webnovel

Maafkan aku tuan...

Segera, seorang pria paruh baya dengan perut buncit dan berusia 40-an datang dengan ekspresi marah.

Andi mengenalnya, dia adalah Brama, ayah Romeo Dodi, karena dia adalah orang yang bertanggung jawab atas Perusahaan Morning Group, jadi dia sangat sombong dan angkuh di Kota Z.

Begitu Brama tiba, dia memarahi Heri dengan sangat marah: "Kamu ini, apakah kamu tidak ingin bekerja di sini lagi? Reni adalah orangku, apakah kamu tidak tahu?"

Heri berkata dengan dingin: "Reni tidak menghormati tamu, kata-katanya tidak sopan dan merusak citra perusahaan, aku memecatnya sesuai dengan peraturan perusahaan!"

"Peraturan perusahaan kentut!" Brama memarahinya: "Apa yang aku katakan adalah peraturan perusahaan! Aku beri tahu padamu, sekarang perusahaan telah dibeli oleh konsorsium lain, percaya atau tidak, jika pemilik baru datang untuk melakukan penyerahan, kamu pasti akan langsung segera dipecat! "

Andi menatap Radit, dan Radit segera berkata: "Aku adalah orang yang di utus oleh pemilik baru dan bertanggung jawab untuk melakukan serah terima, sekarang aku beri tahu padamu bahwa Reni telah dipecat, apakah kamu keberatan?"

Brama terkejut, dia melihat Radit dengan heran dan bertanya: "Siapa namamu?"

"Radit!"

Brama langsung seperti disambar petir!

Dia baru saja menerima email dari perusahaan induk yang mengatakan bahwa perusahaan baru akan diwakili oleh Tuan Radit untuk melakukan serah terima, awalnya dia berpikir akan memakan waktu satu atau dua hari untuk ini, tetapi tidak disangka dia tiba secepat ini? !

Dia segera menunjukkan senyuman menyanjung, dan berkata dengan menyanjung: "Oh, ternyata Tuan Radit! Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal sehingga aku dapat menyambutmu secara pribadi!"

Brama sangat jelas mengetahui bahwa perusahaan telah berpindah tangan, secara teori, semua posisi berkemungkinan berubah, jika pihak lawan ingin memecat dirinya, maka usahanya selama bertahun-tahun akan sia-sia.

Reni yang sialan ini, dia bahkan tidak menghormati pemilik baru, jika dia tidak segera memecatnya, maka itu berkemungkinan akan melibatkan dirinya.

Lalu dia segera melihat ke Reni dan berkata dengan marah: "Reni, kamu telah dipecat! Segera kemasi barang-barangmu dan pergi!"

Reni langsung seperti disambar petir.

Dia dengan tidak mudahnya bisa naik ke posisi sekarang dengan gaji tahunan 4 miliar, jika dia dipecat, dia tidak akan punya apa-apa lagi.

Jadi dia bergegas memohon: "Presdir, aku sudah salah, melihat aku sudah bekerja dan berkontribusi bertahun-tahun di perusahaan, mohon Anda maafkan aku satu kali ini saja!"

Setelah selesai mengatakannya, dia berkata kepada Andi dan Radit dengan menangis: "Tuan-tuan, ini salahku, aku sudah merendahkan kalian, tolong kasihanilah aku, dan jangan menyimpan perkataanku dalam hati ... "

Brama terus melihat ekspresi Andi dan Radit, ketika di melihat bahwa mereka tidak mengatakan apa-apa, dia tahu bahwa Reni tidak akan pernah bisa dipertahankan, jadi dia berteriak dengan marah: "Omong kosong apa lagi yang kamu bicarakan? Segera pergi dari sini!"

Wajah Reni tiba-tiba menjadi pucat, dan dia langsung berlutut di bawah, dia memegangi kaki celana Brama dan berteriak sambil menangis: "Presdir Brama, aku salah, mohon maafkan aku kali ini saja."

Brama mendengus dingin, dan berkata, "Tidak ada gunanya kamu mengatakannya padaku, sekarang Tuan Radit yang memiliki hak bicara."

Radit segera menunjuk ke Andi dan berkata: "Semuanya tergantung pada perkataan Tuan muda Andi!"

Reni segera merangkak ke Andi dan menampar wajahnya dengan keras, dia berkata sambil menangis: "Tuan muda Andi, aku benar-benar sudah tahu bahwa aku salah, aku sudah merendahkan kalian, maaf, mohon Anda maafkan aku, aku tidak akan berani lagi ... "

Andi mengerutkan kening dan berkata: "Jika perusahaan ini bukan milikku, apakah kamu akan bersikap begitu sopan kepadaku? Takutnya kamu sudah akan mengusirku sejak lama."

