webnovel

Penyusup 3

"Sial, sial! Matilah!"

Seorang Iblis wanita yang memiliki penampilan humanoid, dengan rambut berwarna jahe diikat menjadi dua sanggul horizontal satu sama lain di bagian atas kepalanya. Dua helai rambut panjang yang berakhir dengan ikal turun dari setiap sanggul rambut. Dia memiliki mata berwarna merah, dan terdapat tanda berbentuk bintang empat di antara matanya. Penampilannya sebagian besar menampilkan banyak kulitnya, hanya mengenakan bra merah muda yang melekat pada lengan hitam yang menutupi lengannya. Dia mengenakan celana panjang hitam dengan ikat pinggang merah muda yang dihiasi dengan bintang kuning.

Wanita itu adalah Galla, salah seorang anggota Six Knight of Black, sekaligus menjadi satu-satunya wanita di kelompoknya.

Saat tersesat di hutan dan terus mengutuk dalam perjalanannya, dia tiba di sebuah danau kecil yang tenang.

Tapi tiba-tiba dia diserang oleh ular raksasa yang muncul dari permukaan danau.

Dan inilah dia, yang sekarang harus berhadapan dengan salah satu Binatang Ilahi penjaga pegunungan ini.

Ular itu bukan satu-satunya makhluk, karena makhluk panjang itu hanya mengeliliti kura-kura hitam raksasa yang sebelumnya juga keluar dari permukaan danau.

Byur! Byur!

Genbu yang memiliki keistimewaan diantara rekan binatangnya yang lain, mampu mempertahankan wujud raksasanya.

Dia terus merangkak mendekati Galla, dengan yang terakhir terus mencambuknya. Kulitnya terasa seperti digaruk saat Galla menyerangnya dengan cambuknya.

Ular yang melilit cangkangnya juga berusaha mematuk Galla, tapi wanita itu sangat gesit karena mampu menghindari sebagian serangan.

"Sial, tidak bisa terus seperti ini!"

Galla yang terus menerus menghindar dari serangan gabungan Genbu, juga berusaha untuk memberi kerusakan pada kura-kura raksasa itu.

Tapi Genbu hanya mengabaikan serangan yang jatuh di kulit dan cangkangnya karena dia tidak merasakan apa-apa pada serangan itu.

ROOAARRRRR!

Genbu meraung karena dia tidak tahan lagi, sudah waktunya untuk membereskan musuh pertamanya ini. Walaupun Galla tidak bisa memberikan kerusakan yang serius padanya, tetap saja kehadirannya seperti nyamuk yang menganggu. Jika tidak segera dihancurkan di bawah kakinya, itu akan terus berdengung.

Padahal dia bisa saja melepaskannya.

Tapi penciptanya menginginkan mereka mati.

Genbu membuka mulutnya lebar-lebar, sebuah energi terkonsentrasi muncul dari mulutnya. Seketika udara disekitarnya berubah menjadi tenang dan nyaman.

Tapi itu hanyalah fasad karena ketenangan yang dikeluarkan kura-kura itu sangat menakutkan.

Meriam energi besar ditembakan dari mulut Genbu dan itu menuju ke Galla yang sedang disibukkan dengan ular panjang yang menyerangnya.

BAM!

Galla yang kulit luarnya mati rasa karena merasakan bahaya besar akan menimpanya segera menggunakan semua tenaganya di kakinya, dia melompat menjauh sambil menginjak udara untuk menghindari tembakan energi Genbu.

BOOM!

Seluruh jalur yang dilewati oleh serangan itu musnah sampai membentuk garis yang membentang hingga beberapa mil.

Galla berhasil menghindari serangan, tapi dampak kejutan yang dihasilkan oleh serangan itu mempengaruhi keseimbangannya. Dia terbentur beberapa pohon dan menghancurkan tanah, menyebabkan kawah kecil di lokasi pendaratannya.

"Gahh!" Mulutnya memuntahkan seteguk darah sebelum buru-buru berdiri dan mempersiapkan posisinya.

