webnovel

Bab 30 Kusimpan Rinduku Untukmu(7)

"Seminggu yang lalu saya pulang ke China sebagian keluarga saya ada di China tetapi suami saya asli Indonesia hanya kakek buyutnya yang asli China. Aku kenal Suamiku ketika Aku ikut ayahku berbisnis di Indonesia. Setelah menikah kami merintis usaha. Jatuh bangun dalam usaha kami lewati berdua dan akhirnya kami membuka usah peternakan ayam, usaha lagi bagus suami jatuh sakit dan kemudian meningggal. Kemudian usaha saya percayakan kepada menantu saya dan berakhir seperti ini." Kata wanita itu.

"Boleh saya minta nomer handphon kamu? Saya harus tahu data real di lapangan tentang usaha kamu." Kata Pak Karta.

Sebentar kemudian handphon Pak Karta berbunyi tanda ada telephon masuk. Segera Pak Karta menerimanya.

"Waalaikumsalam sudah sampai mana Ma?" Tanya Pak Karta kepada Nyonya Indah di dalam telephon.

"Sebentar lagi masuk bandara Pa." kata Nyonya Indah.

"Ya, Papa tunggu di ruang penjemputan." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah didalam telephon.

Pak karta memanggil pelayan kafe.

"Berapa saya harus bayar sekalian sama punya Ibu ini." Kata Pak Karta kepada pelayan kafe.

Pelayan itu meninjukkan nota bon kepada Pak Karta. Dan setelah memberikan lembaran uang kepada pelayan kafe Pak Karta beranjak dari tempat duduknya dan kembali menuju ruang penjemputan seperti yang telah Dia katakan kepada Nyonya Indah.

"Saya permisi dulu, sebentar lagi penjemput saya datang." Kata Pak Karta kepada Wanita itu.

"Terima kasih telah bayarkan makanan saya." Kata Wanita itu kepada Pak Karta.

Dan Wanita itupun meninggalkan meja kafe itu dan pergi.

"Halo,Assalamualaikum, Mama Sudah di parkiran Pa." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta dalam telephon.

"Iya, Papa sudah lihat mobil Mama." Kata Pak Karta.

Pak karta beranjak dari tempat duduk di ruang penjemputan dan berjalan ke arah mobil. Sementara Nyonya Indah keluar dari pintu mobil dan menghampiri Pak Karta dengan membantu barang bawaannya.

"Sudah tidak ada barang bawaan yang tertinggal Pa?" Tanya Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Semua barang bawaan sudah Papa masukkan ke koper Ma, dan yang lainnya ada di tas Papa." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Sudah Kita pulang sekarang Ma." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Iya Pa, Mama yang setir apa Papa yang pegang setir." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Baiklah, Papa yang pegang setir kalu Mama capek." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

Mobil itu melaju meninggalkan bandara dan menuju jalan arah pulang ke rumah.

Hari berikutnya Sabda kembali berangkat kuliah. Dari penginapannya Dia harus jalan kaki ratusan meter untuk bisa sampai halte tempat menunggu bus yang akan mengantarkan para mahasiswa kuliah di kampus. Di halte bus Ia duduk bersebelahan dengan wanita berambut pirang bermata biru.

"Hai." Sapa wanita itu kepada Sabda.

"Hai, what your name?" Tanya Sabda kepada wanita itu.

"My Name is Alice." Jawab wanita itu kepada Sabda.

"And your name?" Tanya wanita itu kepada Sabda.

"My name is Sabda." Jawab Sabda

"Where you come from?" Tanya wanita itu kepada Sabda.

"I'am from Indonesia." Jawab Sabda.

Sebentar kemudian bus yang menuju arah kampus itu datang.

"Nice to meet you Sabda. The bus is coming." Kata Alice kepada Sabda.

"You're welcome." kata Sabda.

