Kelompok enam orang bergerak dengan gesit. Sosok mereka melesat menembus angin dan menginjak padang rumput.
Di belakang enam orang itu, ribuan pasukan mengikuti mereka. Itu adalah pasukan warna-warni, dengan masing-masing dari mereka menunjukkan berbagai bentuk yang aneh.
Klan Iblis!
Yang memimpin pasukan itu adalah seorang pria yang sangat tinggi dan berotot, memiliki mata merah dan kulit abu-abu. Warna rambutnya ungu dan disisir ke atas. Dia juga memiliki tanda seperti cincin merah di dagunya.
Pemimpin itu adalah Bellion, ketua kelompok Six Knight of Black.
Bellion dan kelompoknya memimpin pasukan untuk menyerang Kuil Langit, mereka bahkan membawa seekor Indura, Iblis Legendaris yang pernah mengamuk dan bahkan ditakuti di Alam Iblis.
"Bersiaplah menerobos!"
Bellion menerjang ke depan dan mengumumkan teriakan perang.
Kelompok yang dipimpinnya juga sangat bersemangat, setiap dari mereka menunjukkan haus darah dan niat pertempuran yang melonjak.
Kelompok enam itu adalah Six Knight of Black, sebuah kelompok diantara pasukan Klan Iblis yang kekuatannya hanya dibawah Sepuluh Perintah Tuhan. Biasanya kelompok itu dijadikan patokan kekuatan untuk kelompok terakhir.
Bellion sebagai pemimpin kelompok ini, tidak mau hanya dijadikan sebuah patokan untuk kekuatan Sepuluh Perintah Tuhan. Dia mendambakan kekuatan dan berusaha meraih prestasi di medan perang hanya agar dirinya di akui.
Sekarang, dia memimpin pasukan dan akan menerobos dinding ilusi.
Blup! Blup! Blup!
Seolah ada genangan air tak terlihat, dia dan pasukannya menerobos penghalang dan yang menyambut mereka adalah sebuah kabut.
Berpikir jika kabut ini akan membuat kepanikan di pasukannya, Bellion segera berteriak ke sekitarnya:
"Tenanglah! Kabut ini hanyalah senjata mereka untuk menghalangi pandangan kita!"
"...."
Krik! Krik! Krik!
Mendengar suara jangkrik seolah mengejeknya, Bellion segera menyapu pandangannya ke segala arah dan menjadi terkejut.
"Tidak ada siapa-siapa....!?"
Matanya melebar setelah menyadari jika dia hanya sendirian di hutan berkabut ini.
"Sial, kita tertipu lagi. Penghalang ilusi itu adalah pemicu teleportasi acak ke kabut sialan ini!" Dia mengutuk.
"Terserah, aku akan mencari yang lain."
Dia segera melesat melintasi kabut. Bergerak cepat diantara pohon-pohon, dia merasakan ada bahaya di mana-mana.
Walaupun tidak ada yang menyerangnya, instingnya terus mengingatkannya jika ada sesuatu di hutan berkabut ini.
Clang!
Tubuhnya segera berbalik dan memiring ke samping. Dari posisi sebelumnya, sebuah panah besi muncul dan akan menembaknya.
Clang! Clang! Clang!
Banyak panah ditujukan kepadanya, dan Bellion hanya dengan santainya menghindar dan menangkisnya dengan pedang.
"Akhirnya kalian muncul, bajingan Celestial....???"
Kata-katanya semakin melambat sebelum dia bingung.
"Ini bukan Celestial, bukan juga pasukan Klan Dewi." Dia mengerutkan keningnya sebelum menajamkan matanya. Corak kegelapan bergerak diantara tubuhnya dan menggeliat di bagian wajahnya. "Walaupun aku sudah menggunakan tanda Iblis, aku masih tidak bisa melihat menembus kabut ini? Wah, kabut ini benar-benar sesuatu."
Instingnya diingatkan secara tiba-tiba saat sesosok hitam melesat ke arahnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Bellion segera menaruh pedangnya ke depan dan memblokir serangan itu.
