"Kayak yang Jo bilang, seumur hidup kita harus hidup sama dia, biar nggak selingkuh dia harus tampan dan bodynya bagus. Jadi nggak perlu halu sama jodohnya orang, lagian muka gue di atas rata-rata." Jelas Cia. Itu pemikiran dia ya harus di hargai juga dong.
Apa yang dia bilang masuk akal, tapi ujung kalimatnya nggak banget. Aer laut asin sendiri.
"Oh ya, harus seumuran, penting." Lanjutnya lagi. Itu belum di coret dari syarat utamanya Cia.
"Jangan terlalu bersyarat Ci, takutnya dapat yang lo sebaliknya." Aneth horor banget cara ngomongnya.
Tapi bener juga sih, dia ketula sama omongannya sendiri. Buktinya sekaran dia nikah sama orangtua.
"Lo do'anya jelek banget." Sewot Cia.
"Tapi gue ya? Kalau tuanya kayak pada Dhika rela dunia akhirat." Aneth semangat. Tatapannya kini tertuju pada pria gagah yang sedang berjalan kearah kantin tempat mereka nongkrong.
Tubuh penuh otot dan sikap tegas, sumpah suamiable banget. Pikirnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com