webnovel

Perselisihan Kaka Dan Adik

"Patria, kamu lagi nyamar jadi orang gila ya?" tanya Ce Mimin dengan polos.

"Etdah! Sembarangan banget nih, Ce Minin! Kalau ngomong sekate-kate! Masa saya di bilang orang gila! Gini-gini Patria itu terkenal sebagai cowok yang tampan, soleh dan berakhlak mulia, Serawa Goceng tau!" tukas Patria yang dengan bangga memuji dirinya sendiri.

Ce Mimin tampak mengernyitkan alisnya karna syok mendengar kata-kata dari Patria yang luar biasa PD itu.

"Yaudah! Babang Patria yang ganteng ini, mau pamit pulang dulu ya, Ce!" pungkas Patria.

"Loh, emangnya misi penyamarannya gak di lanjutin?" tanya Ce Mimin.

"Enggak!  Ce, Saya mau ganti kostum dulu, biar kelihatan keren, masa detektif pakek kolor motif Doraemon!" jawab Patria.

 

Sementara itu, Jamillah dan Qimons mulai menyadari kehadiran Patria.

"Bebeb, itu Kakak, kamu, 'kan?" tanya Qimons.

"Lah iya itu?! Ngapain, Kak Patria, kemari? Mana gak pakek baju lagi, eww! Bikin malu aja!" cerca Jamillah.

"Terus gimana dong, Beb, kayaknya dia tahu kalau kita di sini deh!" ujar Qimons.

"Gimana ya?" Jamillah garuk-garuk rambut, kebetulan kemarin lupa gak keramas.

"Yaudah kalau gitu, kita buru-buru pergi, soalnya bisa kacau apa lagi, kalau sampai dia ngadu sama Kaka-kaka, Abang yang ganteng-ganteng itu!" ujar Qimons.

"Yaudah, ayo kita pergi sekarang kalau gitu!" ajak Jamillah seraya menarik tangan Qimons.

Jamillah dan Qimons bergandengan tangan dan berjalan mengendap-ngendap menghindar dari pandangan Patria.

 

Sementara itu Patria masih mengobrol dengan Ce Mimin kalau dia akan menghentikan sementara misinya yang memata-matai Jamillah dan Qimons, karna Patria sedang tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini.

"Yaudah, Ce! Saya pamit dulu ya?!"

"Iya, Patria! Ati-ati ya!" ujar Ce Mimin.

 

 

5 menit kemudian

Patria pun kembali mendatangi warung Ce Mimin, dengan wajah babak belur dan kepala benjol-benjol.

 

"Orang gila! Orang gila! Orang gila!" teriak para anak kecil yang berjalan membuntuti di belakangnya Patria.

"Awas! Kalian minggir! Syu! Syu! Syu!" teriak Patria sambil mengibas-ngibaskan tangan seperti mengusir lalat ijo.

"Loh, Patria! Kamu kok balik lagi! Kamu abis di antup tawon ya?" tanya Ce Minin.

"Bukan di antup tawon, Ce Mimin! Tapi di lemparain batu sama anak-anak kecil, disangkanya saya orang gila!" jelas Patria sambil mewek gak tau malu.

"Tu, 'kan tadi kan, Ece, udah bilang kalau kamu itu emang mirip orang gila!"

"Maksudnya?!"

"Ya, maksudnya emang kamu kayak orang gila beneran, Patria!"

"APUUAAAH!?" Patria yang kaget pun sampai berkata dengan mulut lebarnya mirip kuda nil.

"Pa-tri-a, kamu belum sikat gigi ya ...?"

 

Glebuk!

Dan akhirnya Ce Mimin terjatuh karna tidak kuat mencium aroma belerang dari mulut Patria yang lupa belum sikat gigi.

"Ih, Ce Mimin, lebai! Masa iya cuman karna nafas orang yang belum sikat gigi aja bisa pingsan!" cerca Patria.

Lalu Patria yang penasaran menaruh tangannya di depan mulutnya lalu menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya.

"Ya-sa-lam ...!"

 

Glebuk!

Patria juga pingsan dan terjatuh di samping Ce Mimin dengan mulut berbusa dan tubuh kejang-kejang mirip orang yang habis menenggak sianida.

 

***

 

Esok harinya, Jamillah tampak duduk menunduk di atas sofa.

Dan mendengarkan ocehan Patria sang kaka yang sedang menentang hubungannya dengan Qimons.

"Jadi selama ini kamu pacaran sama pria berkumis lele itu?!" tanya Patria.

Dan Jamillah pun mengangguk sambil menunduk karna ketakutan.

"Pokoknya gak mau tau, kalau masih mau jadi adik, Kak Patria, Jamillah, harus jauhi si ... ah, males benget nyebut namanya, bikin pita suara rusak!" cantas Patria.

