webnovel

Sadar Karena Teriakanku

Ceklek. Terdengarlah suara pintu yang sudah dibuka dari dalam sana, tepat di ruangan Raj berada. Itu artinya operasi sudah selesai. Yelin yang sedari tadi menundukkan kepalanya, mengangkat kepalanya sedikit dan tersenyum penuh makna, melihat dokter yang sudah keluar dari balik pintu. Ia pun bangkit dari duduknya, berjalan mendekat untuk menghampiri sang dokter. Dengan tak sabarnya Yelin pun meraih tangan dokter dan menggenggamnya erat. Sampai-sampai ditarik-tariknya tangan itu dengan cepat.

"Dok, bagaimana keadaan, Raj? Apa dia baik-baik saja?" tanya Yelin yang hanya diangguki oleh dokter, dia tak menatapi Yelin sedikit pun, sepertinya dokter sedang tidak fokus karena terlihat dia yang matanya terus menatap ke sana ke mari seperti sedang mencari sesuatu.

"Dok, bagaimana keadaannya, Raj? Ehhh kok malah terbengong anda, Dok," lanjut Yelin dengan memprotes dokter dengan sangat bawel karena rasa penasarannya, tak kunjung mendapat balasan dari sang dokter, dia sungguh takut Raj kenapa-kenapa.

Dokter akhirnya tersentak dan terkekeh ketika Yelin terus menggoncangkan badannya melalui tangannya. Lalu tangannya itu menunjuk ke arah Yelin dengan cepat. "Jadi? Kamu keluarga pasien? Wali pasien atau bagaimana? Apa benar? Tapi kok kalian tak terlihat mirip sama sekali," ragu dokter yang terus memandangi Yelin. Yelin hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal dengan menyengir kuda. Setelah itu dia membatin.

'Astagaaaa aku kira hanya aku yang bawel, ternyata dokter ini bawel juga ya ternyata ... kepo sekali dengan kehidupan seseorang, baru tau aku kalau ada dokter seperti ini, apa karena era modern ya ... zamannya yang sudah tua, jadi semua sudah pada suka kepo dan bergosip, aaaaish ya sudahlah. Aku jawab apa adanya saja.'

Pertama-tama. Yelin mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu membalas pertanyaan dokter. "Ohh ... saya temannya, Raj, Dok, makanya tidak mirip, hehe, tapi bukankah kita sedikit mirip ya? Kan katanya kalau mirip, meskipun sedikit, berjodoh jadinya." Malahan Yelin membalas dengan asal, membuat dokter mengernyit karena tak paham dengan apa yang diucapkan olehnya, entah tidak paham beneran atau memang disengaja tidak dipahamkan, karena dokter malas untuk menanggapi hal yang tidak-tidak, kecuali masa yang penting menyangkut pasien atau dirinya.

"Ohhh jadi anda temannya? Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar, tinggal menunggu kesadarannya saja, lantas di mana keluarganya?" Dokter terus bertanya, ia benar-benar tak mengenal siapa Raj, karena Raj jarang di rumah dan suka mengembara, jadi sangat jarang orang mengenalnya, mereka kebanyakan mengenal hanya sebagai bos mafia yang dingin. Namun, baik, tidak mengenal sebagai konglomerat anak pemilik kampus Y yang terkenal itu.

"Mereka semua di luar negeri, Dok, jadi saya yang bertanggungjawab, bukankah tadi administrasinya sudah dibayar sama rekan saya?" Yelin yang takut untuk membayar biaya rumah sakit, dia bertanya lagi kepada dokter untuk memastikannya.

"Mungkin saja, coba tanya saja ke bagian administrasi, ya sudah saya mau kembali ke ruangan saya, ada banyak hal yang harus diurus, lagian kok bisa ya zaman era globalisasi begini masih ada yang terkena busur panah, dia keluar dari zaman sekarang apa zaman dahulu memangnya, benar-benar aneh," ocehan dokter tak dibalas oleh Yelin. Karena Yelin hanya cengengesan saja. Dokter pun akhirnya pergi begitu saja. Dan mulailah Yelin menggerutu kesal yang penuh kepanikan.

"Lagian ya ... kenapa aku tadi menjelaskan ke dokter kalau Raj terkena busur panah, bisa gawat kan akhirnya, jelasnya dokter akan bilang wartawan dan Raj akan masuk koran, lalu aku jelasnya dipenuhi tanda tanya, rasa curiga dari seseorang, aaaaaa, aku harus bagaimana ini?"