Brama bergegas meneriaki Reni: "Apakah kamu masih tidak mau pergi? Apakah kamu menunggu penjaga keamanan mengusirmu?"

Setelah selesai mengatakannya, dia bergegas berkata kepada Andi dan Radit: "Tuan-tuan, silakan datang ke kantorku untuk mengobrol."

Andi berkata dengan dingin: "Tidak perlu, tidak ada yang perlu aku obrolkan denganmu."

Setelah itu, dia menatap Heri yang merupakan wakil CEO, dan berkata: "Pergi ke kantormu saja untuk mengobrol."

Heri terlihat sangat gembira dan dia bergegas berkata: "Silakan!"

Melihat tamu terhormat pergi dengan Heri, ekspresi Brama sangat tidak enak dipandang, dia menatap Reni dan merasa sangat marah, dia langsung menampar wajahnya dan memarahinya: "Sialan, bodoh! Kamu kali ini sudah benar-benar mencelakaiku! Jika kali ini Heri naik jabatan, aku akan membunuhmu! "

Setelah Reni ditampar, dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun, dan tubuhnya gemetaran karena ketakutan.

***

Ketika tiba di kantor Heri, Andi bertanya: "Heri, jika aku memberikan posisi CEO kepadamu, apakah kamu bisa menanggung tanggung jawab ini?"

Ketika Heri mendengar ini, dia membungkuk dengan gembira dan berkata dengan hormat: "Anda jangan khawatir, kelak aku akan mendengarkan semua perkataan Anda!"

"Oke." Andi mengangguk dan berkata: "Mulai sekarang, kamu adalah CEO Perusahaan Morning Group."

Wajah Heri langsung memerah karena gembira, dan rasa senang yang luar biasa memenuhi pikirannya.

Dia berdiri tegak dan berkata dengan wajah memerah: "Terima kasih, Tuan muda, aku berjanji tidak akan mengecewakan Anda."

Andi berkata dengan santai: "Tugas pertama yang aku berikan padamu adalah menyelesaikan Brama dan putranya!"

Heri berkata dengan penuh semangat: "Aku selalu mengumpulkan banyak bukti kriminal mereka, Brama dan putranya menggelapkan dana perusahaan, menebalkan kantong pribadi, dan menerima rabat di perusahaan, totalnya mereka setidaknya untung beberapa ratus miliar!"

Andi bertanya: "Apakah buktinya cukup?"

"Cukup! Semuanya ada di brankasku!"

Andi berkata kepada Radit: "Radit, apakah kamu kenal orang-orang dari kepolisian Kota Z? Telepon dan minta mereka untuk menangkapnya sekarang!"

Radit segera mengangguk dan berkata: "Kepala pemerintah provinsi adalah teman lamaku, aku akan meneleponnya sekarang!"

Setelah beberapa saat, Radit menutup telepon dan berkata kepada Andi: "Tuan muda Andi, orang-orang dari pemerintah provinsi sudah dalam perjalanan."

"Oke." Andi mengangguk puas, dan berkata kepada Radit: "Kamu tuliskan cek untukku senilai 20 milyar, aku akan memberikannya kepada istriku."

Radit langsung mengiyakannya, dan segera mengeluarkan buku cek, dia menulis cek senilai 20 miliar dan menyerahkannya kepada Andi.

Saat ini, dia menerima pesan dan buru-buru berkata kepada Andi: "Tuan muda Andi, Nyonya muda ada di sini, di kantor Romeo Dodi di lantai bawah."

"Apa?!"

Andi langsung berdiri.

Andi sudah pernah mendengar tentang sejarah kejayaan Romeo Dodi, bajingan ini paling menyukai bawahan wanita jika dia tidak bisa mendapatkannya maka dia bisa menggunakan obat atau melakukannya dengan cara paksa.

Konon lebih dari sepuluh bawahan wanita yang dibius olehnya di kantornya!

Sekarang Dinda pergi ke kantornya, mungkin dia juga akan dijebak olehnya!

Lalu Andi bergegas keluar tanpa ragu.

Heri hendak mengejarnya, Radit bergegas menghentikannya, dan berkata: "Biarkan Tuan muda menyelesaikannya sendiri, kamu harus ingat jangan pernah membocorkan identitasnya."

bersambung...

Próximo capítulo