Para otherworlder berjalan melewati pintu. Suaranya berdecit dari luar, terngiang-ngiang pintu yang selama ini mereka ketahui. Begitu masuk ke dalam gedung itu, terasa sekali perabotan dan desain interior sangat tidak biasa. Dimulai dari sofa hingga meja terbuat dari kaca. Bagi orang-orang yang belum mengerti teknologi seperti Attila dan Li Shuwen, terpana dengan kemewahan muncul. Selain itu, pohon kelapa ditanam dekat tiang. Beberapa kursi besi, ditaruh dekat meja. Lantai keramik, mulai terlihat retak pada bagian tertentu. Di samping kiri, bercak darah menempel pada plafon. Bekas telapak tangan menetes ke lantai.
Para otherworlder berjalan menuju jejak darah tersebut. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Allen mencolek darah dalam keadaan basah. Mengendus-endus baunya. Rina dan Yumi menekan hidungnya.
"Menjijikkan," gerutu Rina.
"Mau bagaimana lagi, Rina? Kita berada dalam Dimensi yang misterius. Percuma saja mengeluh," ujar Allen mengingatkan pada Rina.
"Tapi—"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com