dapat di selamatkan karena kasus ini sangat aneh tanpa penyakit dan tanpa pemicu janin bisa keguguran secara alami" kata Dokter

"Huh" Saki kaget

"Astaga ini pasti karena kutukannya" pikir ku

"Lalu langkah yang di ambil apa dok?" Tanya ku

"Dalam 15 menit kedelan anda yang memutuskan apa korban dioparasi pengangkatan janin dengan keuntungan ibu masih bisa di selamatkan atau lebih dari itu dengan risiko ibu akan dalam bahaya"

"Astaga pasti ini berat bagi mereka" kata ku

"Lalu bagaimana Haruka kun?"

"Jangan menangis Saki chan kita telepon dulu saja Nasa san"

"Umm"

"Pak kami izin telepon dulu pada suaminya"

"Baik silahkan"

Aku dan Saki keluar dari ruangan ku coba menelepon Nasa namun tidak terhubung.

"Dimana kamu bapak bapak pkk ku" ucap ku panik

"Tidak terhubung?" Tanya Saki

"Belum bisa"

"Telepon yang lain"

"Siapa ya?" Pikir ku

Aku lantas langsung memikirkan manager promosi yang sempat menelepon ku dulu, ku harap dia sedang bersama Nasa san.

Berdering lalu terhubung

"Syukurlah" pikir ku

"Halo dengan Manager pemasaran Nasa elec di sini"

"Pak ini aku Haruka yang dulu aku mau bertanya apa Nasa sedang bersama mu, katanya dia ada di luar kota"

"Oh ini Haruka yang menang lomba itu ya"

"Iya pak cepat lah katakan Nasa san apa bersama anda ini genting"

"Nasa san dengan rapat bersama client sekarang, mau ku tinggalkan pesan untuknya?"

"Berikan hp mu padanya sekarang juga"

"Maaf itu tidak bisa Haruka san"

"Katakan pada Nasa san jika istrinya sedang ada di rumah sakit ... Istrinya mengalami keguguran" kata ku dengan keras

"Huh tunggu sebentar akan ku sambungan dengan Nasa san"

Manager itu mengetuk pintu ruangan dan masuk ia di lihat orang di dalamnya.

Dia mengahampiri Nasa san.

"Ada apa?"

"Ini Nasa san ada telepon dari Haruka pemenang lomba dulu, dia mengatakan bahwa istri anda sekarang lagi di rumah sakit... Dan katanya mengalami keguguran"

"Deg" jantung Nasa se akan berhenti berdetak mendengar informasi itu

"Maaf bapak bapak sekalian rapat ku tunda besok lagi, istriku sedang di rumah sakit aku mohon pengertiannya"

"Eh jika seperti itu tidak apa Nasa san, kami selalu bisa menunggu kok" ucap salah satu pemimpin perusahaan lain

Nasa keluar ruangan dan mengambil hp manager tadi

"Halo Haruka kun bagaimana keadaan istri ku sekarang?"

"Ini dengan Nasa san?"

"Iya ini dengan Nasa"

"Kedaan istrimu sedang pingsan dan dokter mengatakan janin nya sudah tidak bisa di selamatkan, dokter berpesan untuk segera melakukan operasi, aku disini untuk meninta izin dari mu Nasa san"

"Ku beri izin Haruka kun, yang penting Tsukasa bisa selamat dulu, ku titipkan dia padamu dulu aku akan segera kesana" ucap Nasa

"Baik Nasa san akan ku tunggu dia"

Aku masuk lagi ke ruangan dokter dan ku tanda tangani dokumen operasi.

Lalu aku ke staf administrasi untuk membayarkan biaya oprasi.

"Saki bawa uang cash?"

"Bawa"

"Ku pinjam 200rb dulu"

"Ini Haruka kun"

Lalu ku serahkan uang cash itu pada staf administrasi, aku tidak bisa membayar secara kredit karena sedang rusak alat mereka.

Daripada aku pergi ke atm mending aku pinjam Saki dulu.

Aku dan Saki duduk menunggu di luar ruang operasi.

"Jangan menangis" kata ku sambil menghapus air matanya

"Bagaimana aku tidak menangis, bayi itu adalah yang dinantikan Tsukasa selama 9 tahun pernikahan mereka dan sekarang belum keluar saja dia sudah di ambil oleh tuhan" kata Saki

"Tuhan adil Saki"

"Itu tidak adil Haruka kun"

Aku ingin mengatakan pada Saki ini karena kutukan mungkin tapi itu bukan ide yang bagus.

"Kamu tidur saja dulu, jika operasi sudah selesai akan ku bangunkan kamu"

"Mana bisa aku tidur dalam kondisi seperti ini"

"Sudah jangan bawel tidur saja" kata ku lalu mendekatkan kepalanya ke bahu ku

Belum ada 10 menit Saki malah tertidur.

"Hadeh katanya tidak mau tidur" pikir ku dengan Heran

Operasi berjalan selama 1jam 30 menit, tangann ku masih terjaga mengetik pesan untuk mengabari Nasa san.

Dokter keluar dari ruangan operasi.

"Saki chan bangun Operasi nya telah usai" kata ku

"Eh maaf aku tertidur"

"Tidak apa"

Aku bertanya bagaimana keadaan Tsukasa sekarang, dokter berkata keadaannya sudah stabil cuma masih pingsan saja.

Tsukasa bisa di pindahkan ke bangsal rawat.

Ku pilih yang kelas vip.

Jam 12.00 malam

Dibangsal Rawat Rumah sakit

"Saki tidurlah lagi biar ku rawat Tsukasa jikalau bangun"

"Umm jika kamu tidak bisa bangunkan aku ok, aku akan tidur di sofa"

"Iya iya" balas ku

Nasa sekarang masih terjebak di Tokyo, ia masih harus menunggu 1 jam lagi untuk pesawat bisa pergi kesini, ia berniat naik kereta namun jam malam membuatnya tidak beroperasi.

"Hufft kalian harus tegar" pikir ku

"Mmmmh" Tsukasa mengerang sakit lalu perlahan membuka matanya

"Tsukasa san anda sudah bangun?"

Tsukasa masih mengedip ngedipkan kelopak matanya.

"Eh jangan bergerak dulu, kamu habis di operasi" kata ku

Tsukasa diam sebentar

"Bayiku sudah pergi Haruka kun?"

"Mmm, tapi yang paling kamu masih bisa selamat bukan"

Tsukasa menangis.

"Maafkan aku karena tidak bisa menyelamatkan mu lebih awal Tsukasa san"

"Bantu aku duduk Haruka kun"

"Eh sudah mau duduk?"

"Aku sudah baikan tolong bantu aku duduk"

Ku bantu Tsukasa duduk.

"Apa sudah yakin tidak apa apa?" Tanya ku

"Tenang lah, tubuh ku kuat, boleh ku minta bahumu jadi sandaran tangis ku sebentar?"

"Eh ummm"

Aku naik ke ranjang sedikit dan Tsukasa benar saja menangis di bahu ku.

"Semoga Saki tidak bangun dan melihat ini" pikir ku

"Tsukasa san kenapa masih anda paksakan membuat bayi" tanya ku

"Kami sudah menikah selama 9 tahun dan aku sebagai istri Nasa menganggap diriku telah gagal jika tidak bisa memberikan momongan"

"Maaf saja jika aku sok campur urusan kalian, tapi bukankah lebih baik jika kamu mengadopsi saja anak bayi"

"Tidak mau, aku ingin membuktikan bahwa aku mampu buktinya aku mampu hamil walaupun saat ini keguguran"

"Tsukasa san jangan di paksa, jika seperti ini tadi apa kamu tau siapa yang akan merasa paling kehilangan?"

"Nasa.." ucapnya pelan

"Benar, Nasa san yang akan paling kehilangan, dialah yang paling mencintai mu dan yang paling mengerti dirimu dari siapapun"

Tsukasa kembali menangis.

Aku mau menghentikan tangisannya tapi itu tidak bisa mengingat keadaan sekarang memang menyedihkan.

"Tsukasa san kuharap kamu bisa tegar"

"Umm terima kasih Haruka kun"

Di melepaskan bahu ku jadi kurasa aku bisa kembali duduk di kursi.

"Kamu kembali lah tidur, Nasa sedang dalam perjalanan ke mari ia akan sampai jam 6 pagi mungkin" kata ku

"Ummm terima kasih atas bantuan mu Haruka kun"

"No problem"

Jam 6.00

Kami semua terbangun karena pintu rumah sakit yang terbuka.

"Tsukasa bagimana keadaan mu!" Teriak Nasa

"Hey jangan teriak teriak ini masih pagi" kata Suster yang lewat

"Nasa san ada telah datang rupanya" Kata ku

"Ummm apa Tsukasa sudah sadar?"

"Sudah, Bolehkan kami pergi saja karena kamu ada di sini Nasa san?" Tanya ku karena Saki harus selolah dulu

"Silahkan tapi bisakah kamu membelikan sarapan dulu untuk kami"

"Mana uangnya?"

"Aku tidak punya cash sekarang, pinjam uang mu dulu Haruka kun"

"Baiklah baiklah"

"Saki dimana tas mu?"

"Di meja kamu tolong belikan untuk ku juga sekalian kamu, kita akan sarapan di sini" kata Saki

Aku mendapatkan kode agar dibiarkan berdua oleh Nasa.

"Eh Saki ayo berangkat beli bersama kamu lebih tau makanan yang cocok untuk orang sakit"

"Ummm baiklah ayo kalau begitu"

Aku dan Saki turun ke lantai bawah untuk mencari sarapan.

"Mau bubur ayam?" Tanya ku

"Itu untuk Tsukasa saja untuk nasa dan kita berdua nasi ayam goreng"

"Baiklah" lalu ku pesan bubur ayam dan nasi ayam

Cukup murah hanya 1200 yen total semuanya

Kami kembali ke bangsal dan di dapati Nasa dan Tsukasa sedang berciuman.

"Ekhemmmm" batuk ku keras

Tsukasa dan Nasa langsung malu seketika.

"Kalian tahu diri lah baru saja Tsukasa keguguran masa mau gas gas lagi"

"Apasih ga jelas kamu Haruka kun, mana sarapannya" tanya Nasa

"Ini bubur ayam dan nasi ayam untuk kalian berdua"

"Terima kasih Haruka dan Saki"

"Umm, ini pakai uang Saki kok jadinya terima kasih pada Saki saja"

Selesai makan Nasa mengajak ku keluar ruangan.

"Mau apa Nasa san?"

"Aku teringat kata katamu di taman dulu, bahwa aku jangan memenuhi impian Tsukasa, memangnya apa itu?"

"Bukankah untuk pergi ke bulan?" Tanya ku

"Bagaimana kamu tau Haruka kun?"

"Kan kamu yang bilang sendiri"

"Oh iya kah?"

"Iya Nasa san"

"Lalu maksudnya jika ku penuhi Tsukasa akan menghilang?" Susana tiba tiba jadi hening

"Aku tidak bilang"

"Kamu bilang Haruka kun, katakan saja sejujurnya yang kamu tau"

"Hufft kamu yakin ingin tau?"

"Katakan walaupun menyakitkan"

"Tsukasa akan menjadi putri bulan sesungguhnya"

"Huh?"

"Dia akan menjadi putri Kaguya yang akan tetap berada di bulan dan artinya ia tidak akan kembali ke sini dan tidak akan bersama mu lagi"

"Kamu tau kutukan Tsukasa?"

"Dia abadi bukan?" Tanya ku

"Bagaimana kamu juga tau?"

"Tsukasa tidak pernah menua sejak aku bertemu denganya setahun lalu, dan tubuhnya tidak seperti orang berusia 23 tahun, malah seperti remaja yang baru sekolah SMA"

"Aku ingin bertanya padamu Nasa san apa kamu ingin jadi egois dengan Tsukasa masih di samping mu atau kamu mau menuruti janjimu tapi dengan risiko Tsukasa akan pergi untuk selamanya?"

.

Próximo capítulo