Dia adalah seorang pria lanjut usia, yang usianya sekitar 90 tahun. Meskipun usianya sudah tua, tatapan tajam seperti mata elang dan suara menggelegar, jelas kontras dengan penampilannya yang sudah tua.
Arima mengingat pria tua tersebut dari ingatannya, atas latar belakang yang di berikan Tuhan padanya.
"Jiji, tidak menyangka kau masih hidup sampai di jaman ini."kata Arima sambil berjalan.
Di mukanya yang keriput dia tersenyum lebar sambil menatap Arima.
"Hahaha..Tidak menyangka melihat teman seperjuanganku setelah sekian lama."Kata Kudou dengan suaranya yang memenuhi seluruh ruangan.
"Situasinya rumit, bahkan aku sulit untuk memahaminya. Bagiku belum bertemu denganmu hanya beberapa bulan yang lalu, tapi lihat penampilan mu, yang asalnya tua sekarang semakin tua kenapa kau tidak pensiun saja patriak-san."kata Arima yang sekarang berdiri di depan Kudou Retsu.
"Yang muda sedang berjuang meneruskan tekad kita, mana mungkin aku yang masih sehat hanya bermalas-malasan seperti mu..haha.."kata Kudou dengan nada bercanda.
"Lihatlah siapa yang berbicara."kata Arima sambil memiringkan mukanya.
"Jadi apa yang akan terjadi padaku?."lanjut Arima dengan tenang memandang mata Kudo dengan mata vertikalnya.
Orang-orang yang hadir di situ sangat terkesan dengan ketenangan Arima.
Bahkan jika orang luar mengetahui pertemuan orang-orang di dalam ruangan ini sedang berkumpul, mereka akan terkejut sampai ke intinya.
Tapi Arima yang sedang di tatap oleh puluhan orang berpengaruh di negara ini hanya dengan santainya mengobrol dengan rekan sejawatnya Kudo Retsu.
"Baiklah kalau begitu, mari kita mulai pertemuan hari ini."kata Kudou.
"Seperti yang kalian semua lihat, pria yang berdiri di hadapan ku ini, tidak di ragukan lagi adalah kishou Arima. Orang yang berperang bersama ku selama perang dunia ketiga berlangsung, dan juga beliau adalah pionir dari cermin Jepang saat ini, aku bersumpah atas nama keluargaku. Bahwa dia adalah Kishou Arima!."kata Retsu, suaranya menggelegar di seluruh ruangan dan bisa terdengar oleh siapapun yang hadir di situ.
"Nah..? Arima-kun bisakah kau memberitahu kami apa yang terjadi kepadamu?."kata Retsu kepada Arima.
Arima mengangguk kepada Retsu. Arima harus menjelaskannya kembali apa yang di jelaskannya kepada Yakumo Tatsuya dan Miyuki.
"Ini semua berawal ketika aku sedang bereksperimen dengan sihir mengenai aku sebagai "penjelajah waktu", mungkin bukan kata yang tepat tapi "tersesat" adalah kata yang cocok dengan kondisiku saat ini."
"Jujur saja aku sedang bereksperimen dengan sihir, tapi seketika aku menemukan badai yang sangat aneh dan bukan terbuat dari kandungan angin, gravitasi ataupun lainnya.. akupun mendapat firasat buruk, sampai aku dengan paksa merobek ruang dengan kekuatanku, lalu itulah yang terjadi aku "tersesat" di tahun ini, secara kebetulan aku terjatuh di dalam kuil Kyuchoji."
"Jujur saja aku sedikit senang dengan hasil yang kuraih, tapi aku tidak menyangka bahwa akan berakhir seperti ini, awalnya aku heran dengan nama kuil Kyuchoji yang tidak ada di dalam ingatanku, maka aku menyimpulkan bahwa Yakumo adalah aliran sesat atau semacamnya, tapi setelah beberapa pembicaraan Yakumo menerima kondisiku, untuk sementara waktu beristirahat dan mencerna informasi pada jaman ini." Jawab Arima dengan wajah tenang menjelaskan kejadian yang di alami Arima.
Tentu saja dengan manipulasi roh, otot-otot tubuh dan ekspresi, Arima berbohong di depan semua orang.
Retsu mengangguk sambil mengusap dagunya dengan jari..
"Arima-san bisakah kau menjelaskan jenis sihir apa yang sedang kau coba.?"ketika Retsu berkata seperti itu.. beberapa ekspresi di ruangan tersebut mulai tertarik.
Arima menghela nafas melihat kelakuan Retsu.
"Aku bermaksud mengembangkan sihir teleportasi jarak jauh, konsepnya dengan melipat ruang dari titik "A" ke titik "B" saling memberikan lokasi dari koordinat, tapi setelah memasuki ruang, badai aneh menghantam ku dan disinilah aku terjadi."kata Arima dengan santai menjelaskan konsep luar dari sihir [Flying thunder God] milik Namikaze Minato.
Tiba-tiba suara system' bergema di dalam kepala Arima.
[MISI SELESAI.. tuan rumah mendapatkan [FLYING THUNDER GOD]
Arima menerima kenangan tentang Jutsu itu, lalu menjelaskan sedikit lagi tentang Jutsu tersebut.
"Ngomong-ngomong apakah anda membuat Jurus ini agar.."Sebelum Retsu menyelesaikan kata katanya, Arima memotong.
"Benar.. kecoa kecil itu sudah lolos dari tanganku sebanyak duakali dengan sihir teleportasi, mana mungkin aku membiarkannya lolos lagi.."kata Arima dengan mata vertikalnya yang dingin.
Niat membunuh Arima dalam sekejap memenuhi ruangan dan membuat semua orang, tidak terkecuali Kepala dari "Ten master Clan" sedikit berkeringat, tapi Arima segera menarik niat nya dan beberap pejabat menghela nafas dan mengelap keringat yang ada di wajahnya masing-masing.
"Hahaha.. anda mencari penyihir STRATEGIS Termisterius di dunia, bahkan informasinya sampai sekarang tidak timbul sedikitpun di negara manapun, ditambah semenjak menghilangnya anda, berita tentang dirinya tidak muncul kembali ke permukaan sampai sekarang."Kata Retsu tertawa.
Menghela nafas Arima melirik ke arah Retsu kembali."Benar.. aku seperti orang bodoh yang terobsesi mengejar pria itu, mungkin dia sudah mati, karena dapat kupastikan luka yang dia terima terakhir kali dapat membuatnya mati berlahan."kata Arima.
______________________________