webnovel

Dia sudah menikah!

AUTHOR NOTE:

Karena hari ini ada meeting dengan para editor jadi belum bisa up lebih banyak. jangan lupa vote dan coment, siapa tahu dengan comen dan vote kalian bisa menulis dengan cepat setelah meeting karena lihat vote dan coment kalian. hahaha. thanks yang masih stay. love you all.

"Than, Lo kenal sama dia?" tanya Bintang saat Lucas telah meninggalkan tempat acara.

"Kenal lah, waktu pertukaran mahasiswa. Dia mewakili singapore."

"Dia sudah menikah?"

"Entah, setahuku belum. Tapi anak tadi panggil dia Ayah kan."

"Sudahlah, lanjutin aja nanti. Lo temui dulu para tamu undangan Lo." Raka mengakhiri percakapan antara Bintang dan Nathan.

Sedangkan Bintang masih yakin bahwa yang dia lihat adalah Bulan. Namun ia enggan mengatakan pada Raka dan Nathan. Ia ingin memastikan dulu sebelum Raka dan Nathan tahu.

"Lo menginap dimana? Nanti malam kita kumpul yuk." ajak Nathan.

"Boleh, nanti Lo kabarin aja tempatnya."

Nathan mengacungkan jempol pada Raka dan Bintang. Ia pun pergi menemui para tamu undangan yang lain.

***

Sepulang dari acara Nathan, Bintang merasa tidak nyaman pada hatinya, ia merasa sangat penasaran dengan wanita yang ia lihat tadi. Bahkan penerbangan yang akan ia lakukan esok hari, ia batalkan untuk mencari tahu informasi tentang wanita yang ia kira Bulan. Bahkan ia siap menerima hal terburuk jika sampai tejadi.

"Lo kenapa batalin tiket pulang besok?" tanya Raka.

"Gue pingin refreshing dulu disini."

"Lo nggak lagi ngerencanain sesuatu kan?" tanya Raka dengan penuh curiga.

"Enggak, Lo mau disini juga?" tanya Bintang.

"Enggaklah, kasihan Pak Anas nggak ada yang bantuin." jawab Raka

"Benar juga." Bintang setuju dengan ucapan Raka.

Jika mereka terlalu lama di semarang, maka Anas akan melakukan semua sendiri, walaupun banyak pegawai, ia tidak segampang itu untuk percaya mereka. Ia hanya percaya pada Raka dan Bintang untuk saat ini. Sehingga tidak memungkinkan Raka untuk libur lama.

'Trrt... Trt..."

"Nathan telepon," seru Raka saaat mendengengar ponselnya bergetar dan layar ponselnya menunjukkan nama Nathan.

"Hallo."

"Gue shareloc, Lo kesini sama Bintang," sahut Nathan dari ujung telepon.

"Oke," ucap Raka.

'Tut.. Tut... Tut..."

Panggilan Nathan pada Raka berakhir, Rakapun memberitahu Bintang bahwa Nathan sudah mengirim lokasi untuk berkumpul.

"Nathan sudah share location nih," ucap Raka.

"Ya udah, ayo kita kesana." Bintang dengan semangat berjalan lebih dahulu.

Sesampainya di tempat yang di instruksikan oleh Nathan, Raka dan Bintang segera menghampiri Nathan, tempat itu tidak mewah hany saja cocok untuk menikmati suasana malam hari, konsep dari cafe itu outdoor dan indoor, outdoor menyajikan pemandangan danau di malam hari yang di hiasi dengan lamp dan taman di tepi danau itu, sedangkan indoor di lengkapi dengan interior yang elegan dan di lengkapi lampu-lampu hias, banyak anak muda yang sedang menghabiskan waktu di tempat itu. Dan kedatangan Nathan, Raka dan Bintang menarik perhatian para pengunjung terutama pengunjung wanita. Mereka memandang Bintang yang berjalan di depan Raka. Bahkan membuat para pria merasa iri dengan ketampanan yang Bintang miliki.

Namun saat Bintang sedang menikmati makanan dan minuman yang telah ia pesan matanya tertuju pada seorang aanita yang baru datang dan sedang bicara dengan pelayan.

"Maaf bu, ini daftar bahan makanan yang hampir habis," ucap pelayan itu.

"Baik, besok akan saya belanjakan." wanita itu berdiri dan meninggalkn tempat duduknya, Bintang merasa wanita yang dia lihat saat ini sama dengan wanita tadi siang.

"Gue ke toilet dulu." Bintang berdiri meninggalkan Raka dan Nathan.

