Sial, ada gym di tempat seperti ini?! Kalau begitu untuk apa pushup, situp, dan squat yang terpaksa kulakukan? Betapa kesalnya aku tidak diberitahukan tempat macam ini.
"Gymnya sedang dalam perbaikan. Jadi baru saya betulkan akhir-akhir ini. Sayang sekali kalau lelaki tegap pada usia sepertimu kurang latihan yang cukup."
"Syukurlah ada tempat macam ini," ucapku berusaha menahan rasa senang ini. Haha, kalau bisa, aku seharusnya membawa matras pada kamar berempat itu dan tidur di sini saja. Sulit sekali tidur kalau ada orang seperti Tamkin dan Kelsen dalam satu ruangan. Dengkuran mereka seperti guntur yang terus bergantian.
Adis dan aku setiap malam berusaha menyumpal mulut mereka. Tapi tetap saja, guntur dari pernapasan mereka selalu memaksa untuk keluar. Dan bodohnya lagi ketika mereka selalu menanyakan kenapa kami berdua selalu bangun siang.
Sosok Prof Anna di belakangku mengganti baju labnya mengganti baju yoga yang lekukan tubuhnya aduhai.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com