Kami tidak bisa membiarkan ia kesusahan seorang diri," ujar Bangkok mantap. Dia mencoba untuk menyakinkan Mr Yogya bahwa apa yang mereka berdua lakukan semuanya demi Bandung.
Manila terkejut begitu mendengar kata-kata Bangkok. Dia mengangkat kepalanya kembali dan menoleh ke arah remaja laki-laki tersebut. "Bangkok …."
Mr Yogya yang mendengar pembelaaan yang keluar dari mulut Bangkok, hanya bisa mengusak-usak rambutnya. Dia tidak tahu harus berkata apa namun jelas, dia merasa agak sedikit jengkel dengan sifat keras kepala yang dimiliki oleh anak laki-laki tersebut.
"Kau benar-benar keras kepala sekali ya rupanya," keluh Mr Yogya yang frustasi mendapati Bangkok terus memberikan pembelaan di depannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com