Satu minggu telah berlalu. Suasana liburan pun jadi tak begitu menyenangkan karena tragedi kematian Julia, dan seringnya Nada kurang enak badan.
Saat sampai di rumah, ia masih juga tidak enak badan. Melihatnya seperti itu, Alan jadi berpikir tentang pendekatan kehamilan atas kondisi yang kini di alami oleh Nada.
"Enggak, A'. Bukan. Masa iya baru hitungan hari udah ada aja." Justru Nada lah yang mematahkannya.
"Lho?" Alan melongo. "Siapa tahu kan? Kan kamu lagi masa subur. Mana tahu Tuhan sudah mempercayakan semuanya sama kita, trus kamu hamil." Wajahnya sangat bersemangat saat mengatakannya.
Nada masih bertahan dengan opininya. "Belum, buat tahu jelasnya tunggu bulan depan, saat aku telat haid."
"Lama amat. Enggak ah, ayo kita ke dokter, anggap aja cuma cek kesehatan kamu aja."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com