webnovel

Verss Yang sangat Menggoda

Di salah satu ruang istirahat kantor Starshot.

Gale membawa kotak p3k dan duduk di depan Verss yang sudah duduk di atas sofa.

Verss baru akan menyibak poninya saat tangan Gale mendahuluinya.

Tangan pria bertubuh besar itu cukup lembut, pertama ia menyibak rambut depan Verss, menjepitnya ke atas dengan jepitan kecil yang ia temukan, jangan tanya dari mana, ruang istirahat juga ruang rias jadi banyak sekali jepitan rambut di sana.

Kemudian Gale mengambil tisu dan membersihkan darah di luka dengan panjang melintang sekitar dua sentimeter di dahi kiri dekat rambutnya, untung tidak terlalu dalam, lukanya bisa sembuh dalam waktu tak lama.

Verss tak bisa banyak bergerak, Gale tidak mengijinkannya. Ia melihat pria yang baru dikenal selama kurang lebih seminggu itu tak segan menyentuhnya, selama ini, tak banyak orang yang melakukan hal itu untuknya, mungkin hanya kak Edwin yang sangat memperhatikannya, juga Mimin, asistennya, dan kini, ada Gale.

Gale membasahi kapas dengan alkohol dan membersihkan luka Verss, sedikit rasa perih dan agak panas.

"Akh" rintih Verss, tapi Gale menahan tangannya, ia membersihkan luka itu dengan cepat dan menyobek plester bergambar stroberi yang ditempelkan di dahi Verss, dan selesai.

"Selesai, lukanya tidak dalam tapi harus diobati, tuan Muda harus lebih hati-hati lain kali"

Verss mengerutkan mulutnya, ia memegang dahinya yang sudah ditempel plester.

"Emm apa tidak ada plester yang lebih tidak menarik perhatian? Sebentar lagi akan ada temu fans, apa tidak masalah seperti ini yah?"

Gale menoleh, tangannya yang sibuk membereskan kembali peralatan ke dalam kotak p3k terhenti, ia tak sadar sejak tadi begitu dekat dengan Verss, bahkan bisa melihat bola matanya uang bening berwarna coklat muda dengan jelas, ia memang artis besar, bahkan kulitnya sangat mulus sampai tidak ada satupun bintik atau bekas jerawat, bibirnya sangat indah, berisi dengan warna pink kemerahan alami dengan bentuk yang seksi, Gale menelan ludahnya bulat, ia mengalihkan pandangannya cepat.

"Em menurutku sebaiknya Tuan muda menunda temu Fans, hari ini sudah terlalu banyak masalah"

Gale hendak berdiri dan menaruh kotak p3k kembali ke tempatnya, tanpa aba-aba Verss juga ikut berdiri, keduanya hampir bertabrakan dan jatuh.

"Akh"

Tapi Gale berusaha menahan tangan Verss hingga tanpa bisa ia kendalikan ia terpaksa harus menjatuhkan Verss ke atas sofa dibanding ke lantai.

"Brukk"

Verss jatuh ke atas sofa yang empuk dengan dua tangan dipegang Gale yang kini ada di atasnya, keduanya membeku sesaat.

"Ehh"

Gale menahan tubuh Verss di atas sofa, setidaknya ia tidak celaka, tapi, ia kini tak bisa banyak bergerak, jantungnya berdetak sangat kencang,

"Dug dug dug dug"

Verss menelan ludahnya bulat, tubuh pengawal pribadinya itu begitu berat, sampai kapan ia mau menindihnya.

"Eh Gale"

Gale segera bangun cepat, sial, umpatnya dalam hati, apa yang sudah ia lakukan.

Dalam kepala Gale tadi.

Wajah Verss yang jatuh di atas sofa begitu menggoda, pakaian atasnya terbuka hingga kancing ke empat, menunjukkan dada dan punggungnya yang mulus, kulit yang sangat lembut dan halus, mata Verss yang menatapnya teduh, bibir yang merah basah agak terbuka, rambut yang berantakan hingga ke depan dahinya yang mulus, Gale bahkan bermimpi ia terus maju hingga mencium bau harum di leher Verss yang seakan terus menariknya untuk mendekat, ia bahkan mengulurkan tangannya yang besar ke bawah pinggang Vers yang ramping, meraba kulitnya yang halus dan hangat, mengangkat tubuh kurus kecil itu dalam pelukannya.

"Oh Gale" suara Verss yang sangat lembut.

Tapi...

Itu hanya dalam bayangan kepala liar Gale tadi, ia harus segera menjernihkan kepalanya yang kotor.

Gale hampir terjatuh lagi saat ia dengan buru-buru menuju ke lemari untuk meletakkan kotak p3k kembali ke tempatnya.

Verss yang masih duduk di atas sofa mengerutkan dahinya melihat tingkah kikuk pengawalnya itu, agak aneh pikirnya, Verss menoleh pada pakaiannya, tanpa sadar kemejanya terbuka hingga kancing ke empat, pakaian yang agak ribet menurutnya, ia sebenarnya lebih suka mengenakan kaos tapi dasar Edwin yang menyewa penata kostum untuknya, hingga setiap hari ia seperti berjalan di atas catwalk, seperti ia dulu waktu pertama debut.

+-+-+-+-

Próximo capítulo