webnovel

Terkesima

"Apa kamu bilang?" tanya Raj kepada Yelin, dia serasa tuli karena merinding oleh panggilan Yelin itu. Menurut Raj, Yelin semakin lancang dan tak beradab, cewek psikopat gila yang bisa-bisanya tak ada rasa malu terhadapnya, padahal dia kan cewek, apa tidak bisa anggun sedikit saja dan menutupi rasanya apabila menyukai seorang cowok, bukan langsung blak-blakan seperti itu. Tapi bagaimana lagi? Memang sudah begitu orangnya, jadi Raj mau tidak mau harus menahan kekesalannya untuk keberlangsungan hidupnya yang sudah terlanjur berbohong kepada Santa itu.

"Aku? Kenapa? Memanggil apa? Maksudmu, Sayang? Memangnya tidak boleh? Bukankah kita sudah pacaran? Dan kamu sendiri yang sudah mengakui itu kepada, Santa, ya kan ... mengakui kalau aku ini pacarmu, tanpa konfirmasi terhadapku terlebih dahulu dan aku tidak memprotesnya sama sekali, lagian kamu kenapa syok sekali, apa tidak pernah kamu dipanggil sayang oleh seseorang?" balas Yelin dengan mengototnya, tapi meskipun mengotot, tetap saja imut karena setelah mengotot pastinya tak lupa dengan senyuman manisnya, juga wajah yang dibuat seimut mungkin. Membuat Raj terkesima sebentar karena wajah itu tak pernah terlihat sedih, yang ada selalu ceria saja semenjak awal bertemu dengannya, jadinya membuat orang yang melihatnya gusar. Raj yang teringat tujuan utama datang untuk menemui Yelin, ia pun langsung mengusap wajahnya dengan kasar.

Raj lalu semakin mendekat ke arah Yelin, tujuannya adalah mendekati telinga Yelin supaya ia bisa berbisik kepadanya. "Santa? Dari mana kamu mengenalnya? Apa kamu didekati olehnya tadi? Dan juga memang tujuanku bertemu denganmu adalah untuk meluruskan semua masalah ini, agar semakin jelas."

Meskipun ucapan Raj itu hanya berbisik, tapi terdengar lantang di telinga Yelin, karena memang suara Raj dari sononya memang begitu, agak serak. Namun, lantang, jadi sangat terdengar sexy dan agak geli di telinga Yelin. Menurut Yelin Raj aneh, kenapa berbisik kalau bisa berucap, jadinya Yelin yang tidak paham dengan maksud Raj, hanya mampu mengernyitkan dahinya saja dan mencoba menghindari bibir Raj itu. Supaya tak berbisik terus-menerus. Yelin hanya ingin mendengar suara Raj secara langsung.

Namun, akhirnya Yelin mengurungkannya, dari pada berdebat dengan Raj nantinya akan sangat mengesalkan karena jelasnya tidak akan dibalas olehnya, lebih baik dia patuh saja kepada Raj dan lagian Yelin mulai tergoda oleh nafas Raj yang begitu menggetarkan dadanya, bahkan bau tubuhnya semerbak bagaikan sekuntum bunga mawar, sesekali Yelin melirik ke arah Raj yang ada di sampingnya itu, terlihatlah ia yang sangat tampan mempesona, jadi betah kalau misal Raj berbisik terus-menerus kepadanya.

Raj yang merasakan keanehan kepada Yelin, dia juga ikut melirik ke arahnya, dengan begitu kini keduanya saling bertukar berpandangan dalam waktu yang lumayan lama. Raj yang masih menatapi Yelin, ia membatin. 'Astagaaaa kenapa aku ini, kenapa rasanya aku terpaku dan tak ingin melepaskan pandanganku darinya? Apa jangan-jangan aku ... ehhh tidak, ini tidak boleh terjadi, karena itu akan sangat merepotkan, lagian tujuanku hanyalah berpura-pura, ingat itu, Raj, hanya berpura-pura.'

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Yelin ketika melihat Raj yang masih terkesima dengannya.

Yelin benar-benar GR dan sekarang bibirnya itu semakin mendekat dan mengenai pipi Raj, sehingga jadilah ciuman singkat. Raj pun langsung memegangi pipinya dengan tangan kirinya dan seketika mematung bahkan melotot. Jantungnya serasa berhenti berdetak, tapi kegengsiannya keluar begitu cepat dan akhirnya memaki Yelin.

