webnovel

Menjadi penguasa Keraton

Bangun dari kasur dan membersihkan diri, Jay memencet bel untuk memanggil Indah, setelah beberapa saat terdengar ketukan di pintu kamar.

Membuka pintu, Terlihat indah yang memakai pakaian maid dengan wajah yang cantik, " Selamat Pagi Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu?" tanya Indah

" Pagi Indah, ya saya mau minta tolong, nanti sarapan saya dan Mira tolong diantarkan di kamar yah, kami akan sarapan di dalam kamar" jawab Jay sambil tersenyum

" Baik Tuan muda" kata Indah membalas, kemudian ijin pamit untuk melaksanakan tugas

Kembali ke kamar dan membangunkan Mira, Jay kemudian menggendong Mira untuk mandi bersama di kamar mandi.

Setelah setengah jam, keduannya selesai Jay membantu Mira mengeringkan badan kemudian membantunya memakai pakaian, setelah selesai keduanya membuka pintu balkon kamar mereka.

Duduk di teras balkon sambil berbincang menunggu sarapan mereka datang, tak lama pintu di ketuk.

Jay membuka pintu dan membawa sarapan ke meja di balkon, sarapan bersama sambil memandang gunung dan hamparan pertanian serta peternakan yang ada di belakang Kraton.

Setelah memakan sarapan dengan lahap, keduannya santai lagi untuk sementara, sampai waktu agak siang, Eyang Darmo mengetuk pintu kamar Jay.

#############

Kini Jay dan Eyang Darmo sedang ada di ruang bawah tanah dari keraton, atau lebih tepatnya pusat kontrol dari seluruh keraton.

Jay masih ingat saat Eyang Darmo memanggilnya, untuk datang ke sebuah tempat yang dimana harus segera di serahkan kepadanya

Awalnya Jay sempat bingung kenapa harus terburu-buru, dan barang apa yang begitu penting, tapi dia tidak bertanya hanya berpikir di dalam dirinya.

Tak lama mereka sampai kembali di ruang kerja tempat Jay dan Eyang Darmo kemarin, tapi bedanya kali ini seperti aksi dalam film Eyang Darmo memutar panel gagang di laci sebelah kanan, lalu mendorong ke arah dalam laci.

Kemudian seperti sebuah mekanis laci itu naik ke atas dan membuka pintu yang seukuran satu orang, mendorong ke dalam ke arah bawah.

Melihat ini Jay terpana dan berpikir ternyata ada ruang hasia di bawah laci, sungguh menyenangkan pikirnya, seperti perburuan harta karun.

Memimpin masuk ke dalam, Eyang menyalakan lampu yang ada di sisi atas jalan masuk menuju ruang rahasia, dan kemudian lampu menerangi jalan tangga, yang terbuat dari kayu solit yang kuat.

Adapun kondisi tangga itu sendiri, memiliki lebar 50cm yang hanya cukup untuk satu orang dewasa lewat, bisa dua asal dipaksakan.

Menuruni tangga yang berjumlah puluhan tangga, kemudian Jay sampai atas bimbingan Eyang, di depan sebuah ruangan yang lebih besar, dengan sebuah lift cantik keperakan di hadapannya.

Memasuki serangkaian sandi, kemudian setelah melihat lampu hijau tiba-tiba menyala di ruangan, Eyang Darmo membuka lift dan mempersilakan Jay untuk masuk.

Setelah masuk ke dalam lift dan menutup pintu, Eyang sedikit menjelaskan, " Tuan Muda, ruangan yang kita tuju adalah sebuah ruangan yang sangat penting untuk kraton, jadi demi keamanan sehingga di bangun ratusan meter di bawah bangunan Kraton" Kata Eyang Darmo menjelaskan

" Ya saya mengeri Eyang" jawab Jay kembali

Sampai tak lama suara membuka lift terdengar " Ding" dan membuka pintu, kembali Eyang menunjukan jalan di depan.

Berjalan puluhan meter ke depan, kemudian kembali Jay di sambut oleh pintu baja besar yang berwarna hitam, kali ini ada dua Patung baja berbentuk kesatria yang berdiri di kedua sisinya, dengan badan setinggi 2,5 M mengenakan jirah hitam mengkilap.

