Iqbal mulai terpikirkan kondisi Hanin, dala keadaan hamil muda dia harus bekerja keras, untuk anak-anak panti juga. Iqbal memikirkannya berhari-hari. Bahkan dia sempat menelfon dan memastikan apa Hanin akan menggugurkan bayinya. Iqbal merasa lega mendengar Hanin tak akan pernah menggugurkannya, walau tanpa ayahnya mungkin. Anak panti juga banyak yang seperti itu.
"Ma."
Iqbal sedang didalam kamarnya sendirian. Dia sudah memikirkannya matang-matang, bukan untuk hanin, tapi iqbal rasa itu keterikatannya dengan anak yang ada dalam kandungan hanin. Orang tuanya sedang berkumpul di depan televisi.
"Iya bal, kenapa?"
Sasya menoleh kebelakang. Iqbal mengambil duduk di satu sofa tunggal dan duduk disamping papa dan mamanya, juga ada alexa dan bisma. Bisma dan rafael sedang membahas beberapa pekerjaan. Cantika duduk dibawah mamanya, didepan sang mama, di bawah fsa dan bersandar pada kaki sang mama. Sejak tadi Sasya mengusap kepala cantika. Cantika suka sekali mama melakukan itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com