"Kamu! Kenapa kamu menciumku? Apa kamu sengaja? Hah! Benar-benar ya kamu ini cewek aneh! Main sosor saja! Huh! Menyebalkan!" Sambil mengoceh dan sedikit memaki Raj mengusapi pipinya yang terdapat ciuman Yelin itu dengan tangan kirinya yang sedari tadi masih menempel di pipinya. Itu berarti terlihat kalau dia benar-benar jijik dan menolak ciuman itu.

"Eh kenapa? Bukannya kamu senang aku cium? Buktinya kamu sedari tadi tak berkedip menatapi kecantikanku, iya kan? Ngaku saja deh kamu! Jadi beruntung dong kamu mendapatkan hatiku dan ciuman ku ini."

Ucapan Yelin itu rasanya membuat Raj sakit kepala, jadinya Raj mengiyakannya saja biar cepat selesai menjelaskan inti permasalahannya. "Iya terserah kamu saja deh, sekarang dengarkan aku!" perintah Raj yang membuat Yelin mengangguk. Dan kini dia memangku dagunya dengan telapak tangannya, kedua sikunya pun ditaruh di atas meja itu. Yelin sungguh-sungguh bersiap, dia menatap Raj penuh dengan keseriusan, pastinya Raj akan berucap penting.

Membuat Raj salah tingkah gara-gara keimutan Yelin itu, tapi untung saja pesanan makanan dan minuman datang, jadi itu adalah bala bantuan untuk Raj agar salah tingkahnya tidak terlihat, rasanya seperti mendapat bantuan dari langit, jadi Raj sungguh bersyukur.

"Maaf, Bu, ini pesanannya," ucap pelayan perempuan yang sengaja memanggil Yelin seperti itu, dia memang ada dendam kesumat kepada Yelin tentang usiran tadi, jadinya kini pelayan itu berulah, membuat Raj hanya bisa menghela nafas panjangnya, dia pastinya tau kalau akan ada perang antar wanita.

"Bu? Apa katamu! Ibu? Jelas-jelas wajahku cantik dan lebih muda darimu, Ibu apa! Mau kamu aku laporkan kepada managermu hah! Karena pembeli adalah raja, tapi aku perempuan jadi pembeli adalah ratu, jadi pastinya kamu akan dipecat."

Tapi meskipun begitu, bagi Raj, Yelin sungguh unik, karena meskipun berantem dan berdebat pasti ada saja nada kelucuan darinya, seperti terdengar di telinganya ketidak seriusan. Entah karena dia sudah terbiasa dengan kegilaannya atau memang watak Yelin yang seperti itu, tapi kalau dilihat dari sesama wanita, memang Yelin benar-benar menyebalkan dan mempunyai banyak musuh karena banyak yang iri terhadapnya.

Raj yang sudah tidak tahan lagi, karena tidak mau waktunya terbuang sia-sia dan lama, ia pun yang bertindak kali ini, menghentikan para wanita agar tak semakin berlanjur berantemnya. "Mbak, kamu pergi saja ya ... kita mau berbicara penting," usir Raj yang membuat Yelin tertawa karena bisa mengalahkan pelayan itu dengan bantuan Raj.

"Iya, iya, pergi sana! Menyebalkan!" Yelin ikut menimpali dengan mengibaskan kedua tangannya, membuat pelayan yang bernama Yofa itu geregetan rasanya dan ingin menguliti Yelin. Dia mengepalkan tangannya dengan menggerutukkan giginya, menatap ke arah Yelin lalu pergi begitu saja. Dia takut kepada Raj karena sudah diusir olehnya, bukan karena takut diusir Yelin.

"Terimakasih kamu sudah membelaku," seru Yelin ketika menatap Raj lagi dengan mata coklatnya yang memang benar-benar indah itu.

"Jangan GR! Aku tidak membelamu atau siapapun, waktuku terbatas dan tak bisa lama-lama di sini! Dengarkan aku dan sambil nikmati makananmu saja!" tegas Raj. Setelah terlihat Yelin patuh dan terdiam karena ucapannya itu. Kini Raj pun memulai tujuannya.

"Oh yaaa masalah, Santa, jangan pernah mendekatinya, pokoknya jangan pernah, dan masalah aku bilang kepadanya tentang kamu pacarku, itu hanya kepura-puraan saja!"

Yelin seketika syok dan mulutnya menganga. Lalu suaranya keluar dengan sendirinya dan terdengar kencang. "Apa kamu bilang?"

Próximo capítulo