"Tapi, Jamillah cinta banget, Kak. Bang Qimons itu baik hati, ganteng, unyu, tidak sombong dan rajin menabung lagi!" puji Jamillah untuk membela pacarnya.

"Eh, Jamillah! Dia itu musuh Kak Patria! Dia dan kaka-kaka satu gengnya itu ingin menguasai kampung tercinta kita ini!"

"Tapi, Jamillah—"

"Gak mau tau! Pokoknya kamu harus putusin dia! Kalau sampai para member Cute Alligators lainya tahu, kamu pacaran sama salah satu member dari Kill Rabbits, bisa berbahaya banget! Kaka bisa kena masalah!" ancam Patria.

Lalu Patria yang marah itu pergi meninggalkan Jamillah yang masih berada di sofa dan duduk sambil menunduk.

 

Clung!

Terdengar suara pesan masuk.

Dan ternyata yang mengirimkan pesan itu adalah Qimons.

Seketika Jamillah langsung antusias membukanya.

"Neng, lagi apa?" tanya Qimons lewat chat.

"Lagi duduk, Bang Qimons, abis diomelin sama, Jomblo Abadi!" jawab Jamillah.

"Maksudnya, kaka, kamu?"

"Iyalah, siapa lagi!"

"Neng, Abang kangen!"

"Sama, Jamillah juga,"

"Ah, masa sih? Pantesan dari tadi kumis, Abang, kedutan mulu!"

"Ih, si Abang, bisa ajah!"

"Ketemuan nyok!"

"Ketemuan di mana?"

"Di kafe depan, SD,"

"Itu bukan kafe, Bang, tapi warung pecel!"

"Eh, masa?"

"Iya!"

Clung!

 

Clung!

 

Clung clung clung!

Suara ponsel Jamillah, terdengar sangat berisik, sampai mengganggu Patria yang sedang mencari wangsit di toilet.

"Eh! Jamillah! Berisik banget sih!" oceh Patria yang merasa terganggu.

"Eh, maaf, Kak Patria! Jamillah lagi balesin chat dari, Kong Oesman!" tukas Jamillah beralibi.

"Ngapain kamu chatting sama aki-aki cabul itu! Jangan bilang kamu juga pacaran sama dia ya!" tuduh Patria.

Dan Jamillah pun segera menyangkalnya.

"Eh, enak aja! Kong Oesman, itu chat ke Jamillah karna dia pengen Jamillah jadi brand ambassador ikan lelenya! Wajar, 'kan! Secara Jamillah kan selebgram! Followers-nya aja udah 2 M!" jawab Jamillah penuh bangga.

"Tapi—"

"Tapi apa?! Jamillah keren, 'kan? Dari pada IG-nya, Kak Patria, masa dari dulu ampek sekarang followernya cuman ada 3, itu aja yang follow, Wans, Juju, sama Jamillah!"

"Eh, kok jadi bawa-bawa IG sih?! Sengaja ya kamu ngalihin pembicaraan buat nyangkal tuduhan,  Kaka?!"

"Eh enggak dong! Kan, Kak Patria tanya! Terus Jamillah, jawab! kelar, 'kan?!"

"Kelar apaan! Pasti ini adalah akal buluk, eh akal busuk kamu biar gak ketahuan! Dan jangan-jangan yang chating sama kamu bukan Kong Oesman, tapi si Qi... ah males banget nyebutnya!"

"Bukan! Ini beneran dari kong Oesman! Jamillah kan selebgram, wajarkan kalau ada tawaran endorse?!"

"Selebgram abal-abal! Mana ada endorse ikan lele?!"

"Ih, sirik! Yang penting folowers Jamillah ada 2 M!"

"Follower 2 M isinya haters semua!"

"Bodo amat! Yang penting Jamillah Beauty Vlogger yang banyak fans!"

"Fans apaan?! Masa ngatain dandanan kamu kayak Annabelle lah, kyak badut lah, kayak ondel-ondel lah, terus terakhir ada yang ngatain dandanan kamu kayak genderuwo!" cerca Patria.

"Wajarlah, mereka, 'kan muji Jamillah!"

"Hah?! Muji?!"

"Kenapa muka, Kak Patria, begitu?"

"Ngeledek kamu!"

"Apa?!"

 

Klontang!

Cering!

Debuk! Debuk!

"Ampun, Jamillah! Jangan lempar-lempar teflon! Nanti di marahin sama Umi!" teriak Patria.

"Awas ya! Berani ngatain gue Genderuwo lagi!" ujar Jamillah dengan tangan memegang serokkan.

"Loh, katanya pujian!?" sangkal Patria.

"Pujian, macam apa?!"

"Tadi katanya, Pujian dari fans!"

"Itu ucapan Jamillah, buat menghibur diri sendiri, Kak, hik hik hik ...,"

"Please, jangan nangis, dong Jamillah, nanti kalau kamu nagis, Kaka di omelin sama Umi,"

 

 

 

 

To be continued

Próximo capítulo