webnovel

Masa Lalu Verss

...

Malam hari berikutnya di rumah sakit.

Verss sudah sadar dan duduk menyandar di ranjangnya, tubuhnya lemah, kepalanya sakit bukan main, kaki kirinya seakan mati rasa, ia tidak bisa banyak bergerak, mungkin juga karena pengaruh obat yang diberikan untuknya.

Gale duduk di samping ranjang sambil memotong buah Pear sekecil-kecilnya, menyodorkannya pada Verss.

Verss tidak banyak bertanya, ia juga samar dengan apa yang terjadi, tapi wajah Gale terlihat agak bersalah, apa yang terjadi padanya?

"Gale" tapi Verss juga tidak tahu apa yang akan dibicarakan.

"Emm"

"Menurut dokter luka di kakimu tidak begitu parah, beruntung hanya luka luar dan tidak tembus hingga lapisan bawah, jadi akan sembuh dengan sempurna, tapi, luka di kepalamu cukup serius, sementara, Mimin sudah mengatur jadwalmu hingga mundur beberapa lama, jadi, kau harus banyak istirahat, jangan banyak memikirkan hal lain" papar Gale.

Verss melihat Gale sejenak, ia lalu tersenyum.

"He, ini, waktunya beristirahat yah, padahal masih banyak jadwal"

Gale mengangkat kepalanya, melihat wajah Verss lama, ia sangat iba pada Verss, itu awalnya, kini, entah apa perasaan yang dimilikinya, yang ia tahu, ia sangat senang setiap kali melihat wajah pemuda itu, tersenyum saat ia tersenyum, sedih saat ia sedih, dan kini, ikut sakit saat melihat Verss sakit, ia bersumpah pada dirinya, akan lebih seksama melindungi Verss hingga kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, bagaimanapun caranya.

Gale menyodorkan potongan buah ke depan mulut Verss.

"Ayo makan ini tuan muda, ini cukup manis"

Verss mengangkat tangannya menutup mulutnya.

"Aku tidak enak perut Gale, rasanya mual sekali"

"Makanlah sedikit ini akan memberikan sedikit tenaga"

.

Banyak rangkaian bunga, boneka hingga kartu ucapan cepat sembuh memenuhi sudut kamar rawat VIP tersebut, hari kesekian Verss di rumah sakit, beberapa kali Edwin harus mengurus wartawan yang selalu mampir di depan kamar berusaha melihat kondisi Verss.

Petugas keamanan bekerja ekstra, apalagi dengan adanya Gale yang tidak ada kompromi, bahkan pernah sesekali menyeret paparazi yang mengambil photo dari luar jendela, kamar itu terletak di lantai dua puluh lima, bayangkan betapa nekad paparazi yang menaiki gondola dan bergantung di luar jendela kamar.

Kondisi Verss naik dan turun, kadang malam hari ia akan sangat tersiksa dengan luka di kakinya hingga tak bisa tidur, Gale yang kerap menemaninya di samping dan membuatnya tenang, kadang hujan turun begitu deras, dengan petir menguncang keras dan kilat yang menggelegar, setiap kali seperti neraka dan setiap kali terjadi kondisi Verss kembali menurun.

Menjelang subuh.

Gale merapihkan selimut Verss, lampu di atas meja di samping ranjang masih menyala, dari Mimin Gale akhirnya tahu kalau Verss takut gelap, gelap membuat traumanya akan suara keras semakin parah.

"Kau belum tidur?" Suara Gale pelan saat melihat kepala Verss bergerak,

"Gale, siapa, yang memintamu datang, untuk menjagaku?"

Gale menelan ludahnya, pertanyaan itu cepat atau lambat akan ditanyakan Verss pada akhirnya, pertanyaan yang selalu coba ia hindari.

Gale menegakkan duduknya.

"Em itu"

Verss menunggu, agak lama hingga ia mengalihkan pandangannya lurus ke atasnya, ke langit-langit petak-petak putih dengan list berbentuk di pinggirnya, ia tersenyum.

"He, aku pikir, selama ini sudah berusaha melarikan diri dengan baik, menjadi seorang yang kuat sendiri, tanpa ada satupun orang-orang dari rumah itu yang membayangiku, aku pikir, selamanya tidak akan berurusan lagi dengan mereka, kenapa, sekarang mereka baru mengejarku? Setelah selama ini tidak melakukan apapun, aku, tidak ingin sedikitpun ada urusan dengan mereka, dan jika, kau, termasuk satu di antara mereka, mungkin, seharusnya kau juga tidak di sini Gale"

Gale hendak bangun, tapi ia berhenti.

"Tuan muda, aku bukan bagian dari mereka, percaya padaku tuan"

Gale tidak bisa banyak menjelaskan, membela diri artinya ia memberi tahu siapa yang menyuruhnya bertugas melindungi Verss, dan pemuda itu, mungkin tidak akan menyukainya.

Gale menundukkan kepalanya.

"Tuan muda, sebenarnya, tuan muda tidak usah takut dengan orang-orang itu, tidak lagi, karena, kali ini, tuan muda adalah orang yang paling pantas berada di sana melebihi siapapun"

Verss menoleh menghentikan ucapan Gale.

"Aku tidak butuh Gale, hubungan apapun tidak perlu lagi, kalau memang kau, datang dari salah satu orang itu, siapapun itu, lebih baik, kau pergi saja sekarang"

Gale mengangkat tangannya.

"Tuan muda jangan, kumohon, jangan usir saya, apapun boleh anda lakukan tapi jangan usir saya"

Verss menarik napas panjang, diangkat satu tangannya ke atas dahinya memejamkan matanya dalam.

"Gale, waktu kecil, sejak aku bisa mengerti arti dunia ini, orang-orang itu sudah membuat hidupku bagai di neraka, pertama, saat kakek tidak ada di rumah, paman Luke akan mengurungku di kamar, paman Tim melarang semua pelayan memberi makan untukku, aku bisa menahan lapar hingga dua hari dua malam hingga kakek pulang dari perjalanan luar kotanya, lalu, Tante Laura akan mendorongku keluar rumah saat hujan deras turun di malam hari, dengan petir yang keras seakan akan hendak menghempaskan tubuhku karena suaranya seakan ada persis di depanku, kelaparan, menggigil kedinginan, ketakutan, aku, masih bisa bertahan hidup dengan tubuh kecil itu, sungguh suatu keajaiban" air mata tertahan di bawah mata Verss.

Gale meremas tangannya, ia juga berusaha keras menahan air matanya, ia tahu betapa sulit kehidupan masa kecil Verss, seorang tuan muda yang dibuang keluarganya.

"Lalu, saat malam tahun baru, saat semua anggota keluarga pergi melihat perayaan di pusat kota, bibi Edna akan mengunciku di loteng paling atas gudang kami yang ada di peternakan bagian paling belakang, yang dingin, tidak ada cahaya, hening, penuh dengan tikus, seakan semua itu belum cukup, suara petasan dan kembang api yang memang diluncurkan tak jauh di tanah lapang samping peternakan membuat telingaku hampir tuli, dan, emss.." Verss menghentikan ceritanya, dadanya berdetak sangat cepat, suara detak jantungnya di monitor seakan mencapai limitnya, Gale berdiri hendak menekan tombol panggil tapi tangan Verss menahannya.

"Jangan.." Verss mencoba mengumpulkan napasnya kembali, perlahan ia tenang.

"Tuan muda, jangan diteruskan"

Verss menghapus air matanya, menatap Gale tajam.

"Aku, ingin kau tahu, apa yang sudah keluarga itu lakukan padaku, hingga kau juga tidak akan tinggal lama setelah mendengar kenyataan kenapa aku tidak ingin berurusan lagi dengan mereka" suara Verss agak terbatah, ia mencoba mengumpulkan tenaganya kembali setelah jantungnya bergejolak begitu cepat tadi, ia menarik napas panjang.

Gale meremas tangannya,

"Apapun itu saya mohon tuan muda jangan mengusir saya.."

"Malam itu, paman Luke, dan paman Tim, masuk ke loteng, dan, mereka, memaksaku melepas semua pakaianku, hingga tidak tersisa satu lembar pun, dan mereka tertawa, tertawa sangat keras, wajah yang menatapku dengan nafsu dan meraba tubuh polosku, mereka tertawa begitu lebar saat melakukan semua hal menjijikkan itu, aku hanya seorang anak kecil, usiaku sembilan tahun, mana bisa melawan dua orang dewasa yang ukuran tubuh dan tenaganya tiga kali lipat dariku, ems"

Verss menghentikan ceritanya sesaat, mencoba mengumpulkan energinya.

#########

Próximo capítulo