Usai menyelesaikan sarapannya papa Yunus bergegas untuk pergi, tapi sebelum itu mama Yura menghalanginya. Menyeret suaminya ke dalam kamr, padahal jelas-jelas tas dan semua alat perlengkapan kantor sudah dipersiapkan di ruang keluarga semenjak tadi, tepat di atas kursi. Namun kata mama Yura masih ada yang kurang makanya papa Yunus patuh saja.
"Ma, ada apa? Memangnya apa yang masih kurang? Perasaan Papa gak ada deh, apakah diriku yang masih kurang?" goda papa Yunus dengan mengedipkan satu matanya. Hal itu membuat mama Yura tersipu malu, yang ternyata suaminya itu sangat bisa memahaminya dan mengerti saja maksud keinginannya.
"Haha ihh Papa kok tau aja sih ... tau kalau Mama ingin minta saku berupa ciuman dan lain sebagainya, pokoknya yang mesra deh hehe, kalau di luar agak malu dan ekstrim karena ada Ravia, nanti dia protes lagi haha," balas mama Yura dengan wajah yang sudah berubah memerah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com