"Aku ragu jika makhluk-makhluk itu memiliki jantung," ujar yang seorang lainnya pula. "Mereka bahkan tidak terlihat seperti makhluk yang berasal dari Bumi ini."
"Tidak," ujar Surya Admaja dan kemudian menunjuk ke arah cerberus yang tadi ditembak dengan peluru 9 milimeter. "Lihat!"
Semua orang kembali tercengang. Kepala cerberus yang tertembak itu sepertinya gagal memenuhi harapan mereka sebab kepala cerberus yang di kanan itu kini terlihat tegak dengan sorot mata yang lebih mengerikan lagi dan geraman yang semakin menjadi-jadi meski ada lelehan darah hitam kehijauan yang mengalir dari bekas luka tembak itu sendiri.
"Bahkan sekelas peluru sembilan milimeter saja tidak membuat satu kepala itu terhenti," ujar Surya Admaja. Kembali ia menyentuh bahu petugas yang di kiri itu. "Sekarang, gunakan senapan sebelas milimeter."
"Baik, Pak."
Sang petugas mengendalikan senapan lainnya, senapan yang ada di sisi kanan.
"Coba kau bidik tepat di jantungnya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com