webnovel

Suara Takdir

Sinar bulan terlihat begitu terang di atas langit, bulan purnama yang begitu indah dengan sinar terangnya yang sangat cantik sungguh sempurna. Malam yang gelap terlihat begitu terang berkat sinar bulan, tidak ada yang lebih indah dari para bintang yang menghiasi langit malam.

Perpaduan yang sempurna untuk tidak di lewatkan, itulah yang Livina rasakan saat manik biru langitnya menatap langit malam itu. Gadis kecil dengan surai hitam yang panjang itu terlihat tersenyum menatap salah satu bintang di langit. Maniknya menutup merasakan angin yang berhembus mengenai wajahnya.

Perasaannya sedang buruk sekarang dan dia sering melakukan hal ini saat hal itu terjadi. Itu semua karena orang-orang yang menatapnya buruk, hanya karena dirinya berdarah campuran. Air matanya jatuh membahasi pipinya yang mulai memerah karena udara yang dingin.

Memangnya dia mau lahir dengan memiliki darah campuran, memangnya dia bisa memilih untuk hidup seperti ini. Dia hanya anak berumur dua belas tahun yang tidak tau apa-apa soal dunia ini. Lalu kenapa dia menjadi bahan ejekan karena dia campuran dan di buang.

"Vina.."

Suara itu, suara ibunya. Wanita yang masih muda dan sangat cantik, dia adalah orang yang sudah melahirkannya. Manik Livina menatap ibunya dengan senyuman lebar setelah menghapus air matanya kasar.

"Ibu.."

"Sayang.. kenapa kau di sini, di sini sangat dingin sayang.."

Livina tertawa kecil mendengar ucapan ibunya sebelum memeluk wanita itu "aku hanya melihat bintang ibu, apakah ibu tau bintang itu sangat indah"

Livina menunjuk salah satu bintang yang begitu dekat dengan bulan dengan sebuah senyuman yang begitu lebar "aku menyukainya.."

Ibu Livina membalas pelukan anaknya dan langsung tersenyum "apakah kau memikirkan ucapan mereka?"

Livina terlihat terkejut tapi dia langsung menutupinya dengan gelengan cepat membuat sang ibu merasa bersalah. Dia harusnya tidak bertindak bodoh waktu itu, hanya karena cinta dia harus membuat anaknya terluka.

Anak dari buah cinta dirinya dengan seorang pemimpin Lycan, jika saja dia mengabaikan dan melupakan cintanya. Pasti saat itu anaknya tidak perlu lahir dan harus menanggung beban seberat ini.

"Maafkan ibu.. karena ibu kau harus menanggung beban sebesar ini"

Livina menggeleng menghapus air mata ibunya yang jatuh tanpa dia sadari "ibu.. aku tidak pernah menyalahkan ibu, aku merasa senang karena ibu sudah melahirkanku dan membesarkanku dengan baik"

Livina tau bahwa dirinya merasa takut dan kecewa karena dirinya berbeda tapi jika dia menyalahkan takdir maka dia sendiri yang akan tersakiti. Jadi biarkan takdir mempermainkan dirinya asalkan dia masih bisa bertahan dan berdiri tegak menatap dunia yang mengejeknya setiap saat.

"Ibu, apakah aku boleh tau siapa ayahku? Mereka selalu bilang bahwa aku anak campuran yang buruk apakah ayah dari kaum yang buruk?"

Sang ibu terdiam merasa semakin bersalah, anaknya begitu berbesar hati karena kesalahannya. Bahkan dia mengatakan terima kasih padanya, padahal dia adalah ibu yang masih buruk untuknya. Maniknya tertutup merasakan perasaan yang semakin menghancurkan hatinya.

Tangannya meraih wajah sang anak menatap manik biru langit yang begitu cantik dan bersinar "Lycan, ayahmu seorang pemimpin Lycan"

Jawaban sang ibu membuat Livina terdiam menatap terkejut akan jawaban ibunya, kenapa dia tidak menyadarinya. Kenapa dia tidak tau jika suara yang selalu memanggilnya adalah inner wofl-nya. Inner wofl-nya yang menjadi bagian milik para Werewolf.