"Kah, siapa yang menyangka aku akan kesulitan seperti ini." Dia meludahkan darah yang tersisa dari mulutnya. Sekarang dia bahkan tidak berani mengutuk lagi karena keadaannya saat ini yang terlihat menyedihkan.

Biasanya, dia adalah orang yang sombong dengan setiap perkataannya yang mengandung racun. Dia juga senang saat melihat penderitaan orang lain, suka menyiksa bawahan yang dia anggap tidak berguna, dan masih banyak hal buruk lainnya.

Sekarang, dia menerima kenyataan saat dia bahkan kewalahan oleh makhluk acak yang mencoba menghentikannya. Harga dirinya sebagai salah satu anggota Six Knight of Black berada dalam keraguan kritis.

"Orang besar sialan, tidak bisakah kau melunakkan kulitmu sedikit saja," dia bergumam setelah berdiri dengan susah payah. Kekuatan kegelapan segera menyelimuti dirinya dan menyembuhkannya.

"Kurasa aku harus berjuang sampai akhir, yang sama sekali bukan seperti diriku."

Kemudian, dia berinisiatif untuk menyerang. Kakinya mendorong tanah dan tubuhnya melesat menuju Genbu.

Dengan cambuk di tangannya, dia mengepalkannya erat-erat dan mengayunkannya sekuat tenaga.

"Flesh Crush!"

Cambuknya menyerang berulang kali dengan setiap serangannya mengandung energi gelap yang merusak.

Saat dia berpikir bahwa dia mengenainya, dia tiba-tiba merasa ada yang aneh karena serangan itu tidak sesuai dengan apa seharusnya. Cambuknya melewati tubuh besar Genbu seolah itu hanyalah udara.

Perasaan bahaya muncul secara ekstrim dalam instingnya, dan dia buru-buru bertindak.

"Sial-!"

Saat dia hendak melompat dan terbang ke udara, sebuah kepala ular muncul dari tanah tempat dia berpijak sebelumnya. Itu membuka mulutnya lebar-lebar dan melebar hingga batasnya.

Tubuh kecil Galla tidak bisa menahan ukuran itu dan dia hanya bisa ditelah olehnya.

Glup!

Ular itu menelan benjolan dan bersendawa puas. Tiba-tiba, tanah melonjak dan kura-kura raksasa keluar dari bawah.

Menggoyangkan tubunya untuk menghilangkan pasir, dia berbalik dan berjalan menuju danau dengan kaki besarnya.

Tapi tiba-tiba...

Blup!

Seperti gelembung yang pecah, tubuh besarnya pecah mengeluarkan asap dan digantikan dengan kura-kura dan ular kecil yang mengambang.

Mereka segera kembali ke danau untuk menunggu mangsa lain.

...

Sementara itu, di hutan bagian Timur.

Seekor Naga Azure bersisik biru sedang terbang mulus di kehampaan dengan tubuhnya yang seperti Naga Timur. Itu meliuk-liuk dan berenang seolah-olah udara adalah air.

Cakarnya yang tajam menginjak udara, dengan setiap dengusan membawa perasaan alami bagi lingkungan.

Seharusnya itu terlihat mendominasi dan mengintimidasi, tapi sayangnya tidak karena ukurannya yang relatif kecil untuk ukuran seekor Naga.

Panjangnya hanya tujuh meter, dan dengan tubuh itu, dia meliuk-liuk dan mencoba bertingkah seperti Naga Sejati.

Yah, dia masih bayi dan baru menghirup udara di dunia ini hanya dalam beberapa hari.

Saat matanya melihat sekeliling dan mencoba mencari musuh yang menyusup tempat ini, dia menemukan suatu makhluk aneh berkulit putih dengan sebagian sisi tubuhnya berwarna merah.

Orang aneh itu sedang bertarung melawan beberapa prajurit bayangan yang menjaga hutan ini.

