"Jadi?!" Liza menengok kearah kalung ungu yang dikenakannya. "Kalung ini--"
"Cih!" Christ bergidik malas. "Lagi-lagi ceritanya dipotong oleh komentar yang tidak berguna!"
Liza melotot. Memberi ancang-ancang dengan mengacungkan kepalan tangannya sebagai peringatan kepada Christ.
Tapi tampaknya Christ acuh saja. Pria itu bahkan sudah lebih dulu berbalik badan, dalam posisi rebahan dan memunggungi Liza. Bahkan tak hanya itu, dia sudah antisipasi pasang pelindung mirip tameng yang menyelubungi tubuhnya. Agar Liza tidak bisa manjangkau dan menghajarnya lagi.
TANG!
"Cih ..." Liza mengibaskan tangannya merasakan sakit akibat tameng itu. Dia pun makin kesal dan ikut-ikutan berbalik badan memunggungi Christ.
"Dugaan Kak Liza benar ..." Raul memotong pertengkaran mereka. "Kalung yang kakak pakai itu adalah kalung yang kakak ambil pada saat itu. Tapi kalung itu masih belum optimal, jadi tidak bisa menyamarkan aura kakak."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com