webnovel

Ujian Hidup Halimah

Selama hidupnya Halimah bersama dengan orang tua angkatnya dan juga Kakak perempuan angkatnya sangat saling menyayangi.

Halimah selalu diperlakukan dengan sangat baik sampai pada detik ini rumah dan keluarganya diuji dengan masalah keuangan , hal ini juga membuat Kakak angkatnya yang menderita sakit yang parah yaitu suatu kanker dikepala yang sangat ganas dan harus mendapat penanganan khusus agar bisa sembuh.

"Ini semua adalah kesalahan mu, seharusnya kau tidak mengangkat anak pungut itu dan seharusnya dia tetap di jalan. Dia hanya akan menjadi beban bagi kita dan kita akan melihat seorang putri kita dia sedang menderita penyakit yang parah bahkan sebentar lagi mungkin dia akan meninggal, jika kita tidak bisa mencarikan biaya untuk operasinya." ucap seorang bunda yang selama ini terkenal memiliki sikap yang baik hati dan penyayang dan kali ini menyalahkan Halimah lah yang bersalah karena telah hadir di dalam keluarganya ini.

Memang Halimah datang kerumah ini atas dari bantuan dari ayah angkatnya yang bernama Hasan. Hasan sengaja mengasuh Halimah karena telah berjanji pada sahabatnya yaitu kandung Ayah Halimah Hasyim yang telah meninggal pada saat kecelakaan bersama dengan istrinya yaitu Julaiha yang pada saat itu masih mengandung Halimah.

Keduanya meninggal saat ini telah meninggal, beruntung pada saat itu Julaiha masih bisa bertahan di rumah sakit dan melahirkan Halimah berhasil selamat setelah melakukan persalinan tapi kemudian juga meninggal dunia.

Tentunya Hasan sangat menyayangi Halimah seperti putrinya sendiri, tetapi juga Hasan sangat menyayangi Putri kandungnya yaitu Asyila .

Putri nya yang saat ini sedang sakit yaitu karena kanker ganas yang ada di otak dari anaknya tersebut, Asyila harus segera mendapatkan penanganan yang khusus dan makanya kali ini Hasan pun sampai bertengkar dengan istrinya sendiri karena masalah dari keuangan mereka yang memang sangat sangat terbatas.

Dan bahkan sebentar lagi akan habis,tidak hanya itu perusahaan dari Hasan juga menderita kebangkrutan karena emang istrinya dan anak perempuannya sebelum ini sangat boros dan suka berfoya-foya.

Berbeda dengan Halimah yang selalu membaca buku dan selalu tinggal di rumah Halimah juga walaupun keluar selalu bersama teman-temannya untuk belajar.

Tidak seperti dengan anak nya dirinya sendiri asyila yang keluar hanya untuk hangout dan menghabiskan uangnya. Walaupun demikian tetapi Hasan sangat menyayangi putrinya tersebut.

"Halimah tidak bersalah dalam hal ini dia tidak bersalah sama sekali. Ini bukan kesalahannya, ini memang takdir dari Allah bahwa kita harus bangkit dan ini adalah ujian karena kalian terus berfoya-foya dan tidak pernah mendengarkan ucapanku untuk lebih sering bersedekah." ucap dari Hasan.

"Apa yang kau katakan suamiku? bahkan sedekah tidak akan membuat kita bertambah kaya melihat bahkan sekarang kita sudah menjadi miskin sebentar lagi dan anak kita sedang menderita sakit dan harus segera dioperasi dan kau harus memikirkan bagaimanapun caranya untuk menyelamatkan nyawanya kita apapun itu?." ucap Zubaidah yang sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.

"Aku pasti akan mencarikan yang terbaik untuk putri kita tapi kamu harus bersabar, walaupun uang untuk operasional tentu memerlukan uang yang cukup banyak tapi aku akan berusaha sebaik mungkin agar kita bisa cepat sembuh." ucap dari ya Hasan yang berusaha untuk menyamakan istrinya.

Tidak lama ada beberapa orang yang mendatangi rumah mereka dan ingin menyetel kediaman mereka karena mereka sudah menggadaikan sertifikat rumah itu.

Ternyata yang menggadaikan sertifikat rumah itu adalah anak mereka sendiri yaitu ashilla, karena tidak memiliki uang untuk berfoya-foya dengan teman-temannya maka ashilla waktu itu terpaksa menggadaikan sertifikat rumah nya hanya demi untuk berfoya-foya dengan teman-temannya karena ashilla terbiasa untuk memiliki hidup yang glamor dan selalu berkecukupan.

