Clara menghela napas dalam-dalam, sangat bersimpati dengan kondisi Surya Admaja yang sekarang itu.
"Akan aku ambilkan air minum," ujarnya. "Jangan lagi meminum alkohol itu."
Dan setelah itu, Clara Dimitrova langsung berlalu ke arah ruang makan untuk mengambilkan segelas air minum dan kembali lagi ke ruang keluarga. Ia justru melupakan rasa hausnya sendiri.
Surya Admaja sendiri masih duduk menekur, dua siku bertopang pada lutut. Yaa, kondisi pria itu memang sudah terbilang cukup mabuk.
Itu cukup jelas bagi Clara, meskipun selama ini ia tidak pernah melihat komandannya itu menenggak minuman keras, mungkin pula karena selama ini hanya di kantor atau dalam tugas mereka, tapi semua masuk akal sekarang, pikirnya.
Ya, bisa jadi Surya Admaja selalu bermabuk-mabukan setiap malam, atau setiap kali ia berada di rumahnya sembari menangisi foto anak perempuan dan istrinya itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com