Sel brankas besar itu ternyata tidak dilapisi oleh titanium. Shin menyentuh-nyentuh dinding serta lantai ruangan. Sesekali dia memperhatikan kamera kecil yang ada di dekat pengeras suara pada sudut atas ruangan.
"Tahanan S012 jangan membuat pergerakan yang mencurigakan."
Shin menggaruk kepala sambil nyengir ke arah kamera.
Gadis di atas kasur kecil itu belum juga tersadar. Shin perlahan mendekat, kini dia melihat wajah gadis itu, kulitnya putih pucat. Dia terus menatap wajahnya. Namun, gadis itu langsung membuka mata melotot.
Shin langsung tekejut, mundur ke belakang, lalu salah tingkah. Dengan memberanikan diri, dia mendekatinya lagi. Kemudian menjulurkan tangan sembari menghela napas. "Perkenalkan, aku Shin," dia bicara dengan tampak gagah.
Tanpa menyambut, gadis itu bersuara, "Uru," dia bicara sambil menunduk.
"Nama yang bagus." Shin tersenyum.
Uru membelalakkan mata, dia sedikit terkejut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com