Masih Pak Tian yang tampan dan bandel.
Dika tidak punya pilihan selain berkata dengan marah, "Nanda , kamu di sini."
Pak Tian menarik napas lega dan menegakkan kepalanya, lalu berbalik ke samping, "Guru, silakan duduk."
Pada saat yang sama, Pak Tian berkata kepada Nanda, "Nanda, apakah kamu tidak terburu-buru membuat teh untuk Kepala Sekolah?"
Dengan Pak Tian, sikap pelayanan Nanda sangat baik.
Begitu Dika duduk, Pak Tian berkata dengan tatapan prihatin, "Tuan, dalam tiga hari, apakah Anda akan bertempur dengan penatua penegak hukum Garuda?" Benar saja, itu karena ini, bukan untuk menyebutkan semuanya, Nanda menyampaikan berita itu.
Dika menggelengkan kepalanya.
Pak Tian tercengang, lalu berbalik untuk melihat Nanda.
Nanda melirik Dika, dan memikirkan maksud Dika dengan jari kakinya, dan segera berkata dengan kesal, "Ini dua hari kemudian."
Kapan gadis ini menjadi sangat pintar?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com