Membuat siapapun yang melihat menghirup aura dingin, satu kesatria memegang pedang panjang satu lagi memegang tombak dan panah di punggungnya.

Tidak memberi waktu banyak kepada Jay untuk melihat, Eyang kemudian mendekati sebuah panel di pintu masuk, memasukan tanganya dan kemudian memanggil Jay " Tuan Muda mohon kemari" panggil Eyang Darmo

Jay berjalan mendeka ke arah Eyang Darmo, disana di melihat sebuah lubang sebesar tangan terbuka di dinding panel itu.

" Masukan tangan Tuan Muda ke dalam lubang ini, kemudian tahan sedikit rasa sakit Tuan Muda. Karena Tuan akan diambil darahnya untuk sebagai sampel" kata Eyang Darmo menjelaskan

" Baiklah Eyang" jawab Jau dengan patuh

Memasukan tangannya ke dalam lubang, tak lama saat Jay merasa tanganya telah sampai ke ujung, kemudian tiba-tiba seperti tersengat serangga, ada dua tusukan di atas dan bawah tangannya.

Dan tak lama ia merasa, darah di tangannya terhisap sedikit, sampai kemudian suntikan itu selesai dia merasa hisapan darahnya juga berhenti.

Mengeluarkan tangannya, saat Jay akan melihat bekas suntikan, namun ia menjadi kaget karena tidak ada bekas tusukan itu sama sekali

Tak lama kedua patung baja prajurit menjadi hidup, dan bergerak dengan perkasa ke arah gagang pintu baja dan tak lama keduannya menarik pintu baja itu dengan kekuatan mereka.

Sampai sesaat kemudian pintu baja itu terbuka cukup, Eyang Darmo memimpin Jay untuk masuk ke dalam, saat Jay melewati kedua patung baja tersebut dia menjadi kaget karena keduanya menundukan kepala sedikit saat dia lewat.

Menyimpannya dalam benak Jay, kemudian kembali mengikuti Eyang Darmo ke sebuah lorong panjang dimana suasana lorong itu sangat elegen, dengan dinding kristal hitam yang terpasang dengan cantik memenuhi seluruh lorong.

Sampai tak lama Eyang berhenti di sebuah pintu kamar, yang terbuat dari kayu yang tua dan juga kuat, samar-samar Jay merasa kayu ini lebih kuat dari pintu baja besar tadi, pikirnya.

Mengeluarkan kunci berupa keris kecil yang terbuat dari batu permata hijau, Eyang Darmo memasukannya ke dalam kunci pintu dan tak lama, setelah bunyi " crack" pintu terbuka, mempersilakan Jay untuk masuk.

Menyalakan lampu di dalam kamar Jay menjadi terpana apa yang ia lihat di dalam kamar adalah kaca transparan yang mengelilingi ruangan, dengan menampilkan gambar berbagai data yang terlihat sangan maju dan modern.

Menuju ke arah depan kamar, Jay di suguhkan oleh sebuah kursi bos besar berwarna hitam yang terlihat yaman dan bergaya, dengan berbagai kontrol panel yang ada di atas meja di depannya.

Kemudian Eyang menyerahkan kunci berbentuk senjata itu kepada jay, sambil berkata " Tuan disini lah kontrol kendali dari seluruh wilayah kraton, dan disini juga Tuan muda bisa mendapat bantuan banyak untuk melewati krisis bencana ini" kata Eyang Darmo menjelaskan.

" Baiklah Eyang, apa sekarang yang harus saya lakukan?" Jay bertannya

" Tuan muda bisa memasukan kunci yang saya serahkan kepada Tuab Muda, ke sebuah lubang yang berada di atas meja panel " kata Eyang Darmo menjelaskan

" Ok baiklah saya coba masukan" kemudian Jay memasukan kunci ke dalam sebuah lubang, tak lama setelah kunci masuk sebuah dengungan lembut terdengar dari arah meja panel.

Dan kemudian seluruh ruangan itu bercahaya, sampai tak lama sebuah sekat di depan jendela depan terbuka memperlihatkan pemandangan yang mencengangkan.

Próximo capítulo