Dentang!
Matanya akhirnya menangkap sosok yang menyerangnya.
"Skeleton? Ataukah golem?" Dia lebih jauh mengerutkan kening saat tidak merasakan hawa keberadaan pada sosok itu.
Itu adalah sosok gagah yang menggunakan full armor hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki. Di bagian helmnya terdapat rumbai merah yang jatuh ke punggungnya.
Wajahnya tidak terlihat jelas karena hanya ada kegelapan di sela-sela armor helm kepalanya.
"Makhluk apa itu?" Bellion bersiap-siap saat dia tidak mengetahui jenis makhluk didepannya, tapi instingnya merasakan tanda bahaya dari makhluk hitam itu.
"Penyusup harus mati," Ksatria itu mengeluarkan nada berat yang monoton dan segera menegakkan tubuhnya. Tiba-tiba dia mengangkat tangannya seolah memberi aba-aba.
Swoosh! Swoosh! Swoosh!
Banyak panah besi melesat dari segala arah dan membidik Bellion. Masing-masing anak panah menembus kecepatan suara dan menciptakan angin puyuh kecil, menyingkirkan semua halangan dan tekanan.
"Sial, jadi kamu membawa pasukan, ya !?"
Tangannya bergerak cepat saat dia menebas ke segala arah dan memblokir setiap panah yang masuk.
Semua fokusnya diarahkan untuk memblokir panah tak terhitung jumlahnya yang terus membidiknya. Tapi tiba-tiba, dia melompat ke belakang.
Slash!
Tebasan dari ksatria hitam melesat dan malah memotong beberapa pohon dari jalur serangannya.
BAM!
Tanah tampaknya telah naik dan membentuk awan debu akibat tebasan yang meleset itu.
Bellion menghela nafas setelah dia menghindari serangan mematikan. Walaupun berhasil menghindari tebasan sebelumnya, dia terluka di berbagai bagian tubuhnya karena beberapa anak panah berhasil menggoresnya saat dia menghindar tadi.
Wajahnya tetap acuh tak acuh saat semua lukanya sembuh oleh energi gelap yang menembel lukanya. Dia menyiapkan postur bertarungnya karena merasakan ksatria hitam itu akan menyerangnya.
Dentang!
Kedua pedang bentrok menciptakan gelombang kejut yang mampu menerbangkan semua panah yang ditujukan kepadanya.
Selama beberapa waktu, mereka terus bentrok dan hujan panah akan jatuh pada mereka. Akibatnya, terdapat banyak goresan pedang di tanah dan batu. Adapun pohon, mereka semua telah terpotong akibat riak pedang dari bentrokan Bellion dan ksatria hitam itu.
Bellion merasa disulitkan untuk membokir semua panah yang tidak ada habisnya sekaligus menghindari tebasan ksatria hitam. Apalagi dalam pandangannya yang terbatas akibat kabut aneh ini, dia tidak bisa memprediksi dari mana anak panah akan datang.
"Bahkan, saat aku menggunakan tanda Iblis dengan kekuatan penuh, aku masih dipojokkan ?!"
Selama ini, tangannya terus bergerak dan memblokir semua serangan yang diarahkan padanya.
"Sial, aku sudah muak!"
Dia menghentikan gerakannya dan mengambil posisi.
"Death Burn!"
Blaze!
Ledakan api biru muncul dari tubuhnya dan segera membakar hutan di sekitarnya dalam gelombang. Sebagian hutan menjadi gundul akibat ledakan panas itu.
"Hahaha, lihatlah kekuatanku yang mampu melampaui Sepuluh Perintah! Rendahan sepertimu tidak akan bertahan bahkan hanya dalam satu detik." Bellion tertawa terbahak-bahak saat dia menunjukkam ekspresi kejam.
Tapi ekspresinya segera meredup dan dia mengerutkan kening. "Kabut sialan ini masih ada bahkan setelah aku membakar seluruh hutan, sangat menyebalkan."
