Setelah selesai berpamitan dengan sang nenek juga Ana, Biserka dan Mataya pun segera meninggalkan kediaman sang nenek tersebut. Mereka berdua bergegas untuk masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan untuk keberangkatan mereka ke bandara.
Saat Mataya melangkah dan ingin membuka pintu mobil, Biserka menahannya sejenak dan berkata, "Apa kau melihat kehadiran mama? Aku sama sekali tidak melihatnya saat kita sedang mengucapkan kata perpisahan dengan eyang putri juga Ana."
Mataya mendengus malas karena Biserka menahannya hanya untuk mengetahui keberadaan wanita tersebut. "Tidak tahu dan tidak mau tahu. Aku tidak peduli dengan wanita itu. Dan lagi, bukankah sudah jelas bahwa dia memang tidak mau melihat kita? Kenapa kau memikirkan orang yang sama sekali tidak memikirkanmu?"
"Ah, bukan begitu, Taya. Hanya saja, kita juga seharusnya berpamitan kepada mama. Jangan bersikap seperti itu terus. Sikapmu hanya akan membuat mama terluka."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com