Terus-terusan menggerutu dan tidak mendapatkan solusi apapun karena pikirannya sungguh terhambat. Yelin pun akhirnya masuk ke ruangan Raj saja. Mau melihat perkembangan Raj yang seberapa jauh dan barangkali sudah tersadar. Dia tersenyum ketika melihat metode grafik yang ada di layar monitor stabil dan tak menunjukkan garis lurus, hanya butuh waktu sebentar pastinya Raj akan segera tersadar, apalagi Yelin sangat tau betul kegigihan Raj dan kuatnya dia, jadi Yelin tau kalau Raj tidak selemah seperti orang-orang kenalannya di sekitarnya.

Dan pada saat Yelin terbengong dan membayangkan monitor yang grafiknya berubah menjadj lurus dia pun berteriak. Hingga membuat Raj akhirnya tersadar, sungguh memekikkan sekali suara Yelin itu, bahkan Raj saja sampai terbangun ketika mendengarnya.

"Ehhh heeey, kamu sudah sadar? Apa kamu sadar karena teriakanku yang merdu itu? Wow ajaib sekali suaraku itu."

Raj yang masih mencoba menyadarkan dirinya dengan memegangi dadanya, ia pun sungguh tersentak ketika melihat Yelin yang berada di depannya. Ia sungguh mengira semua itu hanyalah mimpi sial karena mendengar suara jelek itu. Namun, ketika matanya terus diucek masih saja melihat wajah Yelin itu, jadinya Raj sudah memastikan kalau semua itu adalah nyata.

"Astagaaa kenapa kamu lagi? Kenapa kamu tidak pergi juga! Suka sekali kamu menggangguku! Pergi! Apa tidak puas kamu hah membuatku seperti ini, kurang apa lagi?" maki Raj yang benar-benar kesal kepada Yelin. Seumur-umur bagi Raj, baru pertama kali ada cewek yang menempel kepadanya bagaikan lem dan perangko saja, yang rasanya sudah menjadi benalu yang menggerogoti kekesalannya. Hingga giginya pun digemerutukkan.

"Iya ini aku, aku asli, kamu tidak mimpi, kenapa? Kaget melihat wajag cantikku? Aku yang membawamu dan menolongmu ke mari, kalau tidak ada aku, jelasnya kamu mati dong, jadi kita impas, aku yang membuatmu begini dan aku yang juga membuatmu sembuh," balas Yelin yang tak kalah mengocehnya. Raj benar-benar menerima kenyataan kalau Yelin cantik, tapi kalau soal merdu dia sungguh ingin muntah rasanya.

Akhirnya Raj mencoba menyergah Yelin dengan masalah uang saja agar segera meninggalkannya. "Lalu kamu mau berapa? Sebutkan! Bukankah semua biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh keluargaku sendiri? Mana mampu kamu membayarnya, jadi mau kamu sekarang apa, sebutkan berapa nominalnya," ucapan Raj yang begitu sombongnya itu membuat Yelin merasakan hal yang luar biasa sakit di hatinya. Tapi rasa sakit itu langsung ditepisnya, karena menurut Yelin di dalam drama yang ditontonnya, pasti para cowok yang akan berjodoh dengannya awal mulai jelasnya kesan buruk dan saling memaki, jadinya itu tak jadi masalah buat dia, benar-benar membuat Yelin menjadi masalah besar karena menyamakan hidupnya terus dan terus.

Yelin tertawa kecil, malahan dia mengedipkan satu matanya, itu membuat Raj sungguh sangat ilfeel kepadanya. Dia pun melengos dan sungguh malas melihat wajah Yelin yang gila menurutnya.

"Kenapa yang kamu sebutkan hanyalah uang? Iya aku tau kamu punya uang banyak, aku tak mengharapkan itu, yang aku harapkan adalah kata maaf darimu, dan kamu jangan membenciku, kita bisa berteman oke! Ya, ya, ya, kita berteman ya."

Bagi Raj Yelin semakin lama semakin tidak waras, dia sungguh bingung harus berbuat apa untuk mengusir makhluk seperti Yelin di muka bumi ini. Akhirnya Raj mengiyakan saja dan membalas ucapan Yelin dengan cepat.

"Ya, kita berteman, puas? Dan segera pergi dari sini!"

"Benarkah? Baiklah, ingatlah namaku, aku Yelin, jangan lupa ya ingat, Yelin."

Próximo capítulo