webnovel

53. Si Brengsek Giolson

"Tuan sudah waktunya," peringat Harry begitu masuk ke dalam kamar tuannya. Ini memang sudah biasa ia lakukan. Mengingatkan Lucas dan mengikuti kemanapun pria dingin itu pergi. Bahkan ia bisa keluar masuk kamar Lucas tanpa harus meminta izin terlebih dahulu. Kecuali jika Lucas sudah mengusirnya, ia tak akan berani lagi masuk sebelum tuannya sendiri yang memintanya.

Lucas menatap Harry yang berdiri dengan IPad yang selalu ada ditangannya. Ah Pria itu selalu rapi dengan pakaian formalnya. Lihat ... ia sudah memakai kemeja putih yang dilapisi jas hitam dan celana kain warna senada. Tak lupa dasi hitam panjang yang menambah kesan formal dalam penampilannya. Begitu memperlihatkan bahwa dia adalah pengawal yang disiplin.

"Aku sudah menunggu," ucap Lucas lantas merapikan jasnya dan keluar diikuti Harry di belakang tentunya.

Tak ada seorangpun yang melihat mereka sudah siap akan pergi dari mansion. Semua masih terlelap karena jam masih menunjukkan pukul 04:10. Dimana para pelayan dan anak buahnya masih bergelung dalam selimut mereka. Mungkin hanya beberapa dari mereka yang tidak tidur karena tugas mereka adalah berjaga. Kau bisa bayangkan sendiri kan sebesar apa mansion seorang pengusaha tersukses di negri paman sam ini? Tentu hanya orang penting yang bisa masuk ke dalamnya dengan banyak penjagaan di luar. Bahkan seluruh anak buah disediakan tempat istirahat sendiri di luar area pribadi Lucas.

Harry membukakan pintu movbil untuk tuannya. Di dalam mobil sudah ada seorang lagi yang bertugas menyetir mobil pribadi ini. Siapa lagi kalau bukan David? Pria yang selalu membuat Harry ingin mencekiknya saat ia memutar bola matanya.

"Giolson windermouv," gumam Lucas yang melihat detail data pria asing itu. Ia tersenyum devil saat melihat wajah dalam foto itu. Masih terlalu muda untuk berurusan denganya, tapi pria muda itu berani mengikutinya dan Harry saat di Morris town dan bahkan anak buahnya hampir tak menyadarinya. Bagus sekali rencana yang ia jalankan dan Astaga ... mereka yang tidak saling mengenal bahkan bisa mempunyai ambisi untuk membunuhnya. Lalu bagaimana kabar orang-orang disekitarnya?

"Dia sudah merencanakan akan mengepung kita di perbatasan kota, Tuan," lapor Harry yang sudah mengetahui rencana busuk musuh baru tuannya itu. Ia bisa cepat mengetahui siapa Giolson setelah mata-mata dibagian Morristown memberikan laporan bahwa pria itu diam-diam menguntit keberadaan tuannya selama di sana.

"Ikuti rencananya Harry. Aku ingin melihat seberapa mampu ia akan melenyapkanku," sahut Lucas menyeringai sinis.

Siapa yang memulai permainan maka ia yang harus mengakhiri. Entah menang atau kalah. Bukankah begitu? Mari lihat seberapa keras Giolson bermain dengan tuan agung itu.

Mobil melaju cepat menuju perbatasan. Tempat Giolson akan menghadang mobil Lucas. Bukan menuju, tapi lebih kepada kepura-puraan karena ia memang berencana mempermainkan Giolson lebih dalam. Padahal seharusnya ia masih istirahat di mansionnya yang nyaman. Ah menyebalkan memang kalau sudah menjadi orang penting. Dimanapun ia berada akan diawasi sepasang mata. Dan itu sungguh membuat hidup terkekang suasana. Kehidupan yang sungguh sulit!

Dorr!

Mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah dibagian ban yang menjadikan mobil langsung sengaja ditabrakkan David ke arah pohon besar di pinggir jalan. Sepertinya mereka menembak dibagian ban belakang. Cukup pintar.

"Tuan."

"Jangan bodoh. Lakukan permainan!" tukas Lucas cepat saat Harry mengkhawatirkannya. Sementara David mencoba memfokuskan pandangannya kembali setelah terbentur setir mobil. Katakan ia kurang berhati-hati karena langsung membelokkan setir mobil dan untung saja tuannya baik-baik saja.

Harry segera keluar dari mobil dengan dahi yang berdarah. Ia agak menjauhi mobil dan langsung mengambil ponselnya. Cukup lama ia menempelkan benda pipih itu ditelinganya dan berbicara pada seseorang di sana. Sementara ekor matanya menangkap beberapa orang yang mulai mendekat ke arahnya.

David. Pria itu juga keluar dari mobil dengan gerakan tubuh sempoyongan. Ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut karena pelipisnya juga berdarah. Ia terjerembab jatuh ke aspal begitu menyandung batu kecil dan tubuhnya terlentang menatap langit dengan pandangan sayu.

Sementara Lucas. Pria itu pingsan di dalam mobil dengan wajah penuh darah. Ia memfokuskan pendengarannya saat suara alas kaki mulai mendekati mobil.

"Argh ... t-tuan ..."

Suara David?

"T-tuan ... sadarlah. Kita harus pergi, ini bahaya."

Itu Harry. Sepertinya mereka sedang mencoba membuka pintu disisi berbeda.

Dorr!

"Brengsek!"

Harry membalikkan tubuhnya saat terdengar suara tembakan tepat di belakangnya. Ia segera mengambil pistol dan mencoba memfokuskan pandangannya.

Dorr!

Tak mengenai siapapun. Harry berdecak kesal. Ia kembali memfokuskan pandangannya. Dan …

Dorr!

"David!" 

tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^

Anesa_monscreators' thoughts
Próximo capítulo