Livina menangis dengan tangan yang berusaha menutupi wajahnya, rasanya begitu buruk bahwa dia tidak memahami dirinya sendiri. Kenapa?? Apakah karena dia anak kecil yang tidak tau apa-apa.

"Kau kenapa sayang... Apakah ibu menyakitimu?"

Suara sang ibu terlihat begitu khawatir dan Livina malah merasa bersalah karena membuat ibunya khawatir. Dia langsung membuka wajahnya menatap manik ungu dingin yang jika di amati akan menunjukan sebuah jurang kematian. Manik yang begitu mengerikan milik ibunya yang menjadi ciri khas seorang penyihir tingkat tinggi.

"Ibu aku sering mendengar suara yang memanggil namaku di dalam pikiranku tapi aku mengabaikannya karena aku berpikir itu hanyalah halusinasi tapi jika aku memang keturunan Lycan jelas aku memiliki inner wofl bukan?"

Livina menjelaskan dengan manik yang masih berkaca-kaca setelah menangis. Jika dia tau pasti dia tidak akan pernah menganggap inner wofl-nya sebagai bagian dari halusinasinya. Jika saja dia tau lebih awal pasti dia tidak....

"Kau tidak mungkin memilikinyal!"

Manik ibunya terlihat membesar dengan pandangan tidak percaya menatap Livina yang terdiam di tempatnya. Pandangan apa itu, kenapa Livina merasa takut sekarang. Apakah ini karena dia salah mengira suara itu adalah inner wofl-nya lalu suara siapa itu.

"Kau berdarah campuran dan kau tidak akan mungkin berubah menjadi Lycan" lanjut sang ibu membuat Livina menunduk dalam.

Ternyata benar, ini karena dia salah sangka. Lalu suara siapa itu? Kenapa dia tidak tau apa pun, kenapa??

"Kau adalah Half, dan kau tidak akan pernah bisa memiliki inner wofl"

Lagi-lagi ibunya menjelaskan hal yang sudah dia pahami, kenapa ibunya tidak menjelaskan tentang suara yang selama ini dia dengar. Apa benar itu hanya bagian dari halusinasinya "lalu suara siapa itu ibu?!"

Livina menarik nafasnya kasar menatap sang ibu yang terkejut akan reaksinya "aku mendengarnya jelas, dia mengatakan semuanya. Bahwa aku harus menolong ayah yang bahkan aku tidak tau ada di mana!!"

Livina kembali menangis meremat pakaiannya kuat, dia tidak percaya jika dia sudah berani membentak ibunya. Rasanya sesak dan Livina langsung mengucapakan kalimat maaf dengan manik yang tertutup rapat.

"Kau mendengarnya sejak kapan?" sekarang gantian ibunya yang terlihat penasaran akan hal yang dia tau.

Dan Livina langsung mendongak menatap manik penasaran sang ibu "sejak berumur sepuluh tahun, saat itu suara itu datang mengatakan bahwa dia adalah diriku yang lain lalu menyuruhku menyelamatkan ayah"

"Apa yang terjadi pada ayahmu??"

Ibunya terlihat gelisah, apakah ibunya gelisah karena ucapannya soal ayahnya. Kenapa sekarang Livina ingin tertawa tapi akhirnya dia hanya bisa menangis saja "bukankah ibu tau perang antara Vampire dan Werewolf yang masih berlangsung, aku tidak tau ayah kenapa tapi sepertinya ada hubungannya dengan itu"

Livina terlihat kacau sekarang, walau dia terus bicara dan menjelaskan semuanya apakah akhirnya dia akan mendapatkan jawaban. Jawaban bahwa dirinya mendengar semua hal buruk yang akan menjadi takdir kaum Werewolf.

Rasanya Livina ingin menutup kedua telinganya dan mengabaikan seluruh hal yang dia dengar. Tapi dia tidak bisa, mendengar kata ayah yang terucap dari suara itu membuat Livina mulai takut.

Dia takut jika ayahnya mati atau terluka di suatu tempat dan akhirnya Livina memilih untuk mendengarkan suara takdir itu.

Próximo capítulo