Bus itu berhenti di depan halte itu. Sabda dan Alice juga beberapa penumpang lain masuk ke dalam bus itu. Setelah penumpang yang ada di halte itu masuk berjalanlah bus itu pada tujuan berikutnya.

Sabda mengambil tempat duduk kosong sebelah Alice.

"What did you study Sabda?" Tanya Alice kepada Sabda.

"I studied business and economics." Kata Sabda kepa Alice.

"What did you study?" Tanya Sabda kepada Alice.

" Studied math." Kata Alice kepada Sabda.

Beberapa saat kemudian bus itu sampai di fakultas ekonomi dan bisnis tempat kuliah Sabda.

"I'am stop end. Bye, Alice." Kata Sabda kepada Alice sambil lambaikan tangan dan turun dari bus.

Setelah melakukan perjalanan dan badan terasa lelah Pak Karta memberhentikan mobilnya di rest area. Setelah memarkirkan mobilnya Pak Karta dan Nyonya Indah keluar dari pintu mobil dan berjalan menuju kafe yang berada di dekat parkiran.

Pak karta ambil table kafe dan diikuti Nyonya Indah. Setelah duduk dan melihat menu yang tersedia kemudian pelayan kafe itu menghampiri mereka berdua.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya pelayan kafe itu kepada Pak Karta.

"Saya minta kopi hitam panas dengan gula di pisah." Kata Pak Karta kepada pelayan itu.

"Ibu mau minum apa?" Tanya pelayan itu kepada Nyonya Indah.

"Saya minta jus jambu saja." Kata Nyonya Indah kepada Pelayan itu.

"Bapak mau makan apa ya?" Tanya pelayan kafe itu.

"Saya pengen nasi ayam goreng saja." Kata Pak Karta kepada pelayan itu.

"Ibu mau makan apa?" Tanya pelayan kafe itu.

"Saya makan nasi rendang saja." Kata Nyonya Indah kepada pelayan kafe itu.

"Baiklah Pak, Bu mohon ditunggu sebentar!" Kata Pelayan kafe itu.

Sebentar kemudian Pelayan itu datang membawa pesanan untuk mereka berdua.

"Ini pesanannya Pak, Bu." Kata pelayan itu sambil menaruh makanan dan minuman mereka berdua di atas meja.

"Silakan, selamat menikmati Pak, Bu." Kata Pelayan itu.

"Iya terima kasih." Kata Nyonya Indah.

Mereka berdua menikmati hidangan itu sambil diselingi obrolan kecil.

"Bagaimana kabar Raja Bu?" Tanya Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Masih seperti biasa Pa, cuma akhir-akhir ini dia sering ngambek marah yang tidak jelas sebabnya. Terkadang tidak mau makan makanan yang dimasakkan Bi Inah. Kadang tidak mau mandi kalau tidak saya bantu.

Sebenarnya Mama kasihan juga sama Bi Inah. Dia kerja idak kenal lelah, dari pagi hingga malam, masih urus Raja. Sebenarnya Mama ingin cari pembantu rumah tangga satu lagi Pa buat urus Sabda. Tinggal pendapat Papa bagaimana?" Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Papa juga kepikiran seperti itu Ma. Cuma mencari pembantu yang cocok dengan keluarga kita tidak mudah Ma. Coba mama ingat peristiwa yang sudah-sudah. Mulai kita membangun rumah tangga hingga sampai saat ini kita sudah berganti pembantu rumah tangga beberapa kali dan hanya Bi Inah yang paling lama bersama keluarga kita. Lebih-lebih mencari orang yang urus Raja, itu tidak mudah Ma." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Tetapi apa salahnya kalau kita mencoba Pa." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Iya Ma, jangan lupa selektif untuk mencari pembantu rumah tangga kita. Jangan abaikan privasi dan keamanan keluarga kita." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Iya Pa, Nanti Papa juga boleh kasih rekomendasi pembantu rumah tangga itu." Nyonya Indah dan Pak karta menyantap makanan mereka.

Próximo capítulo