"Bukan hanya itu, kau segalanya Zahraya Ainun. Sekarang aku tidak peduli nama. dengar kan aku, pujaan hatiku.
Anti hana u lil qolbi wa ba'da jabartum kasro qolbi, ma'a qurrotul 'ain."
"Aduh sepertinya ini rayuan paling mengregetkan hati," ujar Ainun. "Artikan," pinta Ainun manja.
"Baiklah. Kamu adalah kedamaian hatiku, dan telah kamu obati kekecewaan hatiku dengan peneduh pandangan mata. Allah mengirimkanmu untuk menambah ketaqwaan." Sofil menatap Ainun penuh cinta.
"SubhanaAllah, Alhamdulillah, jika itu benar," ujar Ainun merasa sangat bahagia.
"Ya karena Allah sudah membuatku bertaubat menyesal lalu bersyukur dengan apa yang terjadi dalam hidupku,
Aku termotifasi dengan semua motifasimu Nasya, hidup kesempatan kedua, jangan di sia-siakan. Huft ... aku berusaha mengibur diri.
Semoga Neng Bilqis bisa lebih sabar." Sofil menatap langit luas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com