"Mas, wanita tadi siapa ya?" tanya Bintang pada pelayan yang berbicara dengan seorang wanita tadi.

"Oh itu, Bu ulan. Pemilik cafe ini," jawab peayan itu dengan polos.

Tanpa berfikir panjang Bintang segera mengejar wanita itu, namun Bintang tidak beruntung. Mobil yang di tumpangi wanita itu sudah pergi meninggalkan Cafe.

Perasaan Bintang campur aduk, antara senang, takut dan sedih, ia senang karena ia melihat sosok mirip Bulan, namun ia takut jika orang itu bulan maka Bulan sudah menikah dengan seorang dokter. Ia merasa sedih dan kecewa karena harus di pertemukan dengan sosok Bulan lagi. Semakin ingin melupakan wanita itu semakin mengganggu pikirannya.

Bintang berjalan lemas menghampiri Nathan dan Raka, ia tidak peduli dengan pengunjung yang memperhatikannya, bahkan ada yang mengambil foto Bintang, Raka dan Nathan pun melihat Bintang yang menjadi pusat perhatian.

***

Keesokan harinya, Bintang mengantar Raka ke bandara, setelah melihat pesawat yang di tumpangi Raka take off, Bintang memutuskan berkeliling semarang sembari mencari wanita yang mirip dengan Bulan.

Semarang memang memiliki keunikan sendiri, banyak pantai yang sangat indah untuk di nikmati, saat Bintang memutuskan untuk ke sebuah pantai, Bintang melihat sosok anak kecil yang terlepas dari rombongan di depannya.

"Awas!!" teriak Bintang saat melihat sebuah motor datang dengan kecepatan tinggi.

'Brakkk'

Motor itu menyerempet kaki Bintang yang menyelamatkan anak itu, dan kemudian menabrak trotoar.

"Dek, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Bintang dan membantu anak itu berdiri,

"Nggak apa-apa, om." Gadis itu segera bergabung dengan rombongan yang menghampiri nya.

"Terima kasih pak," ucap guru yang membimbing rombongan itu.

"Lain kali lebih di perhatikan lagi, Bu." Bintang memberi pesan pada guru itu.

Setelah memastikan anak yang ia tolong baik-baik saja. Bintang menghampiri pemotor tersebut, pemotor tersebut juga baik-baik saja, sehingga Bintang memutuskan untuk pergi. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, tubuh Bintang terjatuh tak sadarkan diri.

Semua orang yang melihat itu seketika panik, mereka mencoba menggoyang-goyang tubuh Bintang, tapi tidak ada respon sama sekali. Akhirnya semua memutuskan membawa Bintang ke rumah sakit terdekat menggunakan Mobil yang Bintang sewa dan di ikuti warga lain menggunakan motor.

***

"Ehmm." rintihan Bintang ketika sadar dari pingannya.

"Oh, anda sudah bangun. Saya panggilkan dokter dulu," ucap suster yang menjaga Bintang ketik meliht Bintang mulai membuk matanya.

Bintang melihat sekitarnya yang bernuansa putih, hingga datanglah seorang pria berkacamata dan mengenakan jas putih.

"Anda?" Bintang kaget melihat pria di hadapannya.

"Loh, pak Bintang," jawab dokter itu.

"Kebetulan sekali bertemu anda di sini, dokter Lucas." Bintang sangat bahagia melihat pertemuannya dengan dokter Lucas.

"Iya, saya akan periksa anda dulu."Lucas melakukan pekerjaannya

"Apa yang anda rasakan?" tanya lucas.

"Saya merasa sakit bagian ini dan ini." Bintang menunjuk kaki dan kepala bagian pinggir kanan.

"Oh tidak apa-apa, ini sobek sedikit." Lucas menunjukkan kaki Bintang yang sudah di balut dengan perban. "Dan ini akibat benturan, jadi sedikit benjol.. Namun beberapa hari akan sembuh kok." jelas Lucas.

"Saya boleh pulang kan?"

"Boleh, tapi tunggu satu sampai dua jam dulu." Lucas mengecek infus yang menyalur ke nadi Bintang.

"Dok," panggil Bintang dengan ragu.

"Ya."

"Ada yang ingin saya tanya kan pada anda."

"Apa?"

"Ini masalah sedikit pribadi. Apakah kita bjsa bertemu di luar rumah sakit?"

"Boleh, nanti saat anda mau pulang hubungi saya, kita bisa berbicara di luar rumah sakit."

"Baik," Bintang mengangguk setuju dengan Lucas.

Bersambung....

Próximo capítulo