Itu adalah adalah Iblis humanoid, tidak memiliki rambut dan tidak mengenakan pakaian apa pun. Setengah kiri tubuhnya benar-benar putih, dengan beberapa garis retak di wajah, dada, dan lengan. Bagian kanan sebagian besar merupakan gumpalan merah yang ukurannya lebih besar dari sisi kanan. Massa merah ini menutupi sisi kiri wajahnya juga. Tanda merahnya berbentuk seperti jam pasir, meskipun tidak terlihat, karena ditutupi oleh bagian merah tubuhnya.

Atollah yang disibukkan dengan prajurit bayangan, merasa benar-benar kewalahan. Dia sebagai anggota dari Six Knight of Black, seharusnya cukup kuat untuk bisa berdiri di sisi Sepuluh Perintah Tuhan di medan perang.

Tapi disinilah dia, yang bahkan sangat kesulitan untuk melawan prajurit bayangan yang terus muncul tidak peduli berapa banyak dia menghancurkan mereka. Selain itu, dia juga tidak bisa mencabut jiwa dari para prajurit bayangan yang menyerangnya.

Sisi merah tubuhnya seperti sel lain yang istimewa dalam dirinya. Itu bisa membelah, menyerang, dan bahkan melindunginya.

Dia membagi bagian merah itu untuk menyerang beberapa peajurit bayangan sekaligus.

Prajurit bayangan terjebak dalam gumpalan daging merah dan sel-sel itu menciba merasuki tububnya dan menghancurkannya dari dalam.

Tapi apa itu prajurit bayangan? Mereka adalah mayat yang dibangkitkan dalam fisik istimewa melalui kemampuan lain zanpakuto milik Asheel. Mereka bisa terus beregenerasi selama Asheel terus memasok energinya.

Tapi sebenarnya Asheel tidak melakukannya karena mereka diberi nutrisi oleh Britannia sendiri. Melalui hubungannya dengan Britannia, dia bisa mengendalikannya secara terbatas.

Dan begitulah, tercipta pasukan abadi yang siap menyerang siapapun yang menyusup tanah suci mereka.

Atollah yang menyadari jika tidak melihat satupun mayat dari prajurit hitam itu setelah mengindar di berbagai tempat beberapa kali, tahu jika yang dilawannya ternyata adalah sebuah pasukan abadi.

Masing-masing dari prajurit bayangan itu sekuat Iblis rata-rata, dan meskipun dia mampu menangani banyak dari mereka, melawan prajurit abadi sendirian tanpa mengetahui kelemahan lawannya sudah menjadi kekalahannya sejak awal. Dengan kemampuannya, dia hanya bisa memperlambat penyembuhan prajurit bayangan menggunakan sel-sel merah yang menempel di tubuh mereka.

Seiryuu yang melihat makhluk aneh itu cukup kuat untuk menjadi ancaman bagi sebagian prajurit bayangan karena Atollah mampu menghambat regenerasi mereka, langsung membuka mulutnya dan energi terkompresi muncul darinya.

"Dragon Roar!"

Sebuah tembakan energi yang sangat terkonsentrasi keluar dari mulutnya, menembus udara dan kabut, kemudian sampai di makhluk Iblis berkulit putih itu.

Atollah langsung mendongak setelah merasakan ancaman dari langit saat sel-sel di tubuhnya merasa gelisah. Tapi saat pandangannya dialihkan ke atas, hanya cahaya terang yang menyambutnya.

BOOOOOOM!

Ledakan besar terjadi di hutan bagian timur, menyebabkan hutan itu menjadi lahan kosong yang hangus dan terbakar, tanah juga berubah menjadi kawah besar.

Tubuh Atollah menguap beserta sel-sel tubuhnya hingga menghilang dari keberadaan.

Seiryuu mendengus dan berbalik, pergi menuju arah lain dan berpatroli di sekitar hutan yang menjadi wilayah penjagaannya.

Dia tidak peduli lagi dengan hutan yang rusak karena nanti akan pulih dengan sendirinya.

Saat dengan bosan mengambang-ambang di udara, dia tiba-tiba merasa ada sentuhan kecil di sisik birunya.

Kepala Naga-nya mendongak dan melihat seekor makhkuk aneh lagi yang menembakkan jarum beracun dari lubang tubuhnya.

Próximo capítulo