Levy melangkah santai ke arah anak tangga menuju lantai dua setelah ia mengambil sebotol minuman dari dalam lemari pendingin di dapur. Lantas, ia menaiki anak tangga itu.
Rumah besar ini terasa lebih sunyi dengan hanya beberapa orang saja yang tersisa. Tapi itu bagus, pikirnya. Karena sejatinya, Putra Sang Iblis memang lebih menyukai suasana yang sepi ketika ia sedang beristirahat atau bersantai seperti sekarang ini.
Ia terus melangkah, dan akhirnya berhenti sejenak di depan sebuah pintu kamar. Kamar yang digunakan oleh si gadis kecil nan buta itu beristirahat, dan sekarang, dari suara tawa yang terdengar itu, berarti Eredyth juga berada di dalam kamar yang sama.
Levy membuka pintu tersebut. Dan benar, Eredyth sepertinya memang sedang bercanda bersama Sitar.
"Levy?" wajah gadis kecil terarah ke arah pintu yang terbuka.
Levy menyeringai. "Kau selalu bisa tahu kehadiranku," ujarnya. "Ini sesuatu yang luar biasa."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com