Mentari pagi bersinar dengan terangnya, seakan langit merestui pernikahan yang akan terjadi. Zahira datang dengan paman dan tantenya setelah keluarga Khafi menjemputnya. Dengan gaun putih dan selendang yang menutupi kepalanya dengan ragu-ragu gadis cantik ini menuju pelaminan.
Hati tak ada cinta membuat Zahira sangat nelangsa. "Maafkan Paman."
"Jangan meminta maaf paman."
Sama sekali tidak disangka oleh Zahira ketika anak-anak dari panti datang untuk mendoakan Zahira.
Wanita paruh baya yang akan menjadi mertuanya yang membawa anak panti.
"Cantiknya kakak Ira ...." pujian demi pujian dilontarkan oleh anak-anak panti. Betapa terpesonanya mereka, para tamu yang hadir sangat terpukau ketika Zahira naik ke pelaminan.
Hanya Khafi yang tetap acuh dan tidak menganggap Zahira. Sementara Adrian semakin tergila-gila oleh kecantikan Zahira.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com