Vanessa terbang menjauh, menghindari setiap serangan dari klon Maharati. Aura yang dimilikinya semakin terkuras habis berangsur berjalannya waktu. Napasnya semakin berat, bila ini diteruskan dia akan kehabisan aura dan jatuh ke lautan.
Swoosh!
Sebuah panah api menyerang Vanessa. Dia buat pijakan udara di depannya, menginjaknya dan merubah arah dengan sudut tajam sebelum panah api itu mengenainya.
Vanessa berhasil menghindar, namun dia sudah tidak mampu lagi bernyanyi dengan napasnya yang semakin pendek.
Dia amati sekitar medan pertempuran. Meyakini dirinya kalau para tentara sudah jauh tenggelam dalam mimpi masing-masing. Dia berpikir untuk berhenti bernyanyi dan fokus melarikan diri dari kejaran perempuan burung.
Namun, ini pulalah masalahnya. Vanessa tidak punya cukup energi untuk terus lari. Besar kemungkinan, dia akan tumbang dalam kurun waktu belasan menit.
"Huff… huff… huff…"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com