webnovel

Mimpi Seakan Nyata

Saat berada di tengah jalan Sofil merasa kesakitan. Dia menepi dan memegang dadanya.

"Mas ... semakin parah, mari kita ke Rumah Sakit," ajak Ainun. Sofil yang tertunduk hanya menggelengkan kepala.

"Aku ini tidak sakit. Aku yakin pasti ada hal buruk." Suara Sofil meninggi. "Aku yakin ada yang dirahasiakan dariku," jelasnya mantab.

"Jika mereka merahasiakan sesuatu pasti ada tujuannya. Tapi percuma juga jika Mas terus memikirkan tanpa menemukan jawaban. Biar aku saja yang nyetir," kata Ainun turun dan naik.

"Kamu yakin bisa?"

"Seratus persen." Ainun memegang setir. Sofil mundur, dia menahan rasa nyeri dan terus berdzikir, dia menyandarkan di pundak Ainun.

"Bawa aku ke pondok saja, barangkali jika di pesantren aku lebih tenang dan bisa istirahat. Besok pamit ya kalau mau berangkat. Chat aku," pinta Sofil.

"Baik."

Sofil memejamkan mata dalam sandarannya. Dia terus memegang dada.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo