"Apakah itu sebuah sindiran untukku?" tanya Zahal dengan seringai tipis di sudut bibirnya.
"Hei, ayolah," Eredyth cekikkan. "Aku hanya mengatakan pada apa yang aku lihat. Apakah itu satu kesalahan?"
"Sepertinya aku harus terbiasa dengan sikap kalian para Iblis Bumi."
"Ya, ya, ya…" Eredyth menghampiri pria tersebut. "Selamat datang di Bumi," ujarnya seraya menyentuh bahu Zahal, lalu ke punggung pria itu seiring langkah kakinya, dan ke bahu yang satunya lagi. "Dan ya, kau harus terbiasa dengan hal yang satu ini." Kini Eredyth berdiri di samping kiri Zahal.
Zahal tertawa-tawa bahkan nyaris tak terdengar sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Eredyth. "Apa ada yang lucu?"
"Tidak," ujar pria tersebut. "Hanya saja, aku cukup memahami apa yang kau maksudkan itu, Eredyth."
"Benarkah?"
Eredyth tersenyum manis, bahkan dengan menggigit-gigit lembut satu sudut bibirnya. Lalu, tatapannya tertuju ke sesuatu yang terlihat sedikit menggelembung di selangkangan pria tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com