"Ini tidak benar. Lepas!"
Sayangnya, protes Kiara sama sekali tak diindahkan. Bahkan jemari kekar berpindah pada pinggang ramping, memeluknya dengan sangat erat. "Inilah yang ku rindukan, baby. Apa kau tidak tahu bahwa bayangmu menyiksaku ke dalam kerinduan mendalam, huh?"
--
Tidak hanya Calvino yang tersiksa ke dalam kerinduan. Kiara juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi, pesakitan demi pesakitan yang telah Calvino torehkan menggantikan kerinduan dengan luka mendalam. Seketika itu juga bibir ranum mengukir senyum miris. "Buang jauh-jauh rasa rindumu. Kau tak pantas untuk melakukan hal itu. Pahami akan satu hal bahwa-"
"Cukup. Kau sudah terlalu banyak bicara. Sekarang giliranku yang berbicara."
"Bukan aku yang harus mendengarkanmu. Tetapi kau lah yang harus mendengarkanku. Sekarang dengarakan aku baik-baik bahwa-"
"SHUT UP!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com