"Eh lupa ..., selamat pagi suami." Cia terkikik geli setelah itu. Aneh banget, manja kayak gini. Tapi, Clara bilang itu perlu, menghadapi suami yang setenang patung dewa, si istri harus agresif dan kreaktif.
"Pagi wifey." Sahut Dhika tanpa ekspresi manja sama sekali. Nada suaranya mirip kayak bilang, 'ya, hari ini cerah'
"Kalo ngomong romantis itu harus di samain dengan ekpresinya!" Sewot Cia.
Dhika memegang punggung tangan Cia dan mengelusnya pelan, "ajari saya."
Cia mau menarik tangannya tapi Dhika menahannya, pria itu berbalik sehingga tubuh mereka saling berhadapan. Dhika terpana dengan makhluk yang dia lihat di depannya ini.
"Kamu jauh lebih cantik alami begini. Sinar matahari menyempurnakanmu." Pipi Cia merona, terlihat semakin hangat. Walaupun masih datar ucapan dan tatapan, tapi tetap buat spot jantung juga.
Dhika menaikkan dagu Cia, lalu memberikan lumatan selamat pagi, sedikit panjang sampai mereka hampir kehabisan napas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com