Saat dia mengumpat, tubuhnya bergerak sendiri saat merasakan bahaya mendekatinya.
Dentang!
Bentrokan kedua pedang menyadarkan pikirannya saat ekspresinya menjadi muak.
"Sialan, kau belum mati ?!"
Tubuhnya segera mundur ke belakang agar dia bisa bersiap-siap dan mengakhiri pertarungan ini.
Setelah dia mengambil posisi, pedang yang dia genggam menggunakan kedua tangannya tiba-tiba diselimuti oleh kegelapan. Mengangkat tangannya, dia menebas ke arah ksatria hitam itu beberapa kali.
"Shinshoku no Yaiba! (Pedang Erosi)"
Kegelapan pedang melesat ke depan dan membentuk cahaya pedang yang memotong apapun yang ada di jalurnya.
Slash!
Banyak cahaya pedang menebas tubuh ksatria hitam dan armornya tercabik-cabik dari serangan beruntun itu.
Buk!
Akhirnya tubuhnya jatuh ke tanah karena kehabisan kekuatan.
Bellion yang melihat ksatria hitam telah tumbang, menyarungkan pedangnya dan menghela nafas.
Tidak bersantai-santai, dia segera melesat pergi.
"Hutan ini berbahaya, aku harus menemui yang lain atau meninggalkan mereka agar aku bisa melarikan diri saat tidak ada pilihan terakhir." Berkata sendiri dalam benaknya, dia segera mempercepat gerakannya.
Grrr!
Bellion tidak sadar jika dirinya telah ditatap oleh seekor Harimau Putih imut.
...
Asheel yang sedang mengunyah ikan, tiba-tiba mendengar suara Sera.
"Ada keributan di bawah?"
Sera juga sedang memakan ikan panggang sedikit menoleh ke arah tertentu. Matanya yang merah seperti bisa menembus apapun saat dia melihat pertarungan Bellion sekilas sebelum membuang muka dan melanjutkan makannya.
"Itu adalah beberapa serangga sebelumnya," Asheel berkata di sela-sela makannya. "Anak-anak sedang menonton di luar, haruskah kita juga menontonnya? Toh, aku bosan."
"Aku tidak ikut," Sera hanya mengatakan itu.
Merlin dan Ophis pergi keluar sebelumnya dengan membawa ikan panggangnya dan melihat pertarungan (pembantaian) prajurit hitam yang menjaga hutan melawan pasukan dari Klan Iblis.
"Apa tidak apa-apa membiarkan Merlin-chan seperti itu? Keingintahuannya sangat tinggi, aku sedikir khawatir."
"Tenang saja, ada Ophis-chan di sisinya."
Sera mengangguk dan mencabut tulang ikan dari mulut kecilnya, "Lagian, kenapa ada pasukan yang menyerang tempat ini?"
"Mungkin karena mata air di bawah gunung itu," Jawab Asheel.
"Gerbang penghubung Alam lain itu? Tempat dimana Chaos berada?"
"Ya," Asheel mengangguk.
"Peperangan ini terlihat sia-sia."
Asheel tidak mendengarnya saat merasakan hubungan yang terputus dari salah satu pasukannya.
"Hmm? Salah satu prajurit bayanganku yang memiliki peringkat General Grade telah tumbang?" Dia mengangkat alis dan merasa sedikit heran. "Terserah, prajurit itu tidak akan mati dengan mudah."
...
Di tempat pertempuran Bellion sebelumnya.
Ksatria hitam yang tumbang dan selama ini diam tiba-tiba mengeluarkan gerakan. Tubuhnya sedikit bergetar saat matanya bersinar merah.
Sosoknya bangkit seperti hantu dan langsung melesat pergi setelah melihat sekeliling.
Dia akan melanjutkan menjaga hutan milik Raja-nya.
Percaya atau tidak, ch ini seharusnya di uploud kemarin, tapi karena kesalahan saat mengatur batas waktu, yang seharusnya tanggal 4 menjadi 5.
Saya akan mengunggah ch lain setelah ini.
Thx