"Selamat pagi.... kalian bayar hutang kalian atau keluar dari rumah ini."ucap salah satu anak buah renteni yang merupakan tempat dari Asyila meminjam hutang.

"Apa maksud kalian bahkan kami tidak pernah merasa telah menjual rumah ini atau pun telah berhutang dengan kalian?" ucap dari Zubaidah dengan sangat kesal.

"Kalian memang tidak pernah berhutang kepadaku tetapi enak kalian hasil Asyila yang telah memberikan sertifikat rumah ini kepadaku dan dia mengatakan bahwa orang tuanya akan segera melunasi hutangnya. Tentunya jika kalian masih menganggap itu sebagai anak kalian kalian bisa membayar hutang yang saat ini atau jika tidak mungkin aku akan menjual anak kalian itu." ucap rentenir itu yang telah membuat Zubaidah menjadi sangat marah.

"Apakah kau sudah gila bahkan putriku sekarang sedang menderita sakit kanker otak dan dia harus segera dioperasi kau ingin anakku segera mati?" Zubaidah yang sudah kehilangan kesabaran.

"Baiklah kalau begitu kau bisa mengirimkan satu putrimu yang lainnya untuk bekerja di salah satu rumah dari bos besar yang saat ini memerlukan seseorang pelayanan atau mungkin untuk dijadikan sebagai calon mantu dari anak autis nya." ucap dari kepala rentenir itu yang bernama Pak Broto.

"Tidak aku tidak akan membiarkan Halimah menjadi pelayan ataupun calon istri dari pria autis itu. Dia berhak mencapai cita-citanya. Dia masih berumur 17 tahun dia bahkan masih belum lulus SMA." dari Hasan yang tidak ingin mengorbankan Halimah karena ini semua bukan kesalahan dari Halimah.

"Apakah aku ingin anak kita mati dan keinginan kita yang dikorbankan kau lebih memilih anakku itu dibandingkan putri kita?" ucap Zubaidah dengan sangat marah.

"Tidak bukan seperti itu maksudku istriku, kita bisa mencari jalan lain dan aku minta kepada kalian berikanlah kami waktu 1 minggu untuk mencari uang." ucap dari Hasan.

"Apa yang kau katakan bahkan kami telah menunggu berbulan-bulan jika kalian tidak bisa juga membayar rumah ini nanti sore maka kalian harus angkat kaki dari sini bersama dengan semua barang-barang dan anak-anak kalian." ucap pak Broto tanpa belas kasihan.

Kemudian para rentenir itu bersama dengan kaki tangannya pergi meninggalkan tempat itu memang karena mereka datang di pagi hari dan mereka akan kembali datang di sore hari nanti dan berharap bikin rumah itu akan kosong atau mungkin orang tua dari Asyila telah membawakan sejumlah uang untuk menebus dari rumah mereka itu.

"Bagaimana ini Apa yang harus kita lakukan?" ucap Hasan yang juga tiba-tiba menjadi sangat pahik.

"Tentunya kita harus mengorbankan Halimah dengan begitu kita bisa meminta bantuan bos dari Pak Broto itu yang pastinya sangat kaya untuk membiayai operasi anak kita. Dengan begitu kita bisa tetap tinggal di rumah ini dan anak kita juga akan dalam keadaan baik-baik saja."ucap Zubaidah yang tetap ingin mengorbankan Halim.

"Tapi istriku Halimah masih terlalu kecil dan dia tidak mengerti dengan masalah pernikahan apalagi dia menikah bukan dengan seseorang yang normal biasa dia menikah dengan seorang yang Austis yang tentunya memiliki kebiasaan Yang pastinya berbeda dari manusia normal." ucap Hasan yang mengkhawatirkan Halimah.

Jubaidah malah langsung menarik Halimah dari kamarnya dan segera meminta Halimah untuk mempersiapkan diri nanti sore agar pergi bersama dengan Pak Broto dan juga Hasan untuk menemui bos dari Pak Broto tersebut.

Tentunya untuk dapat menebus hutang piutang yang telah kau perbuat oleh Asyila juga untuk meminta bantuan tentang biaya dari operasi Asyila dan penebusan rumah ini agar mereka masih bisa tetap punya tempat tinggal.

"Selama ini kami telah berkorban dan memberikan kasih sayang sama kepadamu layaknya anak kami sendiri dan Bunda mohon kali ini kau hanya perlu membalas Budi dengan menikah dengan pria pilihan dari Bunda ya itu untuk menikah dengan anak dari bosnya Pak Broto kamu mau kan?" tanya Zubaidah pada Halimah.

Próximo capítulo