webnovel

11-Documentary (3)

Tripod siap. Kamera siap. Tampang juga siap.

Mulai.

Selasa, 1 Maret 2028

09:50 a.m.

"Ekhem... Ekhem... Hai. Arina Rahmawati dan Ausans Amanda disini," ucap Arina mengawali video dokumenter ketiganya dengan berdiri di tengah lapangan untuk latihan tembak di Brimob. Ausans tak jauh di belakang Arina sedang belajar membidik sesuatu.

"Nama dia Ausans Amanda. Manusia ketiga yang ada di Jogja. Pintar memanah dan berkuda," ujar Arina. Ausans yang merasa namanya disebut segera membalikkan tubuh. Ia hanya melambaikan tangannya ke kamera lalu berbalik untuk latihan kembali.

"Kalian tahu, kita berdua ada di Brimob. Rencananya Tim Tasik jemput Cassini dan Thor. Mungkin jemput kita sekalian. Blue pilih tempat ini sekalian biar bisa ambil senjatanya sih. Sekarang jam sepuluh kurang sepuluh. Tim Tasik janji jemput jam dua nanti. Blue sama Thor juga belum balik dari Merapi," terang Arina.

"Kita berdua disini siap-siap untuk penjemputan. Sambil tunggu Blue datang, kita latihan menembak dulu. Nih, kalian bisa lihat. Ini perdana bagi aku buat pegang AK-47." Arina menunjukkan senjata api yang ia pegang lalu memeluknya.

DOR. DOR. DOR.

Arina tersentak. Suara tembakan Ausans mengagetkannya. Ia tidak terbiasa dengan suara tembakan seperti itu.

"Tadi aku udah latihan. Baru sekali nembak, kalian tahu, tepat sasaran! Jadi aku males latihan lagi. Mending rekam Ausans latihan. Dia berusaha keras banget tahu. Iya kan, Sans?"

Ausans hanya menaikkan tangan kanannya, memberi jempol.

Arina ingin kembali berbicara, tapi tiba-tiba suara sesuatu yang meluncur dari atas dengan kecepatan tinggi menghentikannya.

BLUMM

Beberapa detik kemudian suara ledakan terdengar. Sangat kencang. Bumi yang ia pijaki juga bergetar hebat. Beberapa material seperti genteng dan batu bata pecah terlempar ke lapangan. Arina reflek berjongkok sembari melindungi kepalanya.

"Arina, kamu nggak papa?" Ausans jauh disana berteriak.

Arina berdiri. Beberapa bangunan di Brimob hancur berantakan. Sesuatu telah ditembakkan untuk menghancurkannya.

Arina tersadar. Siapa lagi yang menghancurkannya jika bukan alien itu? Dan benar saja, langit sudah dipenuhi piringan hitam beberapa detik kemudian.

Bukan itu saja yang membuatnya panik. Brownie tidak ada. Ndeso Ndesit tidak ada. Cassini sih sudah diikat Ausans di dekatnya. Ausans sendiri juga sedang sibuk melepaskan ikatan Cassini di sebuah pohon.

Sekali lagi Arina mengedarkan pandangan. Tetap saja Brownie cs tidak nampak. Arina mengambil tas selempangnya, Brownie juga tidak ada.

Arina ingat sesuatu. Brownie-nya... Ia ingat Brownie-nya dimana.

"Kita udahi video kali ini. Bye. See you next time. Maaf kalau garing dan nggak dapet feel. Ini urgent banget."

Detik selanjutnya Arina memencet tombol berhenti, sangat panik dan terburu-buru.

Rekaman selesai.

Próximo capítulo