Ameera berdiri di balkon apartemen miliknya sembari menatap langit malam yang bertaburkan bintang gemintang. Hawa dingin dari angin malam membuatnya jauh lebih tenang. Wajahnya sedikit kaku dan lembab karena angin membawa uap air.
[Cih, aku merasa seperti wanita bodoh! Apa yang aku harapkan dari sebuah cincin tanpa perasaan?] Ameera menatap cincin pemberian Victor, ia merasa bodoh karena sempat tersentuh bahkan tersipu saat Victor memasangkan cincin itu pada jari manisnya.
[Pernikahanku tinggal empat bulan lagi. Apa yang harus aku lakukan untuk menghindari Victor??] Batin Ameera resah.
Ameera mencoba mencari cara agar ia bisa menghindari kewajibannya sebagai istri. Tapi mau sampai kapan dihindari? Bukankah kehadiran seorang anak akan memperkokoh perannya sebagai Nyonya Candrawinata?
[Apa aku harus menemui psikiater lagi?]
— MI VOLAS VIN —
.
.
.
Esoknya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com