Jika mendengar nama Fredert dan Krad, aku pasti teringat pada kenangan masa lalu bersama mereka. Kami sangat dekat saat itu. Ketika aku sedang memikirkan kenangan kami, pikiranku pun melanglang buana, seakan-akan aku kembali ke masa lalu
Sekitar 5 tahun yang lalu, ketika umurku masih 9 tahun, saat itu aku sedang bersama temanku yang bernama Fredert,
"Hai, Elliot, sudah sejauh mana kau mengerjakan bagianmu?" tanya gadis itu sembari mengintip melalui bahuku kegiatan yang sedang kukerjakan sekarang.
"Hm, sepertinya sedikit lagi selesai," jawabku jujur karena tinggal sedikit lagi aku memang akan segera menyelesaikan tugas bagianku.
Fredert tiba-tiba mengerang, kesal karena bagiannya masih tersisa banyak, "Yaaah ... aku sepertinya masih lama baru bisa menyelesaikan bagianku."
Aku tersenyum kecil mendengar dia yang terus mengeluh. "Kalau begitu besok saja kita teruskan, sepertinya tidak akan keburu kalau kita selesaikan hari ini."
Dengan tegas, Fredert menggelengkan kepala, "Tidak, tidak. Tunggu sebentar lagi. Aku akan berusaha menyelesaikan bagianku secepat mungkin."
"Tapi aku yakin sekarang dia pasti sedang kebingungan mencari kita."
Fredert mendengus pelan disertai kekehan kecil, "Huuh ... sudah biarkan saja. Kita sudah tidak punya waktu lagi. Besok, kita harus memberikan ini padanya. Jadi kita harus menyelesaikannya hari ini bagaimana pun caranya."
Aku mengangguk, menyetujui karena yang dia ucapkan memang benar. "Hm, baiklah," gumamku, tak berkomentar lagi. Setelah itu, kami kembali melanjutkan pekerjaan yang harus selesai secepatnya jika tak ingin kejutan kami ini berakhir gagal.
***
"Fredert, aku sudah menyelesaikan bagianku. Apa kau masih lama menyelesaikannya?" tanyaku sambil tersenyum sumringah, lega luar biasa karena aku berhasil menyelesaikan tugasku.
"Tidak. Hanya butuh satu jahitan lagi dan bagianku juga akan selesai." Fredert berkata seperti itu sambil tersenyum ceria. Melihatnya aku pun ikut tersenyum, sepertinya apa yang kami rencanakan ini akan berhasil terlaksana. Perlahan aku memalingkan wajah dari Fredert dan menatap sekeliling. Rasanya waktu berlalu dengan sangat cepat. Baru tadi pagi aku janjian dengan Fredert bertemu di tempat ini untuk mengerjakan sesuatu dan tidak terasa sekarang sudah sangat sore.
Ketika pikiranku sedang menerawang sambil menatap ke atas untuk menikmati pemandangan indah dimana awan yang saling berkejaran di langit yang tampak cerah, aku melihat seseorang berjalan perlahan ke arahku dan Fredert dari arah belakang.
"Fredert, coba lihat ke belakang!"
Setelah mendengar perkataanku, Fredert yang sedang fokus menunduk, menghentikan pekerjaannya dan berbalik badan untuk menatap ke arah belakang.
"Hah, itu Krad. Bagaimana dia bisa menemukan tempat ini?"
Aku dan Fredert sangat terkejut, dengan serentak kami menyembunyikan benda yang kami genggam di tangan, ke belakang punggung.
Mungkin menyadari tingkahlaku kami yang aneh, Krad mengernyitkan dahi sambil memicingkan mata penuh curiga. "Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" Krad bertanya dengan ekspresi yang terlihat sedikit kesal di wajahnya.
Aku dan Fredert detik itu juga menjadi gelagapan saking paniknya. "Hah, tidak. Kami hanya ..." Aku menjawab pertanyaannya dengan gugup.
"Apa kalian tahu sejak pagi tadi aku mencari-cari kalian? Apa kalian sengaja bersembunyi dariku karena kalian tidak mau bermain lagi denganku?"
Aku dan Fredert saling berpandangan, terkejut tentu saja mendengar pemikiran Kard yang berlebihan itu.
"Waaah, tidak, Krad! Kau salah paham." Fredert menoleh ke arahku. "Elliot, cepat kau berikan benda itu padanya!!"
Mendengar perkataan Fredert yang sedikit berteriak, aku mulai mengeluarkan benda yang ku genggam dan kusembunyikan di belakang punggung. Fredert pun melakukan hal yang sama, dia memperlihatkan pada Krad benda yang sejak tadi dia sembunyikan.
"Krad, ini hadiah dari kami untukmu. Memang ini belum saatnya karena seharusnya kami memberikan ini padamu besok. Tapi kau sepertinya salah paham pada kami, jadi terpaksa kami memberikannya sekarang."
Setelah berujar demikian, Fredert mengambil benda yang aku genggam dan memasukannya ke benda yang ada di tangannya, sesuatu yang Fredert buat dengan begitu serius sejak tadi.
"Ini, Krad ... terimalah hadiah dari kami. Ini memang tidak sebagus buatan toko tapi kami berusaha semampu kami membuatnya untukmu. Selamat ulang tahun, Krad"
Itulah kata-kata yang dilontarkan Fredert pada Krad seraya mengulurkan hadiah kami padanya. Aku hanya terdiam, menanti dengan jantung berdebar cepat respon yang akan diberikan Krad sebentar lagi. Semoga dia menyukai hadiah dari kami yang dibuat dengan tangan kami sendiri tanpa bantuan dari siapa pun.
"Iya, Krad. Selamat ulang tahun." Hanya kata ini yang bisa aku ucapkan untuk Krad. Terlihat ekspresi terharu di wajah Krad, matanya mulai berkaca-kaca dan akhirnya dia pun tersenyum. "Waah, bagus sekali pisau kayu ini. Jadi ini sungguh buatan tanganmu sendiri, Elliot?" tanyanya sembari mengangkat pisau dari kayu yang dia genggam. "Sarung pisau ini juga sangat indah. Terima kasih, Fredert, Elliot."
Yah, sedari tadi aku memang membuat sebuah pisau kayu untuk kuhadiahkan pada Krad, karena besok adalah hari ulang tahunnya. Fredert membuatkannya sebuah sarung dari kain untuk tempat pisau itu. Memang sangat aneh karena kami memberikan hadiah seperti ini kepada Krad. Tapi ada alasannya kenapa kami memberikan benda seperti ini padanya.
Karena aku dan Krad terlalu banyak menonton kartun dan terlalu banyak bermain game bersama, sehingga kami ketagihan dan mulai meniru aksi-aksi dari tokoh-tokoh kartun dan game itu. Kami membeli pisau kayu dan kami menggunakan pisau itu untuk bermain perang-perangan. Tapi suatu ketika, tanpa sengaja aku mematahkan pisau kayu Krad dan saat itu dia terlihat sangat sedih. Aku merasa sangat bersalah pada sahabatku itu karena walaupun tidak sengaja, tetap saja aku telah mematahkan benda kesayangan sahabatku.
Itulah sebabnya, ketika Fredert bertanya hadiah apa yang cocok untuk kami berikan pada Krad di hari ulang tahunnya, aku menyarankan untuk membuatkan pisau kayu beserta sarungnya untuk Krad. Aku menyarankan untuk membuatnya dengan tangan kami sendiri agar hadiah ini terlihat lebih bermakna bagi Krad dan sepertinya kami berhasil membuatnya. Krad terlihat sangat senang dan terharu pada hadiah yang kami berikan padanya. Hal ini setidaknya membuatku merasa lega dan menghilangkan rasa bersalahku karena telah mematahkan pisau kayunya saat itu.
Aku selalu tersenyum sendiri setiap kali mengingat kejadian itu. Aku benar-benar merindukan mereka. Momen-momen saat aku bermain dengan mereka, meski saat itu usia kami masih anak-anak, tapi semua momen menyenangkan itu akan selamanya melekat di dalam ingatanku. Bertahun-tahun telah berlalu, aku bukan anak-anak lagi, begitu pun dengan mereka. Entah bagaimana penampilan mereka sekarang, sungguh aku sangat penasaran.
Aku sangat ingin bertemu dengan mereka lagi. Mereka adalah sahabat baikku. Entah kapan aku bisa bertemu dengan mereka? Tapi aku yakin suatu hari nanti aku pasti kembali